Part 55 : Whalien 52

1.3K 164 63
                                    

"Manusia mencoba menjadi tangan Tuhan akan gagal, karena Tuhan tak butuh bantuan manusia. Dia hanya menunggu kalian untuk meminta bantuan padanya. Sayangnya, kebanyakan manusia sekarang lupa diri..."

(Author **** POV)

Dia sudah merasa kenyang, dan perutnya serasa membuncit karena makanan yang dia makan begitu banyak. Rupanya Seokjin juga membawa cemilan yang kebetulan menjadi kesukaannya, yang membuat aneh adalah dari mana sahabat kakaknya ini tahu kesukaannya. Dia seperti seorang peramal yang tahu segala dari dalam dirinya meski dia hanya menganggap itu hanya sebuah tebakan semata.

"Jin hyung terima kasih untuk makanannya." Suasana hatinya menjadi membaik sekarang apalagi dia memakan makanan enak. Sementara Yoongi di pergi dengan alasan belanja. Mungkin... Akan tetapi Jungkook yakin jika kakaknya pergi hanya untuk maksud lain. Hanya memainkan kedua tangannya canggung.

"Kau tak apa?" Jin mengejutkan nya memberikan potongan kata yang membuat namja muda itu menoleh sembari membulatkan matanya. "Aku tidak apa..." balasan yang begitu menggantung, dia seperti tak signifikan pada salah satu ucapannya yang menunjukan sebuah keyakinan. Seperti sebuah kata rancu.

"Jangan simpan masalah mu sendirian, aku tahu bahwa kau masih menyimpan kesedihan." Mengaduk kopi hitam dalam cangkir kecilnya, ya dia sengaja meminta minuman ini pada Yoongi beberapa menit sebelumnya. Dia hanya ingin membuat lidahnya pahit agar emosinya tidak menjadi senjata pada organ pengecapnya. Sebenarnya dia benci pahit...

"Aku tidak menyembunyikan apapun." Mengatakannya dengan hal yang wajar seperti mengembangkan senyum tipis. Dia menapaki setiap inci goresan meja kayu di bawahnya, arsitektur begitu teliti, dia sendiri mungkin tak akan bisa jika belum diajarkan. Ya, seperti manusia yang tak bisa apapun sebelum diajarkan.

"Begitu ya... Ku pikir aku bisa membantumu. Tapi aku tahu kau orang gigih, jangan terlalu menutupi kesalahan kakakmu. Dia bisa saja melakukan hal yang tak dia sadari." Kepalanya dia sandarkan hanya untuk mencari kenyamanan, bukan hanya itu saja dia juga memikirkan hal ini begitu pelik. Jika tidak ada dosa... Dia ingin menjadi orang yang sedikit curang.

"Yoongi hyung dia membantu ku, jangan khawatir hyung. Dia orang yang baik.."

Seokjin menghembuskan nafas seperti kelelahan, bagaimana tidak... Dia mendengar hal itu berulang kali walau pada kenyataannya itu tak seperti pada kenyataannya. Ya, kebaikan untuk Jungkook sepertinya hanya menjadi momok kecil semata.

"Aku tahu kau akan mengatakan hal itu, tapi jangan terlalu melindungi Yoongi. Aku tak akan capek mengatakan hal seperti ini. Kau pantas mendapatkan apa yang kau dapat sekalipun itu dari orang lain."

Jungkook mendengar kan dengan seksama dia melihat bagaimana Seokjin begitu peduli padanya. Apakah benar jika selama ini dia salah mengiyakan dan hanya memungkinkan satu seseorang saja. Akan tetapi dalam mimpinya Jimin membujuknya.

Jungkook tersenyum dalam diam, jujur saja dia juga tak tahu apa dikatakan selanjutnya. Dia hanya berharap bahwa Yoongi bisa mengerti seiring waktu, mungkin sulit karena itu sudah menjadi tabiatnya sejak lahir. Akan tetapi, dia masih memikirkan benda apa yang dicari olehnya. Awalnya... Dia ingin bertanya langsung pada seseorang di sampingnya mengenai benda yang di cari kakaknya.

Tapi, tak ingin menemui sebuah kekalahan.

"Apa kau mau bermain ke pusat kota. Ada wahana, sebelum kehabisan hari karena disana tidak buka permanen." Dia melihat waktu di jam tangannya, dia ingin mengajak sedikit kesenangan pada sahabat adik sepupunya itu. Mungkin dia akan mendapatkan suasana yang beda jika mengajak Jungkook sekaligus memberikan pengalaman seorang adik padanya.

"Wah seru sekali, apakah disana ada jumping coster?" Jungkook berjingat, dia merasa senang saat mendengar wahana permainan. Seokjin tak akan menyangka jika namja muda itu haus akan permainan, dengan semangat dia langsung mengambil kunci mobilnya dan mengatakan siap maju seperti membawa pasukan. Dia mencoba melucu dengan maksut menimbulkan gelak tawa dan itu berhasil, sampai dia melihat tawa bahagia Jungkook yang tak pernah dia lihat.

Haru - Haru (Sad Story Jeon Jungkook) END ✓Where stories live. Discover now