PROLOG

4 1 0
                                    


Aku berdiam diri meringkuk disudut kamarku dan tak mau menatap kearah jendela, kututup indra pendengaranku dengan kedua tanganku sambil memejamkan mata. Ku usahakan untuk tidak mendengar bunyi air yang jatuh dari langit itu. Sudah dua jam lamanya aku dengan posisi seperti ini, tapi tidak kupedulikan. Jika ada mama aku akan memeluknya erat dan terlelap disampingnya, namun mama tidak disini sekarang, mungkin ia sedang sibuk mengurus pasien-pasiennya. Jika bukan mama, pasti sahabatku Renata, ia yang selalu berada di dekatku saat hujan. Namun, kali ini ia juga tidak disini. Aku semakin meringkuk dan merasa ketakutan karna bayang-bayang itu semakin menyerang memori otakku, sekelabat bayangan tentang kejadian itu datang lagi, aku semakin keras menahan rasa sakit pada kepalaku dan juga sesak di dadaku. Air mata itu tak sanggup kubendung lagi saat aku mengingat tentang kejadian itu. Aku sudah tidak sanggup menahannya lebih lama lagi, ‘’AYAHHH…!, ARKHHH!” teriakku dan setelah itu semuanya gelap.

                          💧💧💧

Hallooo salam kenal yah buat teman2 yang udah mampir baca di work kedua aku...
Semoga aja kedepannya kalian suka yah😊

Jangan lupa vote yah kalo bisa coment juga😁

Terima kasih❤

Salam manis dari yang paling manis😊😊

REINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang