Ninu Ninu Ninu

109 22 13
                                    

Jeje tidak mau berprasangka, tapi kelakuan Eyin terlalu mencurigakan akhir-akhir ini. Awalnya Jeje tidak terlalu ambil pusing namun semakin lama dia jengah juga.

Seperti sekarang, Eyin fokus memandang hape sambil senyum-senyum. Terkadang ia akan terkikik geli entah apa yang dia lihat di layar itu. Ingin bertanya, Jeje merasa sungkan.

" Kak Eyin liat apa sih? Kayaknya seru banget. " Tanya Jeje yang akhirnya merasa tidak tahan untuk bertanya.

" Eh .. ini... Grup WA kelas Je. Anak-anak lagi saling lempar joke. "

Eyin menjawab santai, tapi Jeje yakin 100% kalau Eyin sedikit gugup. Hal ini semakin menambah kecurigaan Jeje. Tapi Jeje memutuskan untuk tidak bertanya lebih jauh. Mencoba melihat keadaan lebih lanjut.

" Tapi kayaknya seru banget ya kak? Tumben kakak liat hape terus. "

Kali ini giliran Ucok yang bertanya sekaligus menyindir sang kakak. Bukan hanya Jeje yang merasa aneh namun si kembar pun demikian.

Ucok sangat resah sebenarnya, tidak biasanya Eyin lebih memilih fokus dengan hape nya dibanding mengelus kepalanya. Menonton tv berempat di ruang tengah, dengan yerin yang mengelus kepala nya adalah kebiasaan mutlak di keluarga Soetoro.

Namun sekarang, jangankan mengelus kepala, bertanya 'Ucok mau camilan apa' pun tidak. Ucok jadi uring-uringan, dia kesal. Jangan tanyakan Chanu, bocah tengil itu sedang sibuk bertelepon ria dengan sang pacar. 

" Abis lucu sih, joke nya aneh-aneh makanya kakak ketawa. Gak nyangka mereka bisa sekonyol ini. "

Mata Ucok mendelik tajam, dia tidak suka dengan suara tawa sang kakak. Hatinya panas, entah mengapa seperti ada yang berbeda dengan tawa sang kakak.

" Ucok boleh liat gak? Mau liat lucunya gimana? "

Yerin diam mematung, diam agak lama lalu segera bangkit dari sofa coklat besar itu.

" Ehm kayaknya nanti aja ya dek. Kakak ngantuk banget, mau langsung bobo. Besok kakak ada kelas pagi. "

" Dedek juga abis ini tidur ya, jangan begadang. "

"Malem sayangnya kakak. "

Eyin mencium puncak kepala Jeje dan Ucok bergantian baru setelahnya dia melangkah ke kamarnya. Jeje dan Ucok berpandangan, merasa semakin ganjil dengan sikap Eyin barusan.

" Bang, kak Eyin kenapa sih?! Sumpah perasaan gue gak enak nih! " ucap Ucok heboh memujul-mukul pundak Jeje.

" Sakit kampret!" Ucap Jeje sebal

" Jangankan elo, gue juga sama. Banyak banget spekulasi aneh di dalem otak gue sekarang Cok. "

Jeje mengurut pangkal hidungnya, jujur kepalanya sekarang terasa pening. Dia tidak mau berpikiran aneh-aneh tapi sialnya pemikiran itu terus muncul dalam kepalanya.

" Bang, gak mungkin kan kalau kak Eyin ... "

" Kalau apa Cok? Jangan ngomong setengah-setengah, mau gue tabok! "

" Dih Bang Je galak bener. Yang mau gue bilang nih berat, makanya mulut gue rasanya kelu! "

" Makanya jangan gantung. Udah lanjutin lo mau ngomong apa tadi? "

" Gimana kalau jangan-jangan yang kak Eyin liat bukan WA grup tapi ... "

Ucok mengambil napas sejenak sebelum dia bersusah payah meneruskan ucapannya " tapi .. chat dari pacarnya? "

Jeje blank. Matanya mendadak tidak fokus. Jujur saja Jeje pun sempat berpikir seperti itu, namun dengan tegas dia menepisnya.

'Tidak, tidak mungkin.' Kalau pun punya pasti Jeje tahu. Mereka satu kampus, pasti Jeje akan segera tahu siapa saja yang mendekati kakak tercintanya nya atau jangan-jangan Jeje sudah kecolongan?

Ucok masih memandang Jeje, sama terlihat panik seperti abangnya. Wajah sangar nya makin terlihat mengerikan sekarang.

" Bang, Ucok belum rela kalau kakak punya pacar. Ucok belum ... siap. " Lirih si bungsu. Dia menunduk sambil menggenggam erat kedua tangannya.

" Jangan panik, biar gue selidikin dulu. Lo juga jangan desak Kak Eyin. "

" Biar kita liat dulu keadaannya gimana. Kalau membahayakan, berarti pakai cara biasa. "

Ucok mengangguk, dia merasa setuju dengan saran abangnya.

Sedangkan Eyin, subjek yang jadi pembicaraan kini mengintip dengan perasaan cemas. Memang benar jika Yerin berbohong. Dia tidak melihat chat dari WA grup kelasnya melainkan sedang chat pribadi dengan Abin.

Tapi sepertinya Yerin salah mengambil langkah. Terlalu nampak sehingga membuat adik-adiknya curiga.

Jika ditanya, apakah mereka pacaran? Jawabannya tidak. Mereka baru pendekatan, Eyin merasa cocok dengan lelaki itu. Tapi yang menjadi ketakutan Eyin sekarang adalah bagaimana jika 3 penjaganya berbuat aneh-aneh kepada Abin.

Oh Ayolah! Mereka bahkan belum pacaran! Bagaimana jika nanti sudah resmi, bisa-bisa perang dunia ketiga akan terjadi di keluarga Soetoro.

...

BRUUUTTT~~~

Abin lega sekali, angin yang berputar-putar di perutnya akhirnya keluar dengan merdu. Abin tersenyum puas, tidak hanya suara kentutnya saja yang merdu namun baunya pun juga harum.

Abin mengambil lagi mangkuk bergambar ayam jago yang dia taruh di atas meja di hadapannya. Ia seruput lagi kuah mie instan kari dengan toping potongan cabai rawit itu.

'Ah~~ nikmatnyaaa~ '

Emang gaada adab cowok nista satu ini, kalo ga bacot ya kerjanya makan abis itu kentut 😂  Ga sadar dia lagi digibahin sama dua penjaga neraka 😂

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 21, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Bodyguard Cinta (Hanbin X Yerin)Where stories live. Discover now