• D i s t i n c t •

1.5K 145 40
                                    

Cerita ini aku buat untuk mengikuti 'writing contest' yang dibuat oleh bunda lil tx421cph

Happy reading..

Gadis itu, melihat dengan mata kepalanya sendiri

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.


Gadis itu, melihat dengan mata kepalanya sendiri. Sahabatnya. Tubuh dengan darah yang mengalir deras dari kepalanya, tergeletak lemah dipinggir trotoar. Ia berlari tertatih-tatih dengan kaki yang terluka, menuju tubuh lemah sahabatnya. Gadis itu memangku kepala sahabatnya tanpa memedulikan celana yang ia pakai ternodai oleh darah sahabatnya. Ia berteriak histeris memanggil nama gadis yang selama ini menjadi tempat nya mencurahkan isi hati, sementara orang-orang disekitarnya hanya diam melihat.

"Tolong panggilkan ambulans, cepat! Aku mohon!" teriaknya pada orang-orang disekitar.

Beberapa menit berlalu, akhirnya ambulans datang. Petugas langsung membawa sahabat gadis itu untuk memasuki ambulans. Gadis itu juga ikut menemani sahabatnya didalam ambulans. Ia terus menangis dan berdoa agar tuhan menyelamatkan sahabatnya.

Sesampainya ambulans dirumah sakit, dengan segera petugas membawa sahabat gadis itu memasuki ICU.

"Hiks hiks—kenapa ini harus terjadi? Hiks—Tuhan, aku mohon selamatkan sahabatku, Aku mohon." Segala macam doa ia rapalkan, memohon agar sahabatnya dapat selamat dari maut.

✿✿✿

"Aah, kenapa aku selalu bermimpi seperti itu," gumam gadis bersurai blonde yang baru terbangun dari mimpi buruknya.

Ia memegang kepalanya yang agak berdenyut karena terbangun tiba-tiba. Entahlah, ia sangat bingung. Akhir-akhir ini, ia selalu mendapatkan mimpi yang serupa. Sampai rasanya ia tidak ingin tidur jika hari sudah malam.

"Chaeyoung! Kau sudah bangun belum? Ayo sarapan!" panggil ibu nya dari ruang makan.

Gadis bernama Chaeyoung itu segera beranjak dari tempat tidur nya dan berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci muka. Setelahnya, ia turun menuju ruang makan dan terlihat lah ibu nya yang sedang menyiapkan sarapan di atas meja.

"Selamat pagi, bu," sapa nya pada sang ibu yang tengah sibuk menata meja makan.

"Pagi sayang."

Mereka hanya tinggal berdua dirumah yang cukup besar ini. Ibu Chaeyoung atau panggil saja Nyonya Park adalah seorang single parent, sedangkan ayahnya sudah meninggal ketika ia masih berumur 15 tahun.

"Ibu, nanti aku akan pergi bersama Lisa. Boleh kan?"

Ibu nya terdiam sejenak. Ia menatap putrinya yang juga menatapnya dengan tatapan memohon. Meskipun awalnya ia ingin melarang, tapi apa boleh buat, putrinya ini sangatlah keras kepala.

Distinct ✓Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt