1.

32 7 1
                                    



Taeyong melenguh pelan dari tidurnya, merasakan sebuah tangan kekar melingkar di perut rampingnya. Ia mengerjap-ngerjap pelan sebelum benar-benar membuka matanya yang langsung dihadapkan dengan sinar matahari pagi yang menerobos masuk melalui jendela kamar yang entah sejak kapan telah terbuka, atau memang tidak di tutup dari tadi malam.

Taeyong tersenyum kecil saat merasakan gerakan pria di belakang yang sedang memeluknya itu.

"Bangun Mingyu pemalas!" Taeyong berusaha membalikkan badannya untuk menatap kekasih 3 bulannya itu.

Mingyu membuka mata secara malas-malasan. Namun, ketika di hadapkan dengan wajah cantik Taeyong yang terlihat sangat polos dan menggemaskan itu, Mingyu mengulas senyum lebar.

"Pagi Taeyongie" sapa Mingyu sebelum memajukan wajah untuk mengecup bibir lelaki mungil di depannya itu.

Taeyong sedikit terdiam, terkejut dengan pergerakan Mingyu. Ia tidak siap!

Mingyu terkekeh kecil melihat Taeyong yang belum terlalu terbiasa dengan perlakuannya. Ia mengusap kepala Taeyong pelan lalu berbisik "Kau harus terbiasa mulai sekarang dengan segala perlakuanku, aku telah menunggu 3 bulan lamanya." Lalu Mingyu beranjak dari tidurnya dan menuju kamar mandi.

---

Taeyong dan Mingyu meresmikan hubungan mereka 3 bulan yang lalu, setelah Mingyu melakukan pendekatan pada Taeyong selama 1 bulan.

Sangat susah mendapatkan Taeyong, lelaki cantik itu sangat pendiam, tidak suka bergaul, dan kaku. Taeyong bahkan hanya mempunyai satu sahabat yang benar-benar dekat dengannya, yang sayangnya mempunyai sifat yang sangat berbanding terbalik dengan Taeyong.

Mingyu membutuhkan usaha ekstra selama 1 bulan itu, tiada hari tanpa menemani Taeyong membaca di perpustakaan bagian paling pojok. Walau di 2 minggu pertama hanya diisi oleh keheningan, well, keheningan yang berasal dari Taeyong. Karena Mingyu sibuk berceloteh panjang lebar tentang apapun yang menyangkut kesukaan Taeyong. Ia bekerja begitu keras untuk mengetahui semua hal kesukaan Taeyong by the way.

1 minggu terakhir dari waktu 1 bulan itu mulai membuahkan hasil. Taeyong memulai tersenyum kecil, sudah agak terbiasa dengan Mingyu karena sungguh, Mingyu sangat sangat sangat – cerewet.

Asalkan lelaki incarannya mulai menunjukkan lampu hijau, Mingyu tidak masalah dianggap cerewet.





---




Ten berdecak saat melihat Taeyong tergopoh-tergopoh membawa banyak buku di kedua tangannya. Satu-satunya sahabat Taeyong itu sudah menunggu sekitar 15 menit yang lalu di perpustakaan.

"Mana Mingyu?" Ten bertanya sinis, tepat saat Taeyong menjatuhkan semua buku itu ke meja perpustakaan yang mengeluarkan bunyi agak nyaring.

"Tadi saat berpisah di gerbang, ia bilang punya urusan sedikit" jelas Taeyong dengan sedikit semburat merah di pipinya. Ten mengernyit tak suka, tapi akhirnya menunjukkan ekspresi bingung yang artinya —

— apa yang dilakukannya padamu?

"Dia mencium bibir ku di depan gerbang, mengusak pelan rambutku, sebelum berlari ke arah kelasnya." Taeyong terlihat malu.

Ten memutar bola matanya malas.

"Tak ada gunanya ciuman dan usakkan itu kalau ia membiarkanmu membawa 10 buku tebal ini dari gerbang sampai perpustakaan sendirian!" Ten berdecak sebal.

Taeyong terkekeh kecil, "kau tak pernah menyukai Mingyu."

"Sangat tak menyukai, dan tak akan pernah menyukai. Taeyong kau sangat tahu aku ini punya hal yang baik dalam hal firasat. Dan Mingyu, pria itu tidak mendapat satupun firasat baik dariku."

Ten memang tak pernah menyukai Mingyu. Ten mengenal Mingyu, jauh sebelum Mingyu memutuskan untuk menarik perhatian Taeyong.

Well, hanya sekedar tau nama, tapi Ten merupakan sosok terkenal, ia adalah social butterfly di kampusnya. Dengan itu, Ten dapat dengan cepat mengetahui beberapa gosip hangat yang menyebar luas di kampusnya.

Saat tahu Mingyu mencoba menarik perhatian Taeyong, Ten dapat dengan cepat menggali informasi tentang pria itu. Dan apa yang didapatkan Ten bukanlah suatu hal yang baik.

Sayangnya, Taeyong bukan tipe orang yang dengan mudahnya mempercayai sesuatu, sebelum ia benar-benar melihat itu dengan mata kepalanya sendiri. Berkali-kali Ten mengingatkan Taeyong, tapi respon Taeyong selalu saja, senyuman kecil atau kekehan pelan dan sejuta kata pembelaan untuk Mingyu.

"Dia tidak begitu Ten, yang kau dengar hanya gosip belaka. Tidak ada bukti"

Kira-kira begitulah, hal sama yang selalu diulang Taeyong ketika Ten dengan gentarnya berusaha menjelekkan nama Mingyu di hadapan Taeyong.

Ten sangat mengerti, Taeyong merupakan introvert garis keras. Menjadi sahabat Taeyong juga merupakan sesuatu yang susah. Dan selama 2 tahun bersahabat, baru kali ini Taeyong menerima seorang pria, yang hanya dikenalnya selama 1 bulan. Hal itu berarti, Mingyu memberikan sesuatu yang membuat Taeyong merasa aman, dan nyaman ketika Mingyu berada di sekitarnya.

Ten hanya tidak ingin, Taeyong jatuh ke dalam orang yang salah. Ten yakin, ia tak akan pernah salah dengan firasatnya.

"Taeyong, apakah kau masih sering merasa ada yang mengawasi dan memperhatikanmu dari jauh?"

Taeyong tertegun.








to be continued










kiming sm ty crack pair ga si?
crack pair ya? ak gasuka crackpair but ini buat kepentingan story huhu. mau pake oc tapi ntar ga dapet feelnya.
imm so sorry ini mungkin ga akan sesuai ekspektasi, karna moment jaeyong agak sedikit, well itu sejauh yang aku pikirkan. gatau kalo bakal berubah kedepannya.
yang terpenting it still jaeyong, it'll always be jaeyong.

—Sincerely, celcocstan

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 03, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

𝐌𝐲 𝐄𝐯𝐞𝐫𝐲𝐭𝐡𝐢𝐧𝐠Where stories live. Discover now