Yang sebenarnya terjadi kemarin, sebelum Fawwaz nemu surat cinta di tutup kulkas ...."Dek Fali, mau dibeliin es krim, nggak?" celetuk Noah, ketika keduanya sudah berada di teras.
Mendengar kata es krim terucap dari mulut Noah, mata Falisha langsung berbinar-binar. Keantusiasannya sama sekali tak disembunyikan.
Si anak lanang Sakyatyaga terkekeh menyaksikan tingkah imut bocah yang sudah dianggapnya adik kandung sendiri.
"Oke-oke, santai dulu. Mas mau beliin kamu es krim, asalkan nanti kalau esnya udah di tangan, Fali mau nurut omongannya Mas. Gimana?" Noah menjabarkan maksud tawarannya.
Falisha mengangguk penuh semangat. "Mau-mau!" serunya.
"Janji?"
"Janji! Pinky promise!"
Setelah seruan antusias Falisha yang terakhir, Noah lalu menyuruhnya untuk naik ke pundak —ya, maksudnya Noah bersedia buat gendong.
Tentu saja begitu sampai di minimarket, Falisha langsung memborong es krim rasa stroberi, yang warnanya pink, warna kesukaannya. Biasa, anak cewek umur 5 tahunan.
Sementara itu, Noah melirik ke dompetnya yang nyaris kosong, hanya tersisa duit merah selembar. Kemudian ia menarik napas panjang, bersiap untuk melepas kepergian uangnya.
Tak apa, ini hal biasa bagi Noah. Dia tabah, kok. :)
"Nah, karena udah dibeliin es krim, kamu tepatin janji, ya?" kata Noah begitu menyelesaikan urusan bayar-membayarnya.
Sambil memegang sebuah es krim cone rasa stroberi, si gadis kecil berkuncir dua itu berseru membalas, "Mm-hm! Permintaannya apa, Mas?"
Sekarang gantian Noah yang tersenyum lebar penuh arti. "Jadi begini, Adek Fali-sayang. Mas mau mengomentari sikapmu ke Abangmu tadi—"
Tapi, Noah langsung memutus kalimatnya begitu melihat Falisha menutup telinga.
"Falisha, lek ono wong sing luwih tuwa ngomong, ngekeki wejangan, dirungokke, nggih?" (Falisha, kalau orang yang lebih tua berbicara, memberi nasihat, didengarkan, ya?)
"Nggak mau!"
"Hmmmm, tak cubit lho pipimu nanti."
"Ampun, Mas! Fal bercanda aja, kok. Hehehehehehe!"
"Dirimu manis banget begini kalau sama aku. Sama abangmu sendiri kenapa galaknya minta ampun, hmm?"
"Soalnya Mas Fawwaz nyebelin!" Dan Falisha langsung menjawab begitu dengan lantang, tak terdengar keraguan sama sekali di ucapannya.
"Oh ya?" sahut Noah. Matanya hanya melirik si kecil, tanpa menoleh.
"Mmm, ndak, sih. Tapi, bukannya mereka ndak suka Fal dan Iyam? Makanya dikasih ke Yang-kung dan Yang-ti, 'kan! Kalau gitu, ngapain coba Fal baik-baikin mereka? Apalagi Mas Fawwaz," timpal Falisha.
"Gitu?"
"Iya!"
"Kata siapa itu? Abangmu ngomong sendiri? Atau bahkan, Papi-Mamimu?"
Usai Noah berkata begitu, suara cempreng si gadis ceriwis itu tak lagi terdengar.
Bahkan sampai tiba di rumah, gadis kecil itu hanya menunduk. Sepertinya ia sedang merenungkan ucapan Mas favoritnya yang makjleb di hati.
ᴷᴱᴸᵁᴬᴿᴳᴬ ᴰᴱᵂᴬᴺᴳᴳᴬ
Di sinilah Noah saat ini, berdiri di depan pintu kamar Falisha. Mondar-mandir sambil menggenggam gagang pintu, ragu untuk mengetuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dewangga
FanfictionKumpulan kisah keluarga Dewangga, yang berisikan delapan orang dengan kepribadian berbeda. © 2019 Shinadara Started : 27/11/19 End : - ___ Peringkat Tertinggi: #2 di Jackmo (10-01-22) #1 di Jackmo (24-01-22) #24 di Gotwice (25-12-21) #15 di G...