[Special project collaboration]
Mari singgah sejenak, mungkin kalian akan suka dengan apa yang kami sajikan. Meski cukup sederhana, namun kami usahakan kalian menikmatinya. Salam hangat, sehangat mentari pagi di musim panas!
Se...
Tiga hal yang disadari oleh Yangyang saat ia terbangun dari tidurnya. Ini sudah pagiterlihat dari cahaya matahari yang terpantul di dinding, ia masih berada di sofa yang sama dimana ia makan malam semalam, dan ia sekarang tertidur di atas dada telanjang suaminya.
Sekelebat si wanita berambut pirang panjang itu mengingat kejadian semalam dan pipinya langsung memerah karena malu. Kalau saja ini bukan pagi, Yangyang masih ingin cuddle dengan suaminya tapi sisa kegiatan mereka semalam harus segera dibersihkan sebelum kolega Kun datang.
“Arghhh” erang Yangyang saat ia berusaha turun dari tubuh Kun. Pinggangnya terasa mau lepas dan berdenyut-denyut. Tanpa disadari oleh Yangyang, erangannya membangunkan si suami bersurai biru.
“Begini dulu saja yang.” ucap Kun dengan suara khas baru bangun yang serak.
“AHHH” Yangyang yang terkejut langsung mendudukan diri tepat diselangkangan Kun.
Siapa yang tidak terkejut dengan suara yang seksi itu tepat di telinga.
“Aduh yang!” kini gantian Kun yang mengerang karena morning woodnya di duduki oleh pantat polos si istri.
“Ih kakak bikin kaget tau gak sih?” seru Yangyang kesal sambil menepuk pelan perut kotak-kotak Kun.
Si suami yang kini sedang menikmati pemandangan istrinya dengan rambut berantakan dan hoodie kebesaran miliknya tanpa bawahan, yang sedang cemberut duduk diatas dirinya. Menggemaskan plus seksi, batin Kun.
“Kalau kamu menggemaskan seperti ini, Kakak bisa-bisa minta lanjut yang kemarin lho.” canda Kun.
Yangyang semakin kesal dengan tingkah suaminya memilih untuk bangun dan berjalan tertatih menuju dispenser untuk meredakan tenggorokannya yang kering. Kegilaan semalam membuat tenggorokan Yangyang bekerja puluhan kali lebih keras dari sekedar makan, minum, dan berbicara. Sambil menenggak air putihnya, Yangyang mencuri pandang ke suaminya yang memilih untuk tidur lagi. Si mahasiswi arsitektur tahun akhir itu punya ide.
Ia berjalan menuju wastafel pantry studio Kun, menyalakan keran, membasahi tangannya, dan tanpa mengelap tangannya berjalan menuju Kun yang tertidur.
Splash…splash...splashh
Yangyang mencipratkan tetesan-tetesan air yang ada di tangannya yang basah ke wajah kun. Yang lebih tua langsung terduduk karena terkejut dengan serangan tiba-tiba dari yangyang. Tanpa babibu, Kun menarik istrinya sehingga Yangyang terduduk di atas pangkuannya lalu menggigit-gigit telinga si pirang.
Yep, senjata makan tuan.
“Bandel sekali sih. Kamu aku makan disini lagi lama-lama.” bisik Kun tepat di telinga Yangyang.
