First

29 1 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

Perkenankan saya posting cerita baru sksksk
Saya harap, project saya seterusnya bisa lebih baik lagi, lebih konsisten lagi muehehehe
Banyak yang suka juga hahaha

Ini apaan dah, tiap abis nulis kalimat dikasih tawa
Tapi saya harap kalian bisa mampir dan baca, vote syukur-syukur komentar

Tokoh yang ada di sini kebanyakan penduduk NCT, saya juga bakal kasih visual kok nantinya, biar kalian juga bisa lebih menikmati cerita hahaha.

Happy reading 🥰

Sepertinya baru kemarin Aury rasa kalau dirinya bertengkar dengan Dimas. Lagi-lagi karena kecemburuan Dimas terhadap Ezran—yang kerap disapa Echan, ketimbang Ezran—yang memang tidak pernah ada hubungan apa-apa dengan Aury.

Hari ini Dimas mulai lagi dengan mencemburui Echan yang sedang berbincang sambil berjalan beriringan dengan Aury. Dua orang itu sebelumnya sedang dimintai tolong oleh Bu Eri untuk membawa tumpukan buku paket Ekonomi dari perpustakaan ke ruang kelas X.

Hal tersebut murni ketidaksengajaan, karena tadinya hanya ada Aury yang ada di dalam perpustakaan untuk mengembalikan buku Fisika yang ia pinjam minggu lalu. Karena Bu Eri tidak tega jika hanya Aury yang membawa tumpukan buku tersebut, maka kemudian ia meminta tolong pada Echan yang kebetulan lewat depan perpustakaan.

"Haikal, sini!" Echan yang merasa nama depannya terpanggil itu langsung menoleh pada sumber suara yang berasal dari depan perpustakaan. "Bantuin Aury bawa buku paket ke kelas X A, ya."

Begitu saja, ketika nama Aury disebut, tanpa pikir dua kali Echan langsung mengiyakan ucapan Bu Eri.

"Sini, kita bagi dua," Ujar Echan yang langsung membagi beberapa buku menjadi dua bagian. "Gue bawa sepuluh, lo dua puluh."

Secara tiba-tiba sebuah buku cetak tebal mendarat tepat di kepala Echan. Tentu saja pelakunya tidak lain dan tidak bukan adalah Aury. Gadis itu merasa tidak terima kalau harus membawa lebih banyak buku ketimbang Echan yang notabene adalah laki-laki yang mana seharusnya lebih kuat daripada perempuan malah membawa lebih sedikit membawa buku daripada gadis itu.

"Sakit, bego!"

"Kamu juga aneh sih, Kal, lagian si Aury cewek malah disuruh bawa buku lebih banyak," Tegur Bu Eri.

Yang kena tegur malah hanya nyengir.

"Yang bener baginya," Titah Aury.

Aury dan Echan langsung mengangkat buku tersebut masing-masing lima belas buku. Sebelum mereka benar-benar keluar dari ruang perpustakaan, Bu Eri bersuara, "Kalian duluan aja, Ibu mau ke kantor dulu."

Keduanya akhirnya tiba di kelas X A setelah berjalan hampir sekitar seratus meter. Kelas yang tadinya bising tiba-tiba mendadak hening begitu mereka berdua masuk ke dalam. Mereka berdua menjadi pusat perhatian, sebab untuk pertama kalinya ada siswa asing yang masuk ke kelas mereka. Terlebih orang asing itu adalah Echan dan Aury yang merupakan siswa yang eksistensinya dikenal hampir oleh seluruh penghuni sekolah.

"Swit-swit," Koor salah satu anak laki-laki yang duduk di bangku paling ujung. "Yang kanan boleh, tuh."

"Kak Echan maksud lo?" Tanya anak laki-laki lain yang duduk di sebelahnya.

"Iya." Seluruh isi kelas tertawa, termasuk Echan dan Aury.

"Nanti malem telfon gue, ya." Echan menanggapi laki-laki itu dengan nada bercanda. Aury yang ada di sebelahnya ikut tertawa dengan tanpa sadar tangannya memukul lengan kanan Echan. "Dih, mukul-mukul."

Can We? [Haechan]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon