1. ketahuan

43 2 2
                                    

"Dara, kenapa kamu masih bandel?!" bentak ayah Dara--- Pras.

"Bandel gimana, Yah?" tanya Dara santai.

"Ayah sudah suruh lima bodyguard jaga kamu, kenapa kamu selalu kabur-kaburan dari bodyguard! Jangan buat ayah khawatir."

"Alasannya mudah, Dara gak suka dibuntutin bodyguard. Apa-apa bodyguard ikut Dara ke mana-mana, Dara gak bebas ngelakuin yang Dara mau. Dikit-dikit gak boleh."

"Kamu ingat ancaman itu, Dar. Ayah sudah hilang kesabaran, ayah akan mengirimkan satu bodyguard kejam." Pras sudah hilang kesabaran menghadapi anak satu-satunya.

"Tambahin aja, Dara pasti bisa lolos dari penjagaannya," ujar Dara.

Pras langsung menelpon seseorang, beberapa detik sambungan terhubung.

"Zito, sekarang kamu ke sini! Lima menit harus sampai di sini!" Pras langsung mematikan teleponnya.

Lima menit, Zito telah sampai di kediaman Pras.

"Lapor! Saya telah sampai di sini lima menit pas," ujar Zito sambil hormat.

"Ini bodyguard Dara? Masih muda ternyata, kenapa gak tua kayak lain?" ucap Dara sinis.

"Zito, sekarang kamu jadi bodyguard Dara. Sebelum kamu mengerjakan tugas, saya akan kasih tahu kebiasaannya."

"Dara suka kabur-kaburan dari penjagaannya, sekolah sering buat onar, dan pulang sekolah sering keluyuran."

"Satu lagi, jangan sampai Dara kabur dari pengawasan kita, ikuti terus gerak-gerik Dara. Jangan biarkan Dara keluar rumah kecuali sekolah dan membeli buku."

"Baik Tuan, saya akan mengikuti perintah Tuan," ujar Zito sambil menatap tajam Dara.

Dara masih terlihat santai saat ditatap tajam Zito, bagi Dara sangatlah lucu. Wajah yang tampan, rahang terlihat kokoh, lesung di pipi disertai gingsung. Perfect.

"Ok, keluarkan identitas lo sebelum menjaga gue," titah Dara.

"Saya Jirnicv Zito Farlord, panggil Zito. Orang blasteran, tinggal di Korea, sekarang Indonesia. Umur dua puluh tiga tahun, bekerja menjadi bodyguard Dara."

Setelah itu, Pras pergi entah kemana. Tinggal menyisakan Dara dan bodyguardnya.

"Gue mau pergi sama teman-teman, jangan ikutin gue," ucap Dara.

Dara langsung berlari menghindari para bodyguardnya. Bodyguard langsung mengejar Dara, Dara yakin mereka tidak menemukan dirinya.

Dara telah sembunyi, sial. Dara telah tertangkap basah, Zito telah menangkapnya.

Tanpa aba-aba, Zito langsung mengigit hidung pesek milik Dara.

"Aw ..., Sakit tauk. Ngapain gigit hidung gue?" tanya Dara sambil mengusap hidung peseknya.

"Jangan kabur lagi, kalau masih saya gigit lagi," ucap Zito.

"Gak perduli," ketus Dara.

Zito pun menggigit pipi kanan Dara. Saat Dara ingin berbicara lagi, Zito langsung mencubit bibir Dara. Setelah itu, Zito melepaskannya.

"Bodyguard mesum! hidung gue lo gigit, pipi gue lo gigit, dan sekarang bibir gue lo cubit, Zito tak punya otak, bodoh!" hardik Dara.

Zito hanya terkekeh pelan. Kemudian Zito langsung menggendong tubuh Dara seperti menggendong karung beras.

Zito meletakkan Dara di kamarnya, kemudian Zito menyuruh teman bodyguard lain untuk memperketat penjagaannya sekaligus menjaga sekeliling rumah.

"Kamu duduk di sini, jangan ke mana-mana. Rumah ini sudah diperketat penjaga." Setelah mengatakan itu, Zito pergi entah kemana.

Dara berniat pergi ke kolam renang untuk bersantai dan meminum juz.

Dara perlahan-lahan menuruni anak tangga, setelah Dara sampai di dapur. Dara buru-buru membuat juz alpukat, juz favorit Dara.

Setelah selesai membuat juz, Dara pergi ke kolam renang. Dara bersantai di kuris pinggir kolam renang.

Dara berniat ingin memainkan kakinya di kolam air, Dara pun berjalan ke kolam renang.

Byur!

Saat Dara ingin mendekati kolam renang, Dara melihat katak. Akhirnya Dara terjebur di kolam renang.

●●●

"Ada apa, Tuan?" tanya Zito kepada tuannya di sebrang telepon.

["Gimana dengan Dara? Dia lagi apa?"]

"Tadi saya lihat Dara berenang di kolam renang, Tuan."

Zito sedikit menjauhkan ponselnya dikala Pras memarahinya.

["Bodoh, Dara gak bisa berenang! Dari kecil saya gak pernah lihat Dara berenang."]

Setelah pras mengatakan itu, Zito mematikan teleponnya dan buru-buru menghampiri Dara.

Zito menjebur dirinya di kolam renang, Zito membopong tubuh Dara yang terkulai lemas.

Zito mendudukkan tubuh Dara di pinggir kolam renang.

"Dara, saya mohon jangan pingsan. Saya mohon bertahan lah," ucap Zito sambil menepuk-nepuk pipi Dara pelan.

Plak!

Dara menampar pipi Zito keras, membuat bibir Zito mengeluarkan banyak darah.

"Bodoh! Gue belum minum obat. Gue gak tenggelam bambank," hardik Dara.

Sedangkan Zito membuka matanya yang lebar. Apa katanya? Belum minum obat? Jadi Dara bisa berenang?

Bodyguard TampanWhere stories live. Discover now