01

676 77 31
                                    

"Bre bre, cepet! Gerbangnya mau di tutup noh!", seru yang surainya coklat.

"Gak lu kasih tau juga, gue udah paham woi!", balas yang surainya abu-abu.

"Ah, jangan banyak bacot kalian! Mepet nih!!!", kata si surai pirang.

Gerbang sekolah jaraknya tinggal beberapa langkah, tapi bapak satpam tidak kasih kendor bos.

"Mana sempat keburu telat. Heem, mana sempat." kata bapak satpam dengan seringai licik dan kumis tebalnya. Hendak menertawakan keterlambatan Sanbego, di hari pertama sekolah.

[✨]

Mari author perkenalkan, siapakah Sanbego itu, para pembaca sekalian!

Sanbego adalah kelompok trio yang sudah jelas terkenal akan kebodohannya seantero SMA Negeri 1 Yumenosaki. Menurut rumor yang beredar, Sanbego selalu ada di tiap angkatan, akan tetapi Sanbego di angkatan ini yang paling terkenal sepanjang jalan kenangan. Karena katanya, Sanbego pada generasi ini diberi rejeki lebih berupa tampang yang indah.

Sudah cukup prolognya, mari capcus ke anggotanya.

Anggota pertama, bolehlah kita sebut M. Chiaki. Anak kelas 3, jurusan IPS setempat. Sekaligus menjabat sebagai kapten tim basket sekolah. Di situlah poin plus dia sebagai manusia. Satu-satunya anggota Sanbaka yang ga pernah pulang setelah Maghrib. Takut kelewatan Robokar Poli.

Yang kedua, S. Izumi anak kelas 3, jurusan IPA. Percaya atau gak percaya, tempat main dia kalau ga sama Sanbego, di perpustakaan. "Ngapain baca buku, numpang wifi lha." tuturnya. Di beberapa waktu, Izumi ijin tidak masuk sekolah karena pekerjaannya sebagai model majalah Kart*ini.

Ketiga, entah yang terakhir atau bukan, H. Kaoru anak kelas 3 Bahasa. Cewek mana sih, yang gak kenal sama dia sebagai perayu maut berujung baper? Kelihatannya begitu, tapi Kaoru ini anak rohis, jangan di remehin. Ya meski sering ditegur ketua rohis setempat karena sering bolos kegiatan sih.

Setelah perkenalan singkat tadi, mari kita lihat apa yang Sanbaka lakukan saat ini. Yap, dijemur depan tiang bendera. Akibat telat di hari pertama. Dan lebih mirisnya lagi, cuma mereka bertiga yang mendapat hukuman. Karena bapak satpam jengkel sekaligus ingin iseng. Isengnya tidak main-main rupanya.

"Kan, kita kena jahilnya si kumis lebat itu! Kalian sih, bacot mulu!" seru Izumi pada dua temannya. "Bego! Itu kalimat gue tadi!" balas Kaoru, lantas Chiaki ikut-ikutan "Bre, ngapain lu ngatain Sena bego, kita  bertiga bukannya Sanbego?". 

"Ngaku kalian ya!" seru pak satpam sembari berjalan mondar-mandir dengan tangan menyilang di balik punggungnya. "Bagus kalau kalian merasa bego. Setidaknya kejengkelan saya berkurang." sambungnya kemudian. "Bapak ngapain jengkel ke kita?  Saya merasa gak ada salah sama bapak." celetuk Izumi, dalam posisi hormat menghadap bendera yang berkibar di atas sana.

"Coba kalian ingat, apa yang kalian perbuat waktu kelas dua dan kelas satu kemarin. Ingat baik-baik!". Ketiganya terdiam, merenung sejenak lalu menggeleng bersama "Ga ada tuh pak. Bapak kali, yang baperan!". "Ndasmu baperan! Mosok kalian gak inget, waktu itu saya pernah jatuh ke got depan sekolah gara-gara kalian bertiga rebutan buat beli cilok!?".

Ketiganya masih kompak menggeleng bersama.

"Terus terus waktu itu, pas ada acara kemah di sekolah, kalian mojok-mojok dekat pohon mangga sehabis renungan malem. Bikin saya kaget sampai bikin saya demam? Inget?!".

"Enggak.".

"Hari terakhir masuk sekolah pas kalian kelas dua, inget ngga kalau kalian ngunci pager pas saya masih di dalam?".

"Enggak juga tuh.".

"MOSOK GA ADA YANG KALIAN INGAT SIH!?" teriak pak satpam. "Eh eh pak, lihat tuh. Ada mobil mau masuk." ucap Izumi sambil nunjuk ke arah belakang bapak satpam. Refleks, beliau pun memutar badannya ke belakang "Ye, cuma tossa pengangkut sampah. Ngapain saya sambut, EH! JANGAN KABUR KALIAN!". Chiaki, Izumi, Kaoru ketiganya sudah melarikan diri ketika bapak satpam sedang lengah. "Gue gamau ya, item sia-sia gara-gara kena hukum. Skinker rutin gue ga faedah." ujar Izumi dengan ketus. "Elo jelek ya, make skinker? Gue dong, ganteng alami." ejek Kaoru, lantas tertawa setelahnya. "Eh bre, katanya muka lu kemarin merah merah gara-gara salah bedak? Sekarang udah sembuh ga?" tanya Chiaki, sambil terus berlari. "Ganteng alami katanya, bhaks! Omong kosong!" Izumi menatap Kaoru dengan tatapan jijik. "Ah mulut ember lo! Ga asik!" Kaoru menampol Chiaki "Sakit bre! Gue salah apa sih sama lo!".

[✨]

"Kalian ngos-ngosan habis darimana? Di tagih utang gorengan?" tanya Kuro, ketika melihat tiga teman angkatannya datang menghampiri gedung kelas 3 dengan nafas terengah-engah. "Oh Kiryu! Tadi kita bertiga di caring, terus diajak lari sama Sena. Yaudah gue ikutan!" jawab Chiaki, yang udah ga ngos-ngosan. "Buset, anak-anak basket apa gak menderita punya kapten kayak elu... Lari sebegitu jauhnya ga pegel..." ujar Kaoru, yang baru sampai. Izumi yang menyusul di belakang ikut menyahut "Gawean gue sebagai model tidak terasa seberat ini. Kaki lu, kaki baja apa gimana.".

"Kalian masih muda udah sambatan. Apalagi saya yang udah tua.".

"Yakan, situ kakek." kata Kaoru. "Ada yang bilang kalau sinar matahari pagi bagus buat tulang. Tapi kok saya makin ringkih ya?" ujar Rei, dengan membawa payung dan menyeruput teh anget yang dibungkus plastik. "Mau meninggal.". "Kaoru-kun kalo ngomong bisa aja menyakiti hati saya ya.". "Biar ga rapuh kayak badannya." ujar Kaoru lantas pergi meninggalkan Rei.

"chiaki~ chiaki~" suara gemulai itu membuat Chiaki menoleh ke sumber suara. "Kanata! Ada perlu apa?". "kita ada di kelas yang sama tidak, tahun ini~? kalau iya, aio bareng-bareng." tukas Kanata dengan aksen khasnya. "Bareng-bareng kemana ya?" Chiaki balik tanya. "kemana?" Kanata ikutan nanya "Eh? Gatau. Ke air mancur depan ruang guru?". "ayo,chiaki~" keduanya pun ikutan pergi.

"SENAAAA!!! PEER FISIKA KU SEMESTER KEMARIN BELUM SELESEEE!".

"Kalo ada kepala oren nyari aku. Bilangin, Sena Izumi capek. Makasih." ucapnya pada Kuro, yang langsung di-iya-kan saja, dan cepat-cepat enyah dari sana. "Eh,eh! Tau ngga, Sena mana???" Leo datang menghampiri Kuro, lalu ia menjawab "Capek katanya.". "BUU BUU~! SALAH!" jawabnya sembari menyilangkan kedua jari telunjuknya. "Lah, yang bener gimana dong?" dalam hati, Kuro bingung, sebenarnya si Leo ini niat bertanya atau memberi kuis? "Yang bener... DIA KE ARAH SANA! UCHUUU~!" kemudian ia lanjut berlari, mengejar seorang Izumi. "Bentar, gimana?--".

Ayo lanjutkan cerita random ini esok hari.

[✨]

--♪--

aku suka menumpuk hutang :]

//irl i'm suffer too--

Sanbego! [ Ensemble Stars AU ]Where stories live. Discover now