part 10

12.7K 374 5
                                    

____

Tepat pada pukul 10 malam gadis berkucir satu tengah mengendap-endap, berharap tidak ada orang yang melihatnya. Setelah kepergian Aditya cowok yang mengantarnya pulang, Lea sempat mengusir paksa cowok itu untuk pergi secepatnya dari perkarangan rumah Lea, meskipun Lea tahu semua penghuni rumah sudah beristirahat. Ia hanya berjaga-jaga di takutkan mama nya terbangun.

Lea masuk dengan keadaan rumah gelap, sudah hal biasa bagi Lea ketika akan tertidur semua lampu harus di matikan, mengirit kata mama.
Lea berjalan dengan biasanya tidak lagi mengendap-endap, toh gelap ini tidak ada yang mengetahui nya. Lea mengerutkan dahinya, seperti ada yang aneh. Sewaktu ia pergi pintu kamarnya tertutup rapat, lantas kenapa sekarang terbuka?
Lea terdiam. Pikirannya mulai mengarah kepada penjahat yang ingin membunuhnya, ia seperti menakut-nakuti dirinya.

Namanya juga Lea ia tetap menghampiri kamarnya, ada rasa penasaran meskipun ada juga rasa takut. Lea melebarkan pintu kamarnya, ia melihat suaminya duduk di atas kasur. Sedang apa? Ataukah menunggu Lea?
Lea menarik napas panjang, Lea tidak suka dengan tatapan Andrean, pasalnya gadis itu tidak mengerti arti tatapan Andrean, susah di tebak.

"Dari mana?" tanya Andrean dengan nada bicara yang begitu tenang.

"Bukan urusan Lo!" Lea sengaja dengan nada bicara yang ketus, ia hanya ingin membuang sementara rasa cinta nya terhadap Andrean, sebelum laki-laki itu mencintai lebih dulu.

Andrean mengangguk paham hanya untuk tidak memperpanjang percakapan.
Ia bangkit lalu berjalan mendekati Lea. Lea belum siap dengan pergerakan Andrean yang mendadak, Andrean semakin dekat dan Lea pun semakin menelan ludahnya sendiri. Lea melihat sorot mata Andrean yang memerah seperti sedang menahan amarah. Apa mungkin marah padanya?
Andrean melihat setiap inci wajah Lea dengan intens.

Lea membulat kan matanya ia merasakan ada sesuatu yang menempel di bibirnya. Hanya menempel. Seperti ada sengatan listrik di tubuh Lea, mungkin Andrean bisa mendengar detak jantung Lea saat ini yang sangat cepat.

Andrean menikmatinya, ia tersenyum sangat tipis hanya dia yang tahu. Lalu Andrean pergi begitu saja setelah membuat Lea mematung di tempatnya, ia merasakan napas yang sesak butuh oksigen saat ini.

"Huh..." Lea sampai berulang-ulang menarik napas panjang lalu menghembuskan nya.
Bisa-bisa nya laki-laki itu membuat Lea tidak bisa tidur nyenyak.
Seketika bibirnya melengkung membentuk garis senyum, apa ini pertanda bahwa Andrean sudah mencintainya?

Lea menyembunyikan wajahnya di bawah bantal, terlihat semburat rona merah di pipinya, mengingatnya membuat Lea salah tingkah.

Di kamar sebelah, penampilan Andrean berubah menjadi berantakan.
"Aargghh..." Andrean menjambak rambut nya sendiri. Ia tidak bisa terus-terusan seperti ini.

Ia merindukan perempuan bernama Hellen, yang akhir-akhir ini menghindarinya. Ia pantas disebut laki-laki brengsek, melampiaskan kerinduan nya kepada Lea. Andrean tahu kejadian tadi bisa membuat Lea sakit hati, emang itu tujuan Andrean bukan?

**
Lea mengingat kejadian semalam seperti merubah dirinya begitu sangat semangat menjalani pagi hari ini. Lea keluar kamar dengan keadaan yang sudah rapi, ia melihat Andrean sama seperti dirinya yang sudah siap untuk memulai aktivitas. Tanpa sadar Lea tersenyum, kenapa ia sangat bahagia hari ini. Namun senyuman nya memudar, setelah melihat Andrean melewati dirinya hanya melirik sekilas seperti tidak terjadi apa-apa. Seketika mood nya berubah, apa semua laki-laki seperti itu? Hanya enaknya saja setelah membuat anak orang jantungan.

Lea berjalan sangat cepat, ia tidak ingin satu mobil bersama Andrean, Lea masih benci dengan laki-laki itu.
"Lea!" Lea menengok, mendengar seorang laki-laki memanggilnya. Kedua bola mata Lea nyaris keluar. Tidak salah itu Aditya?
Bahkan cowok itu sedang tersenyum ke arah Lea.

Lea buru-buru menghampirinya. "Lo ngapain di sini sih?"

"Emang kenapa? gue mau ngajak Lo bareng." kata Aditiya santai.

"Bisa gawat ini."

"Itu Abang Lo kan? Kenalin dong."

Lea mengikuti arah pandang Aditiya, Lea semakin melebarkan matanya. Itu... Andrean.
"Lo pergi deh, gue gak mau bareng Lo."

"Ck. Kebiasaan Lo."
Aditiya tersenyum melihat Andrean yang sudah di depan nya. Dari tadi Lea sudah semakin gelisah di buatnya.

"Pasti abangnya Lea kan? Kenalin gue Aditya." cowok itu semakin melebarkan senyumannya.

Andrean tidak berniat untuk membalas nya, ia hanya menatapnya datar. Merasa ada yang tidak beres, Andrean melihat Aditiya seperti cowok yang kurang baik menurutnya.
Kenapa istrinya bisa berteman dengan cowok seperti dia.

"Kamu mau bareng sama dia atau sama saya?"

Ya jelas Lea memilih suaminya. "Gue ikut Lo deh. Dadah Aditya!" Lea menjulurkan lidahnya.
Aditiya terdiam, seperti ada sesuatu yang di sembunyikan Lea, kalau cowok itu abangnya dia tidak mungkin menyebut dirinya dengan kata 'saya' . Seketika Aditiya tersenyum smirk. Sesuatu yang sangat menarik untuk ia cari tahu.

Lea sesekali melirik Andrean yang tengah menyetir.
"Um... Tadi hanya temen." jelas Lea.

"Saya tau." Lea mengangguk. Setidaknya ia merasa tenang, meskipun jawaban Andrean tidak memuaskan.

"Turun. Sudah sampai." ucap Andrean, dengan masih menatap lurus.

tidak ada lembut-lembutnya kepada istri. Lea menutup pintu mobil dengan keras. Kenapa Andrean sangat menyebalkan pagi ini.

Bruk...

"Ah sial!" Seseorang itu menggerutu kesal. Ia berjongkok mengambil barang miliknya yang berserakan.

Lea mengusap lengan nya yang terasa sakit akibat terkena tubrukan dari seseorang.
"Eh! Bisa hati-hati gak kalau jalan?!" Lea terbawa emosi, dengan keadaan hatinya yang sedang bad mood.

Laki-laki itu mendongakkan kepalanya.
"Harusnya Lo! Lambat banget kek keong!"

Kekesalan Lea semakin di ubun-ubun. "Lo kok malah nyalahin gue?!"

Cowok itu menautkan alisnya. "Lo cewek yang di supermarket itu kan?"

Di ingat-ingat kembali ternyata bener cowok itu yang membuat Lea kesal setengah mati.
"Emang jodoh ya kita ketemu lagi." Cowok itu mengedipkan matanya.

"Amit-amit. Jauh-jauh deh Lo dari gue!" Lea pergi. Namun tangan nya berhasil di cekal oleh cowok itu.

"Apaan sih. Lepasin gak?"

"Lo harus tanggung jawab. Tugas gue rusak gara-gara Lo!"

"Kenapa gue? Enak aja!"
Lea langsung berlari setelah berhasil melepaskan tangannya dari cowok gak jelas itu.

"GUE SUMPAHIN LO BAKAL CINTA MATI SAMA GUE!" teriak cowok bernama Agler. Baylor.

Lea bergidik. Jangan sampai itu semua terjadi. Mana mungkin dia sendiri sudah bersuami. Yang ada cowok itu yang cinta mati kepadanya.

***

Permisi orang cantik mau lewat💃

Permisi orang cantik mau lewat💃

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


WHY ME SIR? (TERBIT DI KBM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang