34

15 0 0
                                    

Setelah beberapa menit, gue sadar dengan keadaan dan mendorong tubuh Andre dengan lembut.

Andre natap wajah gue dengan tersenyum dan mengusap bibir gue dengan ibu jarinya.

“mau lanjut jalan atau mau disini?” tanya Andre tersenyum sinis.

Gue yg paham dengan jalan pikiran Andre yg omes (otak mesum) itu, langsung melangkahkan kaki menyusuri jalan kecil yg sedari tadi belum menampakkan ujungnya itu dan Andre mengikuti langkah gue dari belakang.

Gue berlari sekuat yg gue bisa supaya cepat sampai ditujuan.

“nad, tungguin gue. Lo jangan larian kyak gtu. Ntar disangkain orang gue udah macem-macemin lo” teriak Andre ketika ngeliat gue yg semakin mempercepat langkah.

“bodo lah. Lo apaan coba. Gue kaget” ucap gue kesal tak terima dengan tindakan Andre.

“okee, gue minta maaf. Tungguin gue dongg” ucap Andre.

Dan gue menghentikan langkah.

“lo serem banget kalo lgi marah. Gue mnta maaf ya” ucap Andre dengan wajah penuh harap.

“hhm” ucap gue singkat.

Lalu Andre kembali gandeng tangan gue dan berjalan menuju taman. Seketika amarah gue reda begitu saja. Segampang itu gue maafin Andre.

Taman yg kami tuju udah keliatan didepan mata. Akhirnya, sampai juga. Gue lelah, jalanan kecil itu persis seperti mendaki gunung.

Posisi gue dan Andre berada diseberang taman. Gue dan Andre memilih duduk diseberang taman tepatnya dibawah sebuah pohon besar.

Terlihat rombongan anak SMA dari sekolah lain didekat kami berdua, gue dan Andre pindah ke tempat lain. Ya meskipun tetep dibawah pohon juga.

Dibawah pohon itu gue bisa melihat jelas taman yg dikunjungi oleh banyak anak-anak disana. Banyak anak kecil yg sedang berlarian dan bermain di arena permainan yg ada di taman itu.

“yah, yg biasa jualan minum lgi ga jualan hari ini” keluh Andre ketika melihat kearah taman.

Memang, ditaman itu biasanya ada yg berjualan makanan ringan dan minuman. Tetapi hari ini tidak terlihat ada yg berjualan disana.

“yaudah sih gapapa” ucap gue tersenyum ke Andre.

“padahal gue haus. Seriusan” ucap Andre.

“lah knapa ga bilang daritadi. Kita kan bisa mampir dulu ke mini market deket masjid tadi” ucap gue.

“yaudah deh, gue tahan aja” ucap Andre lalu menyandarkan tubuhnya ke punggung gue begitu juga sebaliknya.

Gue yg tengah asik cerita ke Andre, tapi Andre tak menggubris cerita gue. Gue ngerasa ada yg menjanggal ditas gue.

Ketika gue noleh kebelakang, terlihat Andre yg sedang memasukkan daun yg jatuh kedalam tas gue.

“iih lo apa-apaan sih” ucap gue sambil menghadap ke Andre dan membuang semua daun yg ditas gue.

Andre hanya tertawa puas ngeliat kelakuannya sendiri. Emang tu anak jahilnya kebangetan. Dikira gue tong sampah-_-

Setelah beberapa menit gue dan Andre duduk dibawah pohon yg sejuk itu, tiba-tiba Andre meraba saku celana dan memeriksa tasnya.

“lo ngapain sih?” tanya gue ketika ngeliat Andre bangkit dari duduknya dan melihat area sekitar.

“lo liat Hp gue ga?” tanya Andre.

“hah? Bukannya lo yg pegang daritadi?” tanya gue.

“nad, lo ga nyembunyiin Hp gue kan?” tanya Andre.

“ih, buat apa? Gue ga sejahil itu” ucap gue.

“coba liat di tas lo” pinta Andre.

Lalu gue membuka tas dan mengeluarkan isinya. Ya meskipun Cuma ada buku cetak biologi.

“gaada ndre. Coba lo inget lagi. Terakhir dmna? Seinget gue barusan lo megang Hp” ucap gue.

“coba lo berdiri” pinta Andre.

Lalu gue berdiri dan memeriksa area disekitaran gue duduk dan Andre meraba kantong celana olahraga gue.

‘hm. Kesempatan dalam kesempitan’ gumam gue dalam hati.

Lalu gue dan Andre berpencar mencari disekitar area yg kami tempati.

Terbesit dipikiran gue untuk melangkahkan kaki ke tempat pertama kali gue dan Andre tempati. Yap, pohon besar itu.

Dari kejauhan, gue ngeliat sebuah benda persegi berwarna putih.

“ndre, sini cepetan. Coba lo liat, itu apaan” jelas gue ke Andre sambil menunjuk kearah pohon besar yg kami tempati tadi.

Dan Andre langsung berlari ke pohon besar itu. Alhasil memang benar, Hp Andre tertinggal dibawah pohon besar itu.

Lalu Andre melambaikan tangan dengan Hp yg digenggamnya. Seketika gue lega, akhirnya Hp Andre ketemu. Dengan langkah cepat, gue menyusul Andre.

“gue gatau lagi dah kalo Hp ni beneran ilang. Ini Hp gue dapetinnya harus nabung dlu selama setahun. Sumpah dah, gue jantungan. Coba sini lo rasain jantung gue” jelas Andre.

Lalu Andre meletakkan tangan gue ke dadanya. Terasa degupan kencang dijantung Andre. Gue ngerti gimana prasaan Andre dan gue langsung merangkul lengan Andre lalu mengusap lengannya dengan lembut seraya memberikan ketenangan untuk Andre.

Gue dan Andre duduk kembali dibawah pohon yg rindang. Bukan pohon yg terakhir kami tempati tetapi ini pohon yg mengarah ke jalan kecil itu.

Dengan perasaan yg masih shock, Andre merebahkan tubuhnya disamping gue dan paha gue sebagai bantalan kepalanya.

Refleks gue mengusap rambut Andre seolah dia butuh ketenangan. Lalu, dengan lembut Andre meraih tangan gue dan menutupi matanya dengan telapak tangan gue.

Gue ngerti, Andre butuh seseorang yg bisa menenangkannya saat ini. Dengan ide jahil, gue mengangkat telapak tangan gue dari wajah Andre.













Next part...
Jangan lupa vote dan koment juga 😊 thanks ✨








Tbc...

Story Of My Life "My First"Where stories live. Discover now