•𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟏•

10.2K 771 96
                                    

Yoshinori, pemuda jepang yang tinggal di Korea seorang diri. Yoshi pindah ke Korea untuk bersekolah disana. Awalnya ia bersama orang tuanya, namun saat menginjak masa mos SMA, orang tuanya pindah ke Jepang. Sementara Yoshi memilih tetap disana.

Saat tinggal disana, Yoshi memiliki teman dekat. Sangat dekat malah, terhitung mereka berteman dari masih memakai popok. Jadi, mereka akan saling tau menau tentang satu sama lain. Namanya Kim Junkyu.

Tapi, bagi Yoshi. Ia telah membuat sebuah kesalahan. Ah, itu bukan kesalahan sebenarnya. Namun, bagi Yoshi itu adalah kesalahan.

Kesalahan karena ia mencintai Junkyu.

Ya, ia mencintai teman kecilnya itu. Baginya, itu adalah sebuah kesalahan. Hei! biar bagaimanapun ia harusnya tidak menabur benih cinta di antara pertemanan mereka.

Ia takut, benih cinta itu malah merusak pertemanan mereka dan berakhir dengan Junkyu yang mulai menjauhinya.

Karena itu, ia memilih menyembunyikan perasaannya. Menutupnya dengan rapat rapat. Dan menganggap ia tidak memiliki perasaan itu.

Ia hanya berteman dengan Junkyu.

Tapi, pertahanan itu runtuh ketika seorang murid baru datang. Tepat berada di kelasnya. Murid baru itu tampan, tinggi dan sama sama berasal dari Jepang.

Tidak ada yang salah memang. Tapi yang salah adalah sikap Junkyu. Pemuda manis itu berubah setelah mengenal murid baru itu.

Junkyu tidak lagi sering kerumahnya, padahal sebelum murid baru itu datang, Junkyu tiap jam berada dirumahnya. Lebih karena Junkyu tidak punya siapa siapa dirumahnya. Selain itu, Junkyu yang dulunya pulang bersama Yoshi setiap hari kini menjadi pulang bersama murid baru itu.

Seakan semuanya telah berubah ketika murid pindahan jepang itu berada di kelas mereka.

Yoshi takut pertemanannya dengan Junkyu akan rusak. Bukan hanya pertemanannya, tapi hatinya juga.

Yang Yoshi tau, terkadang sifat orang akan berubah ketika seseorang sudah memiliki orang yang mereka cintai. Apa mungkin Junkyu menyukai Haruto? Si murid pindahan dikelas mereka itu.

Yoshi menghela nafas dengan kasar. Ia kemudian mematahkan pensil gambarnya. Pemuda itu juga melempar semua benda yang ada di atas meja gambarnya. Hingga semua itu berserakan di lantai.

Yoshi meremas surainya dengan frustasi. Ia benci apabila ia emosi. Ia tidak pernah bisa mengendalikan dirinya.

Lalu, terdengar suara Junkyu dari luar yang memanggil namanya. Sepertinya, Junkyu berkunjung kerumahnya.

Karena itulah, Yoshi langsung panik untuk mengambil semua barang yang tadi ia lempar dan merapikannya diatas meja.

Namun, Junkyu lebih dulu membuka pintu kamarnya. Lalu masuk tanpa berpermisi dulu. Seperti biasa, ia menganggap rumah Yoshi sebagai rumahnya juga.

"Yoshi, ini barang barang kamu kenapa berserakan di lantai?" Tanya Junkyu pada Yoshi.

Yoshi menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Berjeda sejenak untuk mencari alasan.

"Tadi ada kucing jadi aku ngelempar barang barangnya buat ngusir kucingnya." Bohongnya.

Junkyu tertawa pelan, "Udah besar, masih aja takut sama kucing."

Kembali menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sembari terkekeh kecil, Yoshi melanjutkan kegiatannya memungut alat gambarnya yang berserakan di lantai.

"Yoshi tau gak?" Junkyu tampak sangat bersemangat. "Haruto nyatain perasaannya ke aku." Lanjutnya tanpa dosa.

Tidak tau saja bagaimana perubahan wajah Yoshi. Meskipun setelah itu, ia hanya tersenyum getir. Mengerutuki bagaimana nasib sial yang selalu menimpa dirinya.

Lalu ia menoleh kearah Junkyu sebentar. "Wow selamat." Suara Yoshi terdengar begitu ceria.

"Dia baru seminggu disini tapi udah dapat hatimu," Yoshi tersenyum getir. "Beruntung banget Haruto."

"Huh?!"

"Nggak."

Yoshi meletakan barang barangnya kembali diatas meja, kemudian mulai mengaturnya satu persatu.

Junkyu memperhatikan gerak gerik Yoshi yang agak berbeda. Biasanya Yoshi akan ceria jika Junkyu ceria. Tapi, saat ini Yoshi terlihat murung.

Mengangkat bahunya acuh, Junkyu memilih tidak terlalu ambil pusing. Toh, biasanya Yoshi akan kembali seperti semula. Junkyu lebih memilih mengambil buku gambar milik Yoshi.

"Pinjam bentar." Ucapnya santai dibalas anggukan oleh yang punya.

"Kamu gambar aku semua disini?" Tanya Junkyu, kembali ia membuka buka buku gambar tersebut, halaman demi halaman. Tapi tetap sama, semua gambaran disana hanya dirinya.

"Iya."

"Kenapa?"

"Karena kamu itu orang terdekatku, ngeliat gambar kamu aja aku langsung semangat."

Junkyu melotot. "Apaan dah." Sahutnya.

Ia meletakan kembali buku gambar tersebut di atas meja. Matanya kemudian melirik ke arah Yoshi yang masih merapikan beberapa alatnya.

"Sumpah dah, ini kucingnya berapa yang datang sampai semua barang kamu lempar?"

Entah, sepertinya kejadian yang dikatakan oleh Yoshi tak mampu membuat dirinya puas. Pemuda yang dalam suasana hati berbunga bunga itu masih saja penasaran.

Sementara Yoshi hanya diam, tak berniat menjawab sedikitpun.

"Kapan kamu balas perasaan Haruto?" Tanya Yoshi, mengalihkan pembicaraan. Pandangannya lurus kedepan, terlihat kosong.

"Mungkin besok, aku pengen kamu menemani ku ya." Kata Junkyu, mata berbinar hanya dengan mendengar nama Haruto.

"Aku besok ada—"

"Aku enggak menerima penolakan." Junkyu berkecak pinggang.

"Terserah kamu aja." Decak Yoshi.

"Ah! Yoshi-ku memang baik banget kan." Junkyu mendekati Yoshi untuk mencubit pelan pipi yang lebih tua. "Kalau begitu aku pulang dulu bre, jangan lupa besok ya!" Lanjutnya, sembari melangkah menjauh.

Yoshi hanya membalas dengan senyuman. Ia kemudian menatap punggung Junkyu yang kini berjalan menjauh dengan langkah ceria.

Senyum pilu tercipta di bibirnya. Kemudian ia memegang dadanya yang terasa seperti tercubit sejak tadi.

"Arghhh!"

Yoshi melemparkan kembali barang barangnya yang baru saja ia rapikan. Matanya menatap sendu ke arah gambaran Junkyu dibuku gambarnya.

Sesakit ini ternyata jika cinta bertepuk sebelah tangan.

Padahal ini baru awalnya saja.



—TO BE CONTINUED–

Hai semua!

ZE-LIMERENCE disini.

Sebelum lanjut ke booknya. Ada beberapa hal yang perlu kalian tau tentang book ini.

Jadi, disini ada dua season. S1 dan S2.

S1 itu terinspirasi dari cerita di real life aku. Tentang sesuatu yang ngebuat aku lari ke dunia per kpop-an dan dunia orange ini.

Lalu, S2 hanya fiksi semata. Tidak ada sangkut paut dengan real life aku.

So. Selamat membaca.

ZE-LIMERENCE pamit undur diri.

buat pembaca baru u can call me "Kak Zel" thanks^^

[✓] Secret Love ; YoshiKyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang