14.

829 101 26
                                    

"Unnie!"

Jiyeon tersenyum canggung sekaligus senang tatkala ia membuka pintu, wajah sumringah Seulgi menyambutnya. Disusul Jimin, kemudian Taehyung di belakang. Pria itu menaik turunkan alis sembari sudut matanya mengarah pada Seulgi yang berjalan ke arah dapur bersama Jimin.

"Mereka memaksa berkunjung, katanya sudah lama tidak melihatmu."

Bibir Jiyeon menggerutu tanpa sadar. Biarpun bukan kali pertama menerima pasangan kekasih itu sebagai tamu, tetap saja Jiyeon tidak sedekat itu dengan Seulgi, tapi mereka memiliki hubungan yang baik. Berbeda dengan Jimin, kelakuannya hampir sama saja seperti Taehyung.

Seulgi bukan tipe gadis yang canggung dan kaku. Terbukti ia luwes mengeluarkan belanjaan dibantu Jimin, menempatkannya di atas meja makan dan terlihat nyaman di dapur, seperti sudah sangat sering berkunjung saja. Mau tak mau demi kesopanan, Jiyeon bergegas menyusul.

"Biar kubantu," potong Jiyeon kala Jimin mencoba mengelompokkan beberapa belanjaan mereka.

"Aku mau ke Taehyung saja kalau begitu, Noona."

Jiyeon pun menggumam. Ditinggal Jimin, suasana jadi sepi. Mungkin cuma Jiyeon yang tidak biasa dengan dentaman jantungnya, sebab Seulgi malah bersenandung ringan sambil sesekali menggoyangkan badan.

"Unnie, kudengar kau sudah kembali dengan Taehyung." Seulgi membuka pembicaraan setelah memastikan Jimin cukup jauh dari jangkauan mereka.

"Begitulah."

"Jimin bilang, Taehyung jadi lebih bahagia, seperti dulu. Dia juga tidak pernah bertemu perempuan lain selain kau, Unnie."

Bibir Jiyeon menyunggingkan senyum. Menyadari perubahan itu. "Kupikir juga begitu."

"Sejak kapan kalian kembali?"

"Hampir satu bulan, mungkin?" Dahi mulusnya berkerut, sedikit tidak yakin. Ekspresi wajahnya membuat Seulgi tergelak, tak percaya.

"Astaga, kenapa bisa lupa, sih!"

Ternyata berbicara dengan seseorang tak semenakutkan yang Jiyeon kira. Padahal, Jiyeon mati-matian memutar otak untuk mencari topik pembicaraan. Tetapi, ternyata mereka hanya butuh obrolan sederhana untuk mencairkan suasana.

Kembali Jiyeon mengulas senyum. Beruntung Seulgi itu sosok ceria dan bisa menempatkan diri di segala situasi. Jika bukan gadis itu duluan yang menyebrangi benteng pertahanan Jiyeon, mungkin sampai sekarang mereka tidak akan kenal.

Mereka kenal ketika Jimin membawa Seulgi saat ia bersama Taehyung makan malam bersama. Kemudian semua terjalin begitu saja. Melihat seniornya di dunia hiburan, Seulgi sangat antusias dan cepat dekat dengan Jiyeon. Meskipun fakta sebenarnya, dalam diri Jiyeon masih sering merasa canggung jika bertemu juniornya tersebut.

Kalau diingat, Jiyeon bahkan lupa kenapa ia jadi susah bersosialisasi; menjadi sosok kaku dan sering gugup di lingkungan baru. Padahal dulunya ia memiliki banyak sekali teman kalangan selebriti, tetapi mungkin masalah di masa lalu secara tidak langsung membentuknya menjadi pribadi baru yang lebih pemilih. Baik itu dalam urusan pertemanan, maupun percintaan.

Seperti teringat sesuatu, Jiyeon bertanya cepat, "Apa kau sudah menerima kadomu dari Jimin?"

Gadis di sampingnya mengangguk. "Sebelum ke sini. Aku kaget karena Taehyung menunggu kami." Kemudian sedikit melirik ke arah jam yang menunjukkan pukul sembilan malam. "Bahkan kami berkunjung terlalu malam."

"Tidak masalah. Aku senang kalau apartemen ini ramai."

"Oh, apa kau tinggal di sini, Unnie?"

1000×; ー Kim TaehyungWhere stories live. Discover now