23

434 68 24
                                    

Bukan Seongwoo namanya jika tidak mengambil kesempatan dalam kesempitan. Sedari tadi dia terus saja menempel pada Hyeyoon seperti perangko. Dia bahkan sebisa mungkin untuk terus mencari perhatian Hyeyoon. Rasa rindu yang sudah lama dia pendam akhirnya bisa berkurang karena melihat wajah manis yang ada disampingnya. Tapi sayangnya, waktu berlalu begitu cepat. Dan disinilah dia sekarang, di depan sebuah rumah tempat Hyeyoon tinggal. Rasanya baru beberapa menit yang lalu dia bertemu dengan gadis itu dan sekarang dia harus kembali menahan rasa rindunya sampai mereka dipertemukan kembali.

"Terimakasih Seongwoo-ya" ucap Hyeyoon saat dirinya berada tepat di depan pintu menatap wajah Seongwoo yang perlahan berubah. Dia seperti tidak senang jika harus berpisah secepat ini. Yang biasanya mereka akan bertemu setiap hari tapi sekarang ini susah untuk mencari waktu.

"Hyeyoon-a, bisakah kita bertemu lagi nanti? Setiap hari seperti dulu? " Seongwoo berusaha menggenggam tangan Hyeyoon berharap jika seperti ini Hyeyoon akan luluh dengannya.

"Maaf Seongwoo-ya. Kau tahu kan menjadi mahasiswi itu tidak mudah. Bahkan saat senggangpun aku harus mengerjakan tugas."

Seongwoo hanya menghel nafas. Dia sudah tahu gadis itu akan memberikan alasan padanya. Memang masuk akal hanya saja Seongwoo merasa Hyeyoon memang tidak ingin bertemu dengannya lagi. Lihat saja, dia bahkan masih bisa tersenyum bahagia disaat mereka tidak bertemu, tidak seperti dirinya yang terus uring-uringan setiap saat berharap keberuntungan berpihak padanya.

"Sebaiknya kau juga pulang. Sekali lagi terimakasih karena sudah mengantarku" ucap Hyeyoon lalu membalikkan badannya. Saat dia ingin meraih gagang pintu, ucapan Seongwoo membuatnya terkejut.

"Sebenarnya kau memang tidak ingin bertemu denganku kan? Kau sengaja menjadikan kuliah mu sebagai alasan. " Seongwoo kembali meraih tangan Hyeyoon. Tatapan lembut yang selama ini dia berikan seketika berubah.

"Tentu saja kau senang tidak bertemu denganku. Kau bisa menghabiskan waktumu berduaan dengan Rowoon. Kau pasti sangat bahagia kan? "Jujur, semakin hari pikiran Seongwoo semakin tidak jelas, dia sering berpikiran negatif dan bertingkah seolah Hyeyoon sudah menjadi miliknya seorang. Dia kehilangan kendali pada dirinya sendiri. Dan tidak tahu apa yang menyebabkannya berubah menjadi seperti ini.

"Apa maksudmu? " Hyeyoon terus berusaha melepaskan cengkraman Seongwoo pada tangannya. "Kau menyakitiku"

Seakan sadar dengan perbuatannya, Seongwoo mulai melonggarkan genggamannya. Pandangannya yang semula menusuk berubah seperti semula. Sama dengan sosok yang selama ini Hyeyoon kenal.

"Maaf. " ucap Seongwoo sambil memeriksa pergelangan Hyeyoon yang terlihat memerah akibat ulahnya sendiri.

"Lebih baik kau pulang sekarang. Sepertinya kau harus menenangkan dirimu sendiri. Dan aku harap saat kita bertemu lagi kau tidak akan melakukannya hal itu lagi"

Tanpa menunggu Seongwoo menghilang dari hadapannya, Hyeyoon langsung melangkah masuk kedalam. Dia sedikit kecewa pada Seongwoo yang selama ini tidak pernah menyakitinya menjadi orang yang seperti itu. Tapi dia tetap berusaha berpositif thinking dan memaklumi sikap Seongwoo.

Saat Hyeyoon baru saja ingin kembali menutup pintu, seorang pria jangkung sudah berdiri di depannya saat ini dengan wajah tanpa ekspresi tapi matanya terpancar kekesalan. Tangan pria itu menghentikan Hyeyoon agar dia tidak berjalan menjauhinya.

"Bukankah aku sudah mengatakan padamu jangan dekat-dekat dengannya lagi? " Hyeyoon meringis kesakitan saat menyadari bahwa tangan yang digenggam Rowoon saat ini adalah tangan yang sama yang memerah akibat ulah Seongwoo.

"Kenapa aku harus menghindarinya? Dia itu sahabatku. "

"Apa ini tetap membuatmu berpikiran bahwa dia sahabatmu?" Rowoon mengangkat tangan Hyeyoon tepat di depan wajah gadis itu. Sebenarnya sedari tadi dia sudah memantau mereka semenjak dia mendengar Hyeyoon menyebut nama pria yang masih dianggapnya sahabat itu. Tapi dia lebih memilih untuk menjadi penonton saja karena dia tahu dia tidak memiliki hak apapun untuk ikut campur.

You're The Only OneWhere stories live. Discover now