BAB 58

11.8K 660 135
                                    

Merelakan, tidak sulit. Yang membuat sulit hidup tanpa ada dirinya

-Angkasa P

Bab 58

Ketujuh pria yang sedang duduk di kantin. Trio bebek, Ciko duduk dengan keadaan badan lemas. Niko badannya terus bergetar karna masih membayangkan darah ditangannya. Rayi, cowok itu sedang membuat laporan hasil praktek tadi. Sedangkan Angkasa, cowok itu terdiam sejak tadi tidak berbicara pada teman-temannya.

Sejak kemarin dia terus memikirkan gadis itu. Setiap kali dia melihat foto-fotonya dia berharap. Kalau gadis itu kembali padanya.

Ciko pun berdiri merasa mual hebat. Karna, tadi mereka melaksanakan praktek mengenal organ dalam manusia.

Tak lama Ciko datang dengan wajah pucat dan keringat dinginnya.

"Gilaa!! Gue gak kuattt!!" Kata Ciko. Dia merasa sangat lemas hari ini melihat organ dalam manusia dan langsung memegangnya.

"Gue juga sama Cik," lirih Bima, "Gue gak ada selera makan sama sekali."

"Kepala gue pusing banget anjirr.." Banyu terus memijat kepalanya sejak tadi.

"Gue gak mau praktek kaya tadi," lirih Bagas.

Banyu menepuk bahu Niko dengan pelan"Lo gak papa Nik?" Tanya Banyu, melihat wajah Niko yang pucat dan badannya bergetar.

"Gu---e megang jantung Bay," ucap Niko yang masih memperhatikan tangannya membayang jantung yang tadi dia pegang.

"Gilaa!! Kepala gue mules,perut gue pusinggg..." Ucap Ciko sambil memegang kepala dan perutnya.

Plakk

Bima langsung menjitak Ciko dengan keras. Membuat Ciko meringis sakit.

"Sakit bego!"

"Lo yang bego! Semua lagi pada tepar gara-gara praktek masih sempetnya lo bercanda," ketus Bima.

"Kan biar pada ketawa," balas Ciko sambil mengelus kepalanya yang sakit.

"Momennya gak pas asli Cik... semua lagi pada lemes Cik," Jawab Bima. Cowok itu pun langsung melipat kedua tangannya dimeja dan menenggelamkan wajahnya dilipatan tangannya.

"Gue pusing asli," lirih Bagas.

"Kalian semua tadi megang organ apa aja?" Tanya Rayi tiba-tiba.

Banyu menggaruk tengkuraknya dengan kasar," Ray jangan bahas itu dulu dong! Gue masih kebayang-bayang!"

Rayi berdecak," lebay lo semua."

"Badan doang pada gede, liat organ udah kaya orang mau mati!" Lanjutnya.

"Lo menggang organ apaan Cik?" Tanya Rayi pada Ciko.

Ciko berdecak," gue pegang hati yang tersakiti!"

Rayi berdecak,"bukan waktunya bercanda Cik,"

Ciko hanya cengengesan tak berdosa,"iya iya... gue pegang hati para cewe yang suka di PHPin sama doi."

"Cik," kini sorot mata Rayi sangat tajam. Dia tidak main-main dengan Ciko.

"Santay Ray, kaya mau bunuh gue aja lo! Iya! Iya! Gue pegang hati."

Rayi pun mengangguk dan menulis di laporannya.

"Lo bertiga megang organ apa?" Tanya Rayi pada Bagas, Banyu dan Bima yang biasa dipanggil trio bebek.

Bima berdecak kesal," gue pegang paru-paru!"

"si Banyu usus halus, kalao si Bagas pegang usus besar." Jawab Bima.

ANGKASA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang