1

445 58 8
                                    

Pagi ini aku sudah siap dengan kepindahanku ke Bandung, lebih tepatnya aku di pindah tugaskan ke daerah Lembang Bandung. Sudah menjadi tugasku sebagai seorang dokter yang harus bersedia ditugaskan dimanapun. Kini aku dan ketiga keponakanku sudah dalam perjalanan menuju Bandung. Sekolah mereka sudah kuurus minggu lalu, aku memasukan mereka ke sekolah boarding yang tidak jauh dengan rumah dinasku di Cibodas.

Aku sudah yatim piatu dan aku juga kehilangan kedua kakakku juga kedua kakak iparku. Mereka meninggal dalam kecelakaan pesawat pribadi kami, saat itu usiaku masih 20 tahun. Sementara ketiga keponakanku masih balita, aku harus menjadi ibu sekaligus ayah untuk mereka di usiaku yang jujur saja aku pun masih membutuhkan kedua orang tuaku. Aku masih kuliah kedokteran saat mereka semua pergi untuk selama-lamanya.

Ayah meninggalkan perusahaan yang cukup besar, beruntung aku masih di bantu oleh pengacara Ayah sekaligus teman baik Ayah. Beliau membantuku dalam menjalankan perusahaan, meskipun aku harus berkejaran waktu di sela kuliahku dan mengurus ketiga keponakanku. Sekarang perusahaanku dikelola oleh sahabat sekaligus sepupuku Cindy, meskipun dalam satu bulan aku harus datang ke kantor untuk menghadiri rapat dengan klien atau harus menanda tangani berkas yang tidak bisa di wakilkan oleh Cindy.

Shasi Olivia Chandra adalah nama lengkapku yang bulan lalu baru saja menginjak usia 26 tahun. Aku adalah lulusan terbaik dari Untiversitas Indonesia, sebetulnya dulu Ayah sudah memintaku untuk sekolah di luar, tapi aku menolaknya. Aku mempunyai janji untuk kuliah di UI dengan jurusan kedokteran, dan aku sudah menepati janjiku. Dulu aku memiliki sahabat dia seorang laki-laki, kita sudah bersahabat sejak kita sekolah taman kanak-kanak. Dia bernama Ramadhan Athala Kusuma tapi aku memanggilnya Ale, itu adalah panggilan kesayanganku untuknya. Dia juga selalu memangilku Sasha sebagai panggilan kesayangannya.

Seiring berjalannya waktu kita bertumbuh remaja hingga kita mulai merasakan suka pada lawan jenis. Sahabatku itu adalah cinta pertamaku, karena sampai saat ini aku masih sangat mencintainya. Tapi dia dan keluarganya menghilang saat kita masih kelas 11 SMA. Aku sangat kehilangan dia, karena aku tidak mengetahui penyebab hilangnya mereka. Aku sudah menanyakan kepada orang tuaku juga kakak-kakakku, tapi semuanya tidak ada yang memberitahuku. Semuanya bungkam hingga saat aku sedang koas aku mendapatkan informasi tentang Ale dan keluarganya. Ale tinggal di Lembang hanya itu informasi yang aku dapatkan, dan saat aku di minta untuk ditugaskan di Lembang dengan senang hati aku menerimanya. Entah ini takdir atau memang sebuah kebetulan aku harus berada di kota yang sama. Setidaknya aku bisa mencari informasi untuk mencari Ale.

Sudah sampai di kantor kecamatan Lembang, setelah menghadiri acara penyambutan untukku aku di antar menuju Puskesmas tempat aku mengabdi nantinya. Sebagai kepala puskesmas di daerah yang cukup jauh dari pusat kota, daerah yang akan kutempati nanti di kelilingi perkebunan sayur dan bunga tentunya aku harus bisa membiasakan diri dengan udara yang cukup dingin. Sesampainya di puskesmas aku hanya memperkenalkan diri kepada para tenaga medis yang ada di sana. Besok aku akan memulai pengabdi untuk membantu kesehatan masyarakat yang ada di sini.

Setelah dapat kabar bahwa aku dipindah tugaskan ke Cibodas, Cindy sengaja membeli rumah yang dekat dengan tempatku bekerja. Rumahnya berada di tengah perkebunan bunga, tapi aku sangat menyukainya karena aku di kelilingi oleh bunga yang selalu menjadi favoritku, mawar adalah nama lain dari Olivia dan nama itu adalah nama tengahku. Ada empat kamar yang ada di rumah utama dan kamar untuk yang bekerja membantuku di rumah ini ada di paviliun. Awalnya mereka meminta untuk tinggal di asrama tapi aku tidak mengizinkan, aku masih belum siap jauh dari mereka, karena hanya mereka keluargaku yang kupunya saat ini.

Makan malam sudah siap, malam ini Bude memasak sup iga yang di request oleh anak-anak yang belum terbiasa dengan udara dingin di sini. Cindy masih menemaniku disini untuk memastikan semuanya sudah aman, dan dia akan kembali ke Jakarta lusa karena kantor memang sangat membutuhkan dia. Mungkin setiap minggu dia akan datang menjenguk kita atau kita yang akan pulang ke Jakarta. Bude adalah asisten rumah tangga yang sudah bekerja sejak aku kecil, aku mengajaknya karena aku ingin beliau menemaniku di sini. Semenjak Mama pergi Bude lah yang selalu mengerti keadaanku, dia juga yang selalu mendengarkan keluh kesahku saat aku sedang merindukan keluargaku.

"Onty Sha aku mau tambah sup iganya, ini buat perut aku hangat." Pinta Nochy yang mulutnya masih penuh dengan wortel.

"Boleh dong sayang, habiskan juga sayurnya supaya Nochy tambah sehat dan cerdas. Mayka sama Kaio mau tambah juga?"

"No Onty aku sudah tambah dua kali dan aku juga sudah makan empat perkedel." Jawab Mayka.

"Aku juga sudah tambah tadi Onty, tapi aku mau susu coklat sebelum tidur boleh kan?"

"Boleh, nanti kamu minta tolong Teh Ani untuk buatkan susu, tapi jangan lupa sesudah minum susu kalian harus gosok gigi sebelum tidur oke?"

"Siap Onty." Jawab mereka kompak.

Senang rasanya melihat anak-anak sehat dan cerdas, mereka juga selalu menurut denganku. Mereka cukup berprestasi dalam bidang akademik, meskipun aku hanya menemani mereka saat belajar, itupun hanya sebentar karena akupun dulu harus menyelesaikan tugas-tugas kuliah juga memahami berkas kantor yang harus aku pelajari. Cindy baru kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan sekolahnya di Inggris dan langsung membantuku mengurus perusahaan.

Mengantarkan anak-anak tidur di kamarnya masing-masing adalah salah satu bagian favoritku bersama mereka, medengar kata "I Love You" dari bibir ketiga laki-laki kecil itu seperti sedang mengisi baterai di hatiku. Cindy datang dengan membawa coklat panas, kini saatnya kita untuk girls time, hanya sharing tentang apa saja.

"Cin, kamu gak pingin nikah?"

"Aku gak minat Cil, rahimku sudah di angkat ketika tumor semakin membasar dan membuat rahimku rusak. Kalau aku menikah aku sama saja akan menyiksa pasanganku nantinya, karena pasti dia akan mengharapkan anak setelah pernikahan nanti. Biar aku mengurus kalian dan perusahaan saja, aku sudah banyak hutang budi pada keluargamu, jadi ini saatnya aku mengabdi untuk keluarga ini."

Mendengar ucapan Cindy tadi, air mataku sudah lolos membasahi pipiku. Aku sangat sedih mengingat perjalanan hidup Cindy yang cukup tragis, di tinggalkan kekasihnya 2 minggu sebelum pernikahan, lalu dia juga harus merelakan rahimnya. Aku memeluk Cindy dengan sangat erat, aku ingin dia tau bahwa aku sangat menyayanginya.

"Ini kota yang sama dengan Ale, kamu mau mulai cari dia kapan?"

"Nanti saja, aku mau fokus dulu untuk puskesmas ini."

"Kejar cinta kamu, kamu berhak bahagia Cil."

Kata-kata itu yang terucap dari Cindy sebelum dia tidur di sampingku, dan itu membuat aku kembali teringat dengan Ale. Hanya kalung ini yang kupunya yang di berikan Ale saat ulang tahun ke 17 ku, dan lucunya kita memberikan benda yang sama. Kalung dengan liontin koin yang bertuliskan nama kita di kedua sisinya. "Apa kamu masih mengingatku Le?" gumamku dalam hati. Dan mataku terpejam berharap bisa bertemu dengannya di mimpi.

🦋🦋🦋

Ini cerita k 3 Ambu karna cintaku belum kembali tinggal beberapa part lagi. Vote n komen yaa tentang part ini,,

Shasi Dan AthalaWhere stories live. Discover now