Bab 1

167 16 6
                                    


Setelah menempuh perjalan sekitar 1 jamman akhirnya mereka telah sampai di tujuan.

Azara anak kecil yang mereka temukan di hutan kini sedang di periksa oleh seorang dokter.

"Gizi nya benar benar sangat buruk. pertumbuhannya sangat lambat mungkin karna tidak mendapatkan gizi yang baik, mungkin untuk masalah yang lain kalian bisa serahkan ini ke psikolog anak, saya rasa ada yang salah dengan nona"

"Untuk vitaminnya ada di atas meja nakas kalau perlu sesuatu kalian bisa menghubungiku lagi"

Setelah mengatakan itu Marisa pergi dari mansion. Mereka tidak jadi membawa azara ke markas karna hutan dari markas lumayan cukup jauh, jadi mereka memutuskan untuk membawanya ke mansion Arga saja.

"Gimana masalah ini? Apa kita perlu lapor polisi?" Tanya Arthur

"Gak usah, biar gue aja yang urus. Gue udah nyuruh detektif buat selidikin rumah itu"

"Terus nih anak gimana? Mau kita urus? Caranya gimana anjir gue gak pernah punya anak mana ngerti gue ngurus tuh bocah"

Mendengar pertanyaan bodoh dari Bima, langsung saja Raka menabok kepala Bima tanpa perasaan

"Lo pikir kami disini pernah punya anak? punya pengalaman ngurus anak? Tolol banget sih, kan ada babby sitter" Ucap Raka ngegas

"Lo bisa gak sih? Ngomong gak usah pake kekerasan, ini kepala gue sakit anjing"

Arga hanya menghela napas lelah, dia kembali melihat foto yang dia dapat didalam buku yang dia temukan tadi. Yaa Arga membawa pulang foto dan buku itu untuk mendapatkan kembali petunjuk. Siapa yang tinggal di rumah di dalam hutan itu.

Setelah kepergian dokter Marisa tadi mereka pergi ke ruang tamu untuk membicarakan bocah empat tahun yang tanpa sengaja mereka temukan tadi

"Gue kayak pernah lihat wanita yang didalam foto ini"

Alka mengambil foto yang ada di tangan Arga. Foto wanita yang sedang mengandung dan tersenyum lebar menghadap kamera.

"Tapi gue lupa gue pernah lihat dimana ya" lanjut Alka

"Namanya Amira" ucap Arga

"Tau dari mana lo?"

Arga diam saja dia hanya menunjukkan buku yang dia pegang ke Arthur. Arthur yang mengerti pun hanya mengangguk saja

Arga tadi memang sempat membacanya saat dokter Marisa sedang memeriksa azara

"Ga, Azara bakal tetap tinggal disini? Tapi gimana sama ortu Lo?"

Arga hanya mengedikan bahu acuh. Arga yakin orang tua nya pasti sudah tau tentang dia yang membawa anak kecil ke mansion.

Pasti tidak lama lagi mereka bakal pulang dan menanyakan tentang ini. Arga itu anak satu satunya, semua keinginannya pasti akan dituruti.

"Gue jadi penasaran sama bapak tuh bocah, bisa bisanya istri dan anak ilang gak dicariin"

"Ya mungkin bapaknya juga udah mati kali di makan beruang di dalam hutan"

Jawab Bima lempeng dia masih kesal dengan Raka yang menabok kepalanya tadi lihat kepalanya jadi nyut nyutan

Lihat saja Bima pasti akan membalasnya lebih dari ini. Ingatkan Bima jika Bima lupa

Sebelum membalas ucapan Bima mereka dikejutkan dengan kedatangan suami istri yang berjalan ke arah mereka dengan senyuman lebar. Suami istri tersebut adalah orang tua Arga

Melihat hal tersebut Arga langsung saja menghampiri wanita yang melahirkannya itu dan memeluknya erat dia benar benar merindukan mamanya

Sudah lama mereka tidak bertemu karna kesibukan kedua orang tuanya. Mereka baru saja pulang dari luar negeri untuk mengurus cabang restoran yang ada di sana.

"Apa kabar anak mama"

"Baik ma"

Mereka semua akhirnya kembali duduk setelah pelepasan rindu

"Dimana bocah yang kalian temukan dihutan itu"

Tanya Hermawan, ayah Arga.

"Azara dikamar tamu om dia sedang tertidur" jawab Arthur

Hermawan hanya mengangguk dan tanpa sengaja matanya bertatapan dengan Arga yang memang sedang menatapnya

"Aku akan mengadopsi Azara"

Ujar Arga dengan tenang

"Kamu yakin sayang? Mama dan papa akan izinin kalo kalian bertanggung jawab mengurusnya"

"Jadi orang tua itu gak mudah, kalo kamu siap menanggung semua resikonya. Papa mah setuju setuju aja"

Baru saja Arga akan menjawab tapi terputus karna teriakan dari para maid. Mereka bisa melihat para maid sedang mengejar bocah yang sedang merangkak dan melompat lincah

mereka lagi lagi dibuat terkejut saat bocah tadi menuruni tangga. Bagaimana tidak terkejut bocah itu menuruni tangga persis seperti monyet kedua tangan dan kakinya di pegangan tangga dan berjalan tanpa kesusahan

Mereka speechless melihat itu, bahkan mamanya Arga sedari tadi menahan napas melihat dari cara bocah itu berjalan sampai menuruni tangga

Dan lihat bahkan bocah itu berteriak teriak melihat banyaknya orang yang mengejarnya

Dia benar benar takut dia tidak tau siapa mereka, dia tidak pernah melihat orang orang itu sebelumnya

"ARGHHHHH"

"ARGHHHHH"

"ARGHHHH"

"Astaga Argaaa"

Kedua orang tua Arga benar benar di buat tercengang

"Apa kalian membawa manusia jadi jadian?"

Tanya mama Arga takut takut. 
Bima tertawa ngakak mendengar pertanyaan dari mama Arga

Raka langsung menyikut perut Bima agar berhenti tertawa.

"Maksud Tante setengah manusia setengah monyet?"

Tanya Bima sambil mengusap matanya yang berair karna tertawa.
Mama Arga mengangguk ragu

"Dia manusia beneran Tante"

Jawab Arthur dengan menatap tajam Bima. Arthur rasanya benar benar ingin menonjok Bima saat ini juga bisa bisa nya dia tertawa dalam kondisi seperti ini

Bima ini benar benar humornya receh lihat bahkan dia tidak bisa berhenti tertawa. Tawanya sampai tidak terdengar lagi sampai bengeknya tangan kanannya memukul mukul sopa yang didekatnya sedangkan tangan kirinya memegang perutnya yang sakit akibat kebanyakan tertawa

Bukan, dia tertawa bukan karna pertanyaan mama Arga tadi tapi dia tertawa karna melihat Azara sedang bergelantungan di pegangan tangga sambil berteriak teriak histeris saat ingin didekati maid Bima benar benar terhibur dengan kelakuan Azara

Melihat Bima yang sepertinya akan mati karna kebanyakan tertawa Alka yang melihat itu langsung menarik rambut Bima tidak manusiawi

"Sakit anjing!!"

"Lo bisa diem gak? Hah"

Arga yang sedari tadi menonton tertegun

Arga pikir benar apa yang dikatakan dokter Marisa ada yang salah dengan Azara. Secepatnya dia akan menemui dokter psikolog anak untuk menanyakan tentang hal ini bagaimana juga Azara sudah menjadi tanggung jawab dia saat ini

Arga menepuk nepuk pelan dadanya entah mengapa dia merasa sesak saat melihat bagaimana Azara berteriak ketakutan saat ingin didekati maid

Apakah ini yang dinamakan hati nurani?

••••

Part ini selesai

Jangan lupa vote dan komen banyak banyak aku butuh saran dan kritik dari kalian

Papaiii

Sampai jumpa di part selanjutnya

See you!!!

AzaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang