Chapter 4: (Y/n)'s POV

750 170 21
                                    

Maap 3 hari ilang 🤧

Abis kena flu :')

Btw, numpang teriak meski telat.


WOYY WOYYY ADA TANGGAL DEBUT! UDAHAN JADI BADUTNYA 😭😭😭 /sementara/

Meskipun udah feeling bakal delay karena teaser keluarnya baru-baru ini padahal katanya Juli debut, aku gak papa. Ikhlas, ridho, yang penting anak-anakku akhirnya debut :')


Happy reading!^^



~°~°~



Suara bell menjadi penanda bahwa kegiatan belajar mengajar dihentikan untuk sementara waktu. Para siswa di kelas mulai berhamburan keluar dari kelas. Ada yang memilih untuk mengisi perut di kantin, membaca buku di perpustakaan, juga beberapa terlihat pergi ke lapangan untuk bermain-main.

Aku sendiri masih bertahan di kelas. Tanganku masih sibuk mencatat poin-poin yang berada di papan tulis. Maklum, masih belum terbiasa menulis hangul sehingga membutuhkan waktu cukup lama.

"(Y/n)." Panggilan itu membuatku menoleh. Kulihat teman sekelasku, Yoshi, berdiri di samping meja sambil memegang beberapa buku catatan di tangannya. Lelaki keturunan Jepang itu memiliki rambut cokelat terang yang dibelah dua, menampakkan keningnya yang indah. Seragamnya sangat rapi dan wangi. Sejauh ini yang kulihat ia adalah siswa paling teladan di kelas.

"Hai Yoshi," sapaku seraya menaruh pulpen dan menyerongkan tubuh untuk fokus memperhatikannya.

"Minggu depan sudah ujian tengah semester. Kupikir kau membutuhkan bahan untuk belajar karena baru bergabung, jadi aku berniat meminjamkan buku catatanku yang cukup lengkap," ucapnya seraya mengangkat buku-buku itu. "Apa kau mau?"

"Ohh! Tentu! Aku akan sangat terbantu. Terima kasih banyak, Yoshi," sahutku senang.

Lelaki itu tersenyum tipis. "Mau kusimpan di lokermu? Kau fokus saja dengan catatannya."

"Boleh, terima kasih banyak ya," ucapku kemudian memberikan kunci loker padanya. Usai menaruh buku catatan di loker yang terletak di bagian belakang kelas, lelaki itu kembali. Ia menaruh kunci di atas mejaku dan mendudukkan diri di depanku.

"Sudah hampir selesai?" tanyanya seraya menaruh dagu di atas sandaran kursi. Matanya menatap catatanku lekat-lekat.

Aku tersenyum seraya merapikan alat tulisku. "Sudah selesai."

"Mau ke kantin bersama? Tampaknya orang-orang sudah pergi duluan," tawarnya.

Aku tersenyum dan mengangguk. "Tentu, kenapa tidak?"






Tbc~


Yoshi nehhh~

Ada yang baru ambyar sama doi? :')

Once Again [Treasure Imagine Series]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang