enam

746 75 0
                                    

Terbilang sudah sepuluh hari sejak kejadian memilukan yang dirasakan pria cantik ini. Tidak beranjak dari ranjang besar nan mewah. Baekhyun berada di mansion Chanyeol selama ini. Chanyeol ingin melindungi Baekhyun. Rumah sakit? Baekhyun menolaknya tentu saja Chanyeol tak ingin memaksanya. Yang dibutuhkan Baekhyun hari ini adalah perhatian dan kasih sayang untuk menghilangkan kejadian mengenaskan itu.

Hari ini pemilik mansion itu memasuki tempat Baekhyun berada. Bukan di kamarnya melainkan Baekhyun berada di kamar lain, ia butuh waktu sendiri. Jika ia tidur seranjang bersama Chanyeol itu hanya membuat Baekhyun mengingat kejadian itu kembali.

Mata Chanyeol melihat nampan berisi makanan yang disediakan untuk Baekhyun yang diberikan pelayan mansion. Nampan itu masih terlihat rapi seperti tidak tersentuh. Matanya kini melihat kearah pria yang ia cintainya itu yang sedang berbaring membelakanginya. Chanyeol tahu ia sedang tidak tidur.

Chanyeol mendudukan dirinya di ranjang lebih tepatnya di samping depan Baekhyun. Chanyeol menatap Baekhyun lekat. Pria cantik itu memandang depannya kosong. Tak mau pria cantik itu kehilangan berat badan. Ia menyuruh Baekhyun untuk bangun. Butuh sedikit pemaksaan agar Baekhyun mau bangun dan bersender di ranjang.

"Tatap aku." Chanyeol memegang wajah mulus Baekhyun. Senyum simpul ia kembangkan karena akhirnya ia tidak melihat air mata yang mengering maupun basah disana. Ia mengecup bibir tipis itu singkat membuat sang empunya mengerjap lucu.

Ia menarik nampan berisi makanan itu mendekat. Mengambil makanan dengan sendok yang telah disiapkan. Ia arahkan sendok itu ke mulut Baekhyun. Baekhyun membuka mulutnya dan memakannya. Sebenarnya cukup aneh. Biasanya orang lain akan kehilangan nafsu makan jika berada di keadaan seperti ini. Berbeda dengan Baekhyun yang tetap melahan habis makanan itu setiap hari seperti saat ini. Seluruh makanan telah habis di nampan. Begitupun dengan buah strawberry yang disediakan sebagai makanan penutup.

Bukannya Baekhyun memiliki nafsu makan, ia tidak. Hanya saja Baekhyun tidak bisa menolak makanan lezat dan mahal itu apalagi Chanyeol pria yang ia cintai yang menyuapinya. Itu sangat mubazir jika ia menolaknya, pikirnya.

"Anak pintar." Chanyeol mengusap lembut rambut halu Baekhyun. Membuat sang empunya tersipu malu. Ia menyubit pipi Baekhyun pelan karena gemas. Kekehan lembut terdengar dari mulut Chanyeol. Seketika Baekhyun tersenyum mendengarnya. 'Tampan'. Pikirnya.

Chanyeol hendak berdiri dan akan pergi. Namun tangan kecil yang terbalut piyama kuning itu memegang ujung pakaian Chanyeol dan memerasnya kecil tak lupa pipinya yang memerah. Matanya mengerjap lucu menatap Chanyeol dengsn mulut yang setengah terbuka.

"Kenapa?" Tolong siapapun rekrut Chanyeol untuk membintangi sebuah film. Ia sungguh bisa menahan rasa gemas dan lucunya Baekhyun saat ini.

Kalau author sendiri sudah author gigit pipinya dan membungkusnya terus author usel-uselin jadi guling-

Eh, maaf (2)

"P-peluk." Ucap Baekhyun malu. Pasalnya sudah menjadi kewajiban ketika selesai memberi makan Baekhyun, Chanyeol akan memeluknya.

Chanyeol tersenyum. Ia mendudukan kembali ke pinggir ranjang. Ia membawa Baekhyun ke dalam dekapannya. Aroma lembut dan manis menjelajah nafas Chanyeol, ia sangat menyukainya. Begitupun dengan Baekhyun selain ingin di peluk, tujuan utamanya adalah ingin mencium aroma maskulin ini secara langsung dari dekat, dari tubuhnya langsung. Sebagai makanan penutup yang sebenarnya bagi Baekhyun.

Cukup lama mereka memeluk satu sama lain hingga akhirnya salah satu dari mereka melepaskannya. Chanyeol menatap lekat wajah Baekhyun. Ia menciumnya singkat namun dengan lumatan.

"Bonus."

Baekhyun mengerjapkan matanya lucu. Entah kenapa semenja tinggal di mansion Baekhyun semakin hari semakin menggemaskan dengan tingkah malu-malu tapi maunya.

Beggar • ChanBaek [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang