24. Better Better

492 81 37
                                    

Yang berhak mendapat perubahan adalah yang akan terjadi.

Tidak ada perubahan pada yang sedang dan telah terlewati.

—Lotusha Lee—

.

.

.

Harvey duduk manis menatap televisi sementara ayahnya hanya terdiam, duduk di atas ranjang rumah sakit dan  melamun menatap ke luar jendela. Sudah hampir sepuluh hari lebih Jay dirawat di rumah sakit dan harus mendapat perawatan intensif. Kata dokter ia mengalami cedera otak yang membuat darah menggumpal di otaknya akibat benturan saat kecelakaan tunggal yang terjadi pada Jay.  Glasgow Coma Scale (GCS) Jay berada di titik terendah yang berarti ia mengalami koma selama tiga belas jam itu.

Untung saja otak Jay segera dioperasi alias kraniotomi —dokter membuat lubang di tulang tengkorak sehingga punya akses ke otak guna mengeluarkan gumpalan darah dan memperbaiki pembuluh darah di otak yang rusak, saat pendarahan berhenti dokter memasang potongan tulang tengkorak dengan mur berbahan logam. Brian sebenernya pengen request otaknya Jay bagian ngomong sampah dan misuh-misuh sekalian dibenerin, tapi dokter cuma tersenyum kecut.

Kata dokter, Jay ini sebuah mukjizat, seharusnya setelah kecelakaan seperti ini ia mengalami komplikasi seperti gangguan memori atau disfungsi beberapa indera, tapi nyatanya Jay ternyata tetap sehat wal afiat. Satria yang awalnya takut Jay hilang ingatan dan lupa dengan utang traktiran mie ayam sempat membuat cowok itu khawatir.

Memang Brian dan Satria kadang minta ditampol.

Di balik semua keganjilan ini ternyata memang ada campur tangan dunia lain alias Lotusha. Yah, karena kekuatannya Jay menjadi pulih dengan cepat dan kembali normal seperti sedia kala. Biasanya proses penyembuhan butuh tiga bulan lebih, ini baru sepuluh hari Jay sudah normal seperti sedia kala seolah tak terjadi apa-apa.

Fisik Jay oke, tapi hati dan perasaannya tidak bisa biasa saja selepas ia tahu apa yang terjadi di masa depan. Mengetahui apa yang menimpa pada anaknya sendiri, Harvey Daniswara.

Maka dari itu, Jay hanya diam saja selama ini dan hanya minta ditemani oleh Harvey dan Abigail yang membuat Wiryawan sang kekasih official sebenarnya bete dan kesel banget. Tapi mau bagaimana lagi melihat Jay yang lemah dan kesediaan Abigail sendiri membuat cowok itu hanya bisa pasrah.

Abigail baru saja keluar menemani papa dan mama Jay mengurusi administrasi rumah sakit. Orang tua Jay seneng juga melihat Abigail yang persis kriteria menantu idaman, terlebih mama Jay. Selama ini wanita paruh baya itu hanya tahu Sabrina saja, gadis itu baik tapi mama tetap merasa jika gadis blasteran penjajah itu gak bisa mengimbangi sikap Jay. Sedangkan Abigail menurutnya memiliki sikap berani tanpa kesan manipulatif itu cocok untuk menghadapi Jay yang kadang kelewat berbaik sangka pada orang. Pokoknya mama tim Abigail menantu siaga.

Mama Jay senang, Wiryawan meradang —tau jika ceweknya diincar.

Keluarga Jay juga bingung dengan kehadiran Harvey dan kenapa anak lanang mereka kok hanya mau ditemani remaja berwajah idol KPop itu, tapi mereka urung mendapat penjelasan karena Jay sudah terlebih dulu meminta mereka agar tak bertanya macam-macam.

"Har ...."

Harvey yang sedang menonton acara kartun pagi hari hanya diam, namun rungunya fokus ke suara Jay. Pengen nampol mulut Jay yang menyingkat namanya sayang situasi seperti ini tidak cocok dengan adegan seperti itu.

"Boleh gue peluk lo?"

Netra Harvey mengerjap beberapa saat kala mendengar permintaan Jay yang tiba-tiba. Sejak sadar memang berulang kali Jay hendak berbicara tapi selalu gak jadi dan berujung pada Abigail dan Harvey yang penasaran.

[1] His Future Kid | jae day6 ft. hyunjin skzWhere stories live. Discover now