29. Be Mine.

62.9K 1.1K 77
                                    

Jangan lupa, vote dan comment-nya, guys ....  makacih ... makacih ... kisskiss buat kalian semua. 😘😘

______________________

Ah, tidak. Dia tak hanya kesal, pasti seketika terbakar api cemburu karena ulahku.

Tawa pongah seketika tak lagi bisa kutahan. Meluncur dengan setumpuk kemenangan.

"Rasakan itu Francisco. Setidaknya kali ini aku berhasil membuatmu memasang wajah kesal.
Ini hanya pembalasan kecil atas ulahmu di Rumah Sakit waktu itu."

***********


Baru saja aku memutar tubuh hendak kembali ke boutique menemui Francisco usai kepergian Joshua, tak kuduga dia justru sudah berdiri di belakangku. "Astaga ... Francisco." Sontak saja aku berjengit kaget. "Kamu ini. Membuat orang kaget saja," lirihku kemudian. Mengelus dada.

"Sorry ..." Francisco mengulas senyum ke arahku. "Tapi aku senang melihatmu kaget seperti itu. Menggemaskan," lanjutnya, mengerlingkan mata genit. Bahkan dengan gerak cepat menarik pinggangku merapat ke arahnya.

"Francisco, kamu gila!" ketusku kesal, dengan mata membulat sempurna ke arahnya. Berusaha menjauh, melepas tangan Francisco yang mengamit pinggangku dengan begitu possesive.

"Ini di depan boutique. Apa kata costumerku nanti jika mereka melihatku," desisku. Tanpa sedikit pun mengendurkan tampang kesal. Sebenarnya ini bukan hanya soal orang-orang yang mungkin akan melihat tingkah Francisco padaku. Namun, ini soal kebebasan yang tak lagi sepenuhnya aku miliki.

Ada banyak mata yang bisa ku pastikan sedang mengawasi gerak gerikku dan tentu mereka akan melaporkannya pada papa. Karena itu lah sebisa mungkin aku akan menghindari kejadian seperti ini.

Untuk bisa sejenak terlepas dari penjara papa saja, hari ini aku harus meminta bantuan Joshua. Dan itu pun hanya untuk mengantarku ke boutique.
Karena hanya pada Joshua -pria pilihannya itu- papa baru bisa percaya untuk melepasku bahkan memberi ijin membawaku kemana saja.

Masih dengan lengan kanannya yang melingkari pinggangku, Francisco berbisik mesra. "Sepertinya aku harus membawamu pergi dari sini. Supaya mereka tidak melihat kita."
Suara Francisco terdengar berat, bahkan hembusan nafasnya mampu membuat bulu halus leherku seketika jadi meremang.
Seketika ada perasaan canggung karena tingkahnya itu. Menarik kepalaku sedikit menjauh dengan tatapan tak suka.

"Kamu pasti setuju kan, My lovely Anastasia?" lanjutnya seraya mendaratkan satu kecupan di pipiku.

"Francisco!" Sepasang telapak tanganku seketika bergerak menjauhkan wajahnya yang justru hendak menyentuh bibirku. "Kamu ini kenapa?"

Seketika aku merasa aneh dengan sikap Francisco. Tak habis mengerti kenapa dia jadi begitu tak terkendali begini. Seperti ada sesuatu yang membuat dia jadi cemburu hingga tak ingin aku lepas darinya.
Mengubah Francisco menjadi begitu possesive padaku.

***


Porsche 988 silver milik Francisco membawa kami berdua menuju ke satu tempat yang belum aku ketahui. Francisco yang duduk di kursi kemudi itu hanya diam dan mengurai senyum saat tadi ku tanya kemana dia akan membawaku.

"Hey, kenapa wajah cantik kekasih ku jadi berkerut begini? Apa karena silicon-nya sudah mulai luntur?"

Merasa kesal dengan kalimatnya, tatapanku yang semula mengarah keluar kaca pintu mobil, kini beralih pada Francisco. Memberinya tatapan mematikan.

Pria di sampingku ini justru mengumbar tawa lebar. Dan aku, semakin kesal dibuatnya.
"Kenapa jadi melihatku dengan tatapan yang mengerikan itu?" Francisco masih terkekeh dengan wajah tanpa dosa.

Love AFFAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang