Me or Him

2.2K 194 26
                                    

"Doyoung-ah, sepertinya kali ini kita tidak bisa pergi bersama"




"Doyoung-ah, besok ada operasi. Dan aku disuruh untuk menanganinya"





"Doyyie, kita undur saja kencan kita. Urusanku di rumah sakit sangatlah banyak."





"Oh astaga, aku harus segera pergi ke rumah sakit. Maaf sayang, aku akan menghubungi taeyong. Menyuruhnya kemari untuk menemani mu. Sekali lagi maaf."

Jika biasanya doyoung akan tersenyum menanggapi nya. Tidak dengan sekarang. Dirinya hanya memasang wajah datar memandang sang kekasih, Nakamoto Yuta yang pergi meninggalkannya di kencan mereka yang sudah lama sekali di undur.

Maaf, bukannya tidak mau mengalah atau bagaimana. Tapi teman yuta, yang notabene seorang dokter juga malah mempunyai banyak waktu senggang hanya untuk rebahan. Sedangkan yuta? Bagaikan hanya dia satu-satunya dokter dimuka bumi ini.

Doyoung menghela nafas, kesal dengan apa yang menimpanya. Ini sudah keempat tahun hubungan mereka, dan Doyoung sudah dengan sabar menghadapi si dokter asal Jepang itu. Padahal yuta baru menjadi dokter sudah tiga tahun yang lalu.

Kringg~

Doyoung enggan melihat siapa yang datang. Wajahnya hanya menatap jenuh ke meja yang terdapat makanan dan minuman yang telah ia pesan untuk yuta dan dirinya. Bahkan yuta belum menyentuh sedikitpun makanannya.

Pluk

Tepukan di kepalanya ia terima, doyoung mendongak menatap orang suruhan kekasihnya yang baik hati itu.

"Gagal lagi?"

Doyoung memajukan bibirnya.

"Oh astaga aku heran padamu Lee! Kau juga adalah seorang dokter, tapi kerajaanmu tidaklah sepadat dan seberat yuta. Kau bahkan bisa dengan santainya bermain game dan sibuk dengan kencan butamu! Padahal kau dan yuta bekerja pada tahun yang sama!"

Lee Taeyong, orang suruhan yuta hanya menaikan bahunya, malah meminum minuman yang telah dipesan doyoung untuk yuta. Bahkan yuta tadi sudah meminumnya sedikit.

"Tidak tahu? Aku orangnya kan selalu menikmati hidupku. Bukan seperti kekasihmu. Di hidupku bukan hanya kerja–jadi orang sukses, lalu menikah. Ouch, itu sangatlah membosankan. Lebih baik begini. Nikmati hidupmu, masa muda hanya bisa dinikmati sekali, bukan?"

"Auww" Taeyong memegangi kepalanya, korban kejahatan doyoung yang melemparinya dengan garpu kecil.

"Menjijikan, mengapa tidak pesan minum lagi sih? Kau memberikan kado untuk rekan kencanmu barang-barang mahal sedangkan kau hanya meminum minuman bekas? Astaga, setidaknya malu lah dengan pekerjaan doktermu." Taeyong Hana mengumpat pelan. Doyoung memajukan wajahnya. Menyangga dagu dengan kedua tangannya. "Lagipula kekasihku itu tidak seperti kamu. Yang hanya tebar pesona kesana kemari."

"Irit, doyoung. Lagian aku tahu yuta hanya sekali menengguk nya."

Doyoung mengeratkan giginya. Gemas dengan sikap kekanak-kanakan milik pemuda di depannya.

"Taeyong~"

Taeyong langsung menatap horor doyoung. Mengapa tiba-tiba anak ini memperlihatkan aegyo di depannya. Acuh, taeyong malah memakan spageti yang di pesan yuta. Sudah dingin sih, tapi tak masalah.

"Taeyongie~"

"Uhuk uhuk" doyoung langsung memberikan airnya kepada taeyong lalu berpindah ke sebelah taeyong sambil menepuk-nepuk pundaknya.

"Apa?" Doyoung tersenyum manis memperlihatkan gigi rapi miliknya.

"Temani aku yuk?"

Taeyong mengernyit, dirinya mencium bau-bau busuk yang memancar dari doyoung.

Tae × DoWhere stories live. Discover now