Part 3

15.3K 1.5K 106
                                    

Please!! Jangan liat gue Please!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Please!! Jangan liat gue Please!!

"Mbak tidak apa-apa? Apa ada yang sakit?" Tanya Devano sambil mencoba menyingkirkan tas punggung yang menutupi wajah Zea.

"Dia pingsan kali Dev"

"Mbak beneran pingsan?" Devano tampak khawatir. "Satpam!! Ada yang pingsan!!" Teriak Devano karena melihat seorang satpam yang sedang berpatroli di Mall.

Melihat ada kerumunan di dalam Mall. Satpam itu mulai mendekat, karena beberapa orang disana juga ikutan melihat Zea yang tidak beranjak dari tidurannya dilantai. Sambil menelungkupkan wajahnya di lantai Zea terus saja Istighfar dalam hati.

Buset... kenapa malah manggil satpam. Terpaksa, gue harus kabur.

Zea sudah mulai ancang-ancang untuk berdiri, lalu kabur dari tempatnya tersungkur. Namun na'as, saat dirinya hendak melarikan diri, Devano keburu mengambil tas punggung yang menutupi wajah Zea.

"Lo—" Ucap Devano dengan wajah kagetnya saat mata Devano dengan mata Zea bertemu.

Zea sesaat melihat Devano. Namun buru-buru kabur tanpa mengambil tas punggung yang sudah ada di tangan Devano.

Kakinya berlarian turun kearah luar Mall. Zea sampai terengah-engah karena saking cepatnya dia berlari. Sampai-sampai beberapa orang yang melintas juga Zea tabrak.

***

Entah kenapa Zea berlari. Betapa bodohnya juga Zea meninggalkan tasnya ditangan Devano. Bukankah Zea tidak punya salah apapun? Seharusnya yang malu itu Devano karena ketahuan selingkuh oleh Zea. Lalu kenapa Zea yang justru melarikan diri?

Zea merutuki dirinya sendiri. Bahkan dia sampai jalan kaki menuju kerumahnya. Ponselnya saja ada di tas, gimana caranya dia harus memberi tahu mang ucup untuk menjemputnya di jalan. Sudah keringatan, bau, ditambah tadi pagi Zea tidak mandi. Membuat gadis itu semakin mirip dengan tampang gembel dibanding anak dari keluarga kaya.

"Ya ampun anak Mama kenapa thekil and thekumel kayak gini?" Teriak Elis saat melihat Zea yang baru datang kerumah.

"Aduh jeng. Si Zea itu pulang dari kampus, apa abis ngemis di jalan si?" Celetuk ibu-ibu arisan yang sekarang sedang kumpul-kumpul dirumah Zea. Siapa lagi jika bukan teman-teman mamanya. Zea sampai bosan melihat teman-teman mama mencaci maki dirinya.

"Heran deh Saya, si Zea itu ko beda banget ya sama Jasmin dan Rosa. Si Jasmin dan Rosa kan, bersih cantik pula. Nah sedangkan si Zea, kenapa malah mirip anak pungut kayak gini?"

Terus aja bu terus hina Zea. Apa atuh Zea mah cuma di anggap anak pungut sama semua orang.

Elis tidak marah ketika teman-temannya berbicara seperti itu. Karena memang benar adanya, Zea terlampau beda dengan kakak-kakaknya yang cantik. Namun fakta yang sebenarnya, bahwa Zea memang jelas-jelas anak kandung Elis. Itu tidak bisa diganggu gugat lagi, karena hanya Elis lah yang merasakan ketika Zea berada di dalam kandungan.

FAKE BOYFRIEND (PINDAH KE DREAME)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang