Prolog

4.5K 268 8
                                    


Semua Tokoh milik Masashi Kishimoto.

Happy reading!

.

Naruto melempar kaleng sodanya ke
udara. Membiarkan kaleng kosong itu
menyentuh lantai dengan kasar dan
menimbulkan suara berisik.
Sai mendengus melihat kamarnya
berantakan. Memilih mengangkat
tubuhnya dari sofa untuk berjalan ke
ranjang.

"Aku bosan." Kali ini Naruto melempar
kulit kacang yang isinya sudah menyentuh lambungnya.

"Salahmu menolak Hinata. Andai tidak
pasti kalian sedang bercinta sekarang."
Gaara sibuk mengotak atik ponselnya.
Memberi lirikan singkat pada Naruto.

"Bukan tipeku."

"Sayang sekali. Padahal dia seksi kalau
di perhatikan." dari tadi Shikamaru tak
berniat ikut campur. Tapi mengangkat
suara demi menghapus kebosanan.

"Untukmu saja."

"Bukan tipeku." Shikamaru meniru
gaya bahasa Naruto. Meraih rokok di
atas meja dengan mata yang sibuk
mencari pemantiknya. "Ada yang lihat-"
menghentikan ucapannya saat benda keras mengenai dadanya. Menjauhkan rokok dari bibirnya. "Aku baru tau kalau kau hobi menyembunyikan pemantik." menatap Sasuke yang duduk di sofa tunggal.

"Sialan."

"Ngomong-ngomong mana kekasihmu
Sai. Kau bilang dia akan datang." Naruto hanya penasaran. Katanya Sai berpacaran dengan siswa sekolah yang menjadi musuh bebuyutan sekolah mereka.

"Mungkin sebentar lagi dia datang."

"Kau merencanakan sesuatu. Berpacaran dengan siswa KHS One bukanlah gayamu
dulu." itu pertanyaan Gaara. KHS
merupakan sekolah yang terkenal seantero Tokyo dan Jepang. Sekolah itu terbagi dua. KHS One dan KHS Two. Kedua sekolah itu sebenarnya satu pemilik. Namun tak banyak yang tau kalau kedua sekolah itu tak pernah akur. Saling bermusuhan. Semua yang ada dalam kamar itu adalah siswa
KHS Two.

"Kalian bisa menilainya sendiri."

"Aku tidak yakin." mengingat perkataan Sai yang mengatakan KHS One adalah tempat sampah bukan tempat manusia berpendidikan. Shikamaru berdiri berjalan mendekati speaker di atas meja lalu membunyikannya. Dia bosan dan butuh hiburan.

"Kurang kencang!" Naruto tak puas dengan volumenya.

Pintu kamar terbuka pelan. Dua orang
gadis muncul di sana. Shikamaru
mematikan speaker saat salah satu
gadis itu berlari ke arah Sai. Kini tatapan mereka menyorot datar sosok yang masih bergeming. Menatap mereka satu persatu dengan raut wajah terkejut.

Sakura menyesal menuruti keinginan
Ino, teman baiknya sekaligus teman yang membawanya pada sebuah masalah. Berjalan sembunyi-sembunyi di rumah mewah. Melirik kanan, kiri, atas dan bawah hanya untuk tiba di kamar yang ada di lantai dua. Belum lagi mereka harus menaiki anak tangga yang jumlahnya tak bisa Sakura hitung karena sekarang mereka berlari. Ino menariknya untuk bergerak lebih cepat lagi.

Mereka berhenti di depan kamar bercat putih.
"Untuk apa kita ke sini?" Sakura menatap Ino lalu melirik jam besar yang ada di sana. 19.50. Sakura hampir saja memekik andai Ino tak menutup mulutnya dengan tangan.

"Jangan teriak. Nanti ketahuan."

Sakura melepas tangan Ino. Menatapnya tajam. "Malam akan semakin larut Ino. Untuk apa kita ke sini?"

"Aku sudah katakan tadi agar kau diam
saja. Susah sekali." Ino mendorong pintu dengan pelan hingga suara ribut terdengar memasuki kuping mereka berdua.

Are You Oke?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang