Lukisan dalam asa

23 2 0
                                    

Hari itu aku masih bisa melihat terangnya lembayun dalam senandung, masih merasakan raga yang tengah merekat dalam hangatnya dekapan.

Aku, sudah benar benar terjatuh dalam lembah penuh nestapa rindu, membisu tak berkutat pada sela sela asa.

Kau datang, berlabuh lalu menetap dalam benak. mencoba untuk merobek semua harapan yang telah lama aku tanam. Tapi sayangnya, aku tak sebodoh itu.

Relung batin seolah olah memberikan isyarat kepada hati agar segera menghapus sisa tinta pada dimensi ingatan.

Padamu, yang menjadi tempat untuk bersandar nya sebuah asa.
Kau, memberikan aku banyak ruang untuk memahami tiap imajinasi yang masih melayang dalam gelap.

Padamu, liuk yang berpijak pada iringan anai-anai.
Kerangka kanvas itu masih membelentang nan terpampang nyata sampai-sampai membuat separuh jiwa sadar tak karuan, segelintas warna angan hanya ada lara yang bertebaran.

Terima kasih sudah meletakkan diri pada ekspektasi yang terlalu tinggi hingga akhirnya aku terjatuh sendirian.

Terima kasih telah memberikan kesepakatan untuk tidak lagi memberontak ketika hati sedang mendambakan jumpa kembali.

Terima kasih, sudah berjuang untuk satu lukisan dalam sebuah asa walau semesta tidak menyetujuinya.




Palembang,23 Agustus 2020

Ra.puh (TERBIT)Where stories live. Discover now