Gelombang Keempat

938 213 38
                                    

Netra itu berbinar cerah ketika mendapat kabar bahwa sang pujaan akan kembali

***

Musim panas kali ini klub voli mengikuti kegiatan pelatihan musim panas yang diikuti oleh beberapa sekolah lainnya. Turun dari mobil, sang kapten–Bokuto langsung memeluk sahabat dekatnya–Kuroo dan membicarakan sesuatu yang membuat keduanya tertawa terbahak-bahak seperti kesurupan. Yang lain hanya bisa memaklumi.

Akaashi dan yang lainnya menyusul turun dari mobil dengan masing-masing membawa tas, berjalan memasuki gym dan bersiap-siap untuk pemanasan. Latihan berjalan dengan lancar dan semua dibubarkan untuk tidur dan mengisi energi untuk esok hari.

"Oya? Gadis manis sedang mencari siapa?" Perkataan Kuroo terdengar oleh beberapa orang yang masih ingin berlatih.

"Selamat malam, saya sedang mencari sepupu saya."

"Sepupu? Siapa namanya?" Baru saja (Name) ingin menjawab tiba-tiba terdengar suara nyaring dan khas milik Koutaro.

"HEY HEY HEY, (NAME)!!! MENCARIKU?" Teriaknya yang membuat (Name) dan Kuroo menutup telinganya masing-masing.

"Ada titipan dari ibumu, Kou-nii. Katanya kalau sudah sampai tolong hubungi beliau." (Name) menyerahkan kantung titipan dan langsung diambil Koutaro.

"Kau tidak pulang (Name)? Biar kuantar." Koutaro merangkul (Name) akrab yang hanya dibalas gelengan oleh si gadis.

"Apa Akaashi-san ada? Aku ingin bertemu dengannya." Perkataan (Name) langsung membuat Koutaro melepaskan rangkulannya dan memasang wajah sedih.

"Aku kira (Name) kesini benar ingin menemuiku saja. Ternyata tujuan aslinya ingin bertemu dengan Akaashi ya?" Ah mulai lagi, mood-swing Koutaro yang bisa membuat satu tim kesusahan menenangkannya. Kuroo yang berada disitu langsung merangkul sahabatnya dan memberi penjelasan bahwa (Name) memiliki urusan penting dengan Akaashi.

"(Name), Bokuto biar aku yang urus. Kalau kamu ingin bertemu Akaashi, dia berada di vending machine dekat sini." (Name) segera mengangguk dan mengucapkan terimakasih lalu pergi mencari Akaashi.

Akaashi yang sedang mengambil minuman dari vending machine terkejut ketika mendapati sebuah suara halus dengan nada datar yang memasuki indra pendengaranya. Segera berbalik dan mendapati seorang gadis berambut hitam sepinggang yang dikuncir kuda.

"(Surname)-san, selamat malam. Ada apa kesini?"

"Malam, Akaashi-san. Saya ingin memberi sesuatu untuk Akaashi-san." Gadis tersebut merogoh tas coklat tuanya dan mengambil sebuah benda berwarna hitam dengan tulisan 'semoga berhasil' yang ditulis dengan tinta emas dan menyodorkannya kepada Akaashi.

Akaashi yang menerimanya kebingungan. Pasalnya kenapa gadis ini repot-repot memberinya jimat keberuntungan padahal mereka tidak lebih dari teman di beberapa suasana.

"Anu, (Surname)-san. Kenapa kamu memberiku ini?"

"Ini jimat keberuntungan supaya timmu menang, Keiji-kun. Ah, apa saya boleh memanggil begitu?"

"Silahkan saja. Aku tidak keberatan."

"Terimakasih. Keiji-kun juga boleh memanggil nama depanku." Jawabnya memberi senyum kecil yang mampu membuat wajah Akaashi memerah.

"Oh sudah jam segini. Saya pulang dulu Keiji-kun. Sampai jumpa." (Name) melambaikan tangan. Meninggalkan Akaashi dengan wajah memerah dan jantung berdebar.

"Oya, sepertinya ada yang sedang berdebar-debar nih." Kuroo tiba-tiba nongol dibelakang Akaashi bersama Koutaro yang sama-sama memasang wajah menggoda.

"AKAASHI, BENDA APA YANG (NAME) BERIKAN UNTUKMU?" Koutaro bertanya dengan semangat dan merangkul Akaashi. Yang ditanya seperti itu hanya menggeleng kecil dan malam itu dihabiskan dengan Kuroo dan Koutaro yang mengoda Akaashi.

***

Hari ini alumni klub voli mengadakan reuni di sebuah kedai yakiniku. Mereka saling berbagi cerita, canda-tawa, dan membahas masalah pekerjaan yang kian hari kian menumpuk. Akaashi sendiri menyimak dengan seksama celotehan mantan kaptennya yang sedang membicarakan teman-teman di timnya saat ini. Koutaro terdiam sebentar dan merogoh saku celana berusaha mengambil sesuatu.

"Akaashi, ini ada titipan surat untukmu dari (Name). Katanya tolong baca saat kamu sendiri. Hey, padahal aku juga ingin tahu." Akaashi menerimanya dan menyimpannya dalam saku jaket miliknya.

Acara selesai pukul 9 malam dan semua sudah berjalan pulang kerumah masing-masing.

Sesampainya dirumah Akaashi langsung melepas sepatu dan mendudukkan diri diatas sofa, lalu merogoh saku jaket untuk mengambil surat dan membacanya. Netranya berbinar membaca tulisan demi tulisan gadis tersebut. Tanpa sadar bibirnya mengulas sebuah senyum saat membaca kalimat terakhir di suratnya.

'Aku akan pulang bulan ini, Keiji-kun.'

T O  B E  C O N T I N U E

T O  B E  C O N T I N U E

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.
Radar | Akaashi Keiji ✔Onde as histórias ganham vida. Descobre agora