Y

6 2 0
                                    

Tentu tak pernah terpikir oleh Sasa jika dia benar-benar merasa kecewa, sekecewa ini dengan takdir, ini bukan seperti halusinasi nya yang kelewat batas itu. Ini menyakitkan, sungguh!! .

Hari-harinya tak begitu berubah hanya perasaan saja yang semakin hari semakin tak karuan, semakin membandingkan diri ' mengapa bukan dia yang menjadi pilihan ' pertanyaan yang akhir-akhir ini menghantui pikirannya.

" Apa yang kau pikirkan " tanya mikha yang membuat Sasa tersadar dari lamunannya, Sasa hanya tersenyum tipis menandakan dia baik-baik saja atau jawaban jika dia tak sedang memikirkan apapun, Sasa sangat ahli berbohong dengan perasaannya.

" Jika ada masalah atau kau merasa sesuatu menganggumu berceritalah, aku sahabat mu " mikha tersenyum, dia tahu sesuatu terjadi pada sahabatnya itu hanya saja dia tak ingin terlalu memaksa Sasa untuk bercerita.

" Aku baik-baik saja, tak ada masalah hahahah... Jangan bertingkah seperti itu . " mikha sedikit merasa lega mendengar tawa itu, tapi dia dapat merasakan jika itu hanyalah alibi dari sahabatnya .

Tak terasa air bening menetes di pelipis nya, tuhan tahu kapan dia harus menyerah dengan rasa sakit nya. Tak ada yang melihat, mikha telah kembali dan melakukan pekerjaan nya, sekarang hanya Sasa dan perasaan nya yang kembali terkecamuk yang tahu .

Sasa tentu tak ingin menjadi egois, dia harus melupakan raihan, tentu itu adalah hal yang harus sasa lakukan. Tak pernah terbesit dibenaknya untuk merebut kebahagian orang lain tapi....... ' Kenapa harus sesakit ini? ' keluhnya tak bersuara, dia merasa dia pun berhak untuk bahagia.


Raihan P. O. V

Dia tak bisa mengelak saat sang ibu memintanya untuk bersanding dengan wanita yang tak pernah dia sukai, mungkin sudah berbagai macam cara sudah dilakukan tetapi tak membuahkan hasil , ibunya tak akan menerima alasan apapun.

Raihan sendiri adalah seorang direktur dan ibu raihan bersikukuh jika dia harus bersanding dengan wanita yang pantas bukan yang biasa-biasa saja.

" Aku lelah " menyandarkan tubuhnya pada sofa sambil memejamkan matanya yang terlihat sayu itu.

" kau harus menemaniku membeli perlengkapan yang lain " rengek wanita yang sebentar lagi akan menjadi istrinya.

Tak mengubris raihan lebih memilih untuk terlelap yang membuat wanita itu menggerutu

" jangan tertidur " perintahnya menepuk lengan raihan, raihan kembali tersadar menatap si wanita tak suka .


WHY?Where stories live. Discover now