『TLIW//08』

346 150 323
                                    

Rasanya aneh sekali, saat Araya sakit dirinya tidak berangkat sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rasanya aneh sekali, saat Araya sakit dirinya tidak berangkat sekolah. Baru berangkat dua hari sudah hari Sabtu saja.

Gadis itu menatap seragam dan juga tasnya yang sudah ia siapkan semalam, tertawa kecil menyadari kebodohannya.


Ia masih terlihat kusut, baru bangun tidur.

"Araya?"

Araya menoleh ke pintu. Melihat sang ayah yang menggunakan kaos dan jaket hitam yang disampirkan di lengan, bukan kemeja dengan jas yang menyampir di lengannya.

"Eh, iya Pa. Ada apa?" Gadis itu tersenyum. Ia senang sekali, bangun tidur ia bisa melihat papanya di kamar lagi, setelah sekian lamanya.

"Pagi ini Papa mau ke rumah Oma. Mau ikut?" Araya masih diam, ia menggaruk kepalanya, apa benar papanya yang mengucapkan itu?

"Ke rumah Oma?" Oma yang dimaksud adalah ibu kandung dari papa, tentu saja Araya senang, gadis itu mengangguk cepat.

"Iya. Papa tunggu di bawah," ucap John lalu berbalik meninggalkan kamar Araya.

Gadis itu menyibakkan selimutnya, berlari ke kamar mandi dan merutuki kebodohannya yang tidak membawa baju ganti. Ia keluar lagi mengambil pakaian yang akan ia gunakan.

***

"Araya, sudah siap?"

Araya dengan cepat menuruni anak tangga dan menghampiri Mamanya.

"Iya udah, Ma. Jenn—Kak Jennifer nggak ikut?" Araya menatap pintu kamar Jennifer dari bawah. Belum melihat keberadaan Jennifer di sini.

Mamanya menggeleng dengan wajah sedih, tapi Araya, diam-diam gadis itu tersenyum.

"Enggak, ada acara di kampusnya. Dia kan terpilih menjadi putri kampus, pasti sibuk banget," ucap Wendy tampak kecewa.

Senyum di wajah gadis itu hilang perlahan, ternyata masih sama.

"Ya sudah, ayo berangkat sekarang! Oma sudah menunggu," ucapnya merangkul Araya yang masih diam, gadis itu tak percaya tangan hangat itu merangkul tubuhnya kembali.

Kali ini tidak ada Pak Bimo yang menjadi sopir untuk mereka. Melainkan papa yang menyetir. Sedangkan Araya dan Wendy berada di kursi belakang.

"Mama nggak mau di depan aja? Papa merasa jadi sopir kalian," cicit John melirik kaca spion, melihat istrinya yang berbicara canggung dengan putrinya.

THE LOVE I WANT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang