Pencapaian

2.1K 353 16
                                    

Wah, dia hebat ya umur segitu udah punya pendapatan sendiri.

Dia juga keren deh, udah ke mana-mana jadi pembicara di seminar-seminar.

Hebat ya dia, bisa jadi pejabat di UKM, terus juga jadi asisten dosen, dan aktif di mana-mana.

Kalau dia keren banget bisa masuk kampus tiga besar itu ya, masih muda pula umurnya.

Dia diterima di perusahaan itu? Hebat banget! Padahal nyari pekerjaan jaman sekarang kan nggak gampang.

Kalau aku, apa?

Apa yang bisa kubanggakan?

Seringkali, kita hanya terpikir untuk melihat ke atas. Ke orang-orang yang sudah terlihat berhasil.

Tetapi, apa kita pernah tahu perjuangan mereka buat dapetin semua itu?

Mungkin kita nggak pernah tahu kalau diam-diam, pukul dua pagi, mereka bangun dan beribadah di saat kita lagi tertidur lelap.

Mungkin kita nggak pernah tahu seberapa sering dia melebihkan uang yang dia berikan pada ojek online yang mengantarnya ke kampus.

Mungkin juga kita nggak pernah sadar kalau dia diam-diam masukin uang berwarna merah muda ke kantong sumbangan bencana alam yang isinya kebanyakan seribu-dua ribu rupiah aja.

Dan masih banyak mungkin-mungkin yang lainnya.

Sebenarnya, nggak masalah buat kita melihat orang-orang yang sudah terlihat pencapaiannya.

Tapi jangan pernah lupa buat menghargai dirimu sendiri.

Jadikan orang-orang yang sudah terlihat keberhasilannya itu sebagai pacuan saja, bukan justru malah membuatmu rendah diri.

Kamu hebat loh, udah sampai di sini. Udah diterima kampusmu ini. Udah lulus dari SMA-mu. Udah bertahan dan sampai di sini meskipun keadaanmu mungkin nggak se-ideal keadaan orang lain.

Mungkin memang nggak sepenuhnya dibenarkan buat merasa bersyukur dengan melihat keadaan orang yang tidak lebih beruntung daripada kita. Tapi, sesekali egois buat dirimu sendiri itu nggak apa-apa loh.

Karena kalau bukan dirimu sendiri yang menghargaimu, siapa lagi yang mau?

22 Juli 2020.

Pikiranmu BerisikWhere stories live. Discover now