Chapter 13

118 33 4
                                    


Aku bertugas mendorong keranjang belanja dan memilih belanjaan. Jiyeon di sampingku hanya berjalan mengikutiku sambil celingak-celinguk. Tangannya menarik lengan jaketku agar tidak hilang. Aku merasa sedang belanja bersama seorang bocah.

'yah kau mencium sesuatu?' tanyanya membuatku bingung

'apa?' aku mengernyit

'daging' bisiknya

'wangi sekali' jiyeon menjilati bibirnya sendiri

'ppfft, bodoh' aku menyentil dahinya membuat jiyeon meringis

'kau mau daging?' dia mengangguk ragu

'mau, tapi kau tidak punya uang' ternyata dia sadar diri juga

'aku bisa memberimu makan daging dengan gratis' matanya berbinar

'eoteokhae?' aku menggeleng takjub. Terkadang jiyeon bisa menjadi benar-benar seperti anak kecil.

'ikut aku' kami kembali berjalan berdampingan lalu berhenti dua meter di dekat penjual daging yang sedang memberikan sample gratis

'ke sana, kau boleh makan dengan gratis sesukamu' jiyeon menoleh bingung

'aku serius, kesana dan buktikan sendiri' dengan ragu dia melangkah mendekati ahjumma yang sedang memanggang daging sample. Baunya memang wangi sekali.

Aku hanya berdiri memperhatikan dari jauh. Dia nampak sedang bicara pada ahjumma itu. Entah apa yang dikatakannya, dia bahkan nampak tidak bicara banyak, tapi ahjumma itu nampak sangat takjub. Dia diberi beberapa potong sekaligus dan makan dengan nikmatnya. Aku bahkan lebih takjub saat melihat orang-orang mulai mengerumuni jiyeon, merekamnya dengan ponsel, dan berakhir berbaris antri membeli daging yang dijual itu.

'myungsoo-yaaa kemariii' jiyeon melambaikan tangannya menyuruhku mendekat, antrian sudah cukup sepi. Aku bahkan baru sadar sudah hampir setengah jam aku hanya berdiri menunggu jiyeon

'ppalli ppalliiii' aku terkekeh geli, ini benar-benar gila

'myungsoo-yaaa' panggilnya sekali lagi, aku mengangguk. Kakiku membawaku berdiri di sebelah jiyeon

'aigoo agassi, suamimu benar-benar tampan' kami saling bertatapan

'kalian benar-benar pasangan pengantin baru yang serasi' ahjumma penjual daging itu mengelus lenganku

'ahjumma kami bukan...'

'ne ahjumma, bagaimana bisa tau kami pengantin baru?' aku menoleh kaget pada jiyeon

'aigoo terlihat sekali, kalian masih muda dan nampak sangat mesra. Bahkan berbelanja berdua seperti ini. Kalau kalian menikah sudah lama, suamimu tak akan mau ikut berbelanja sampai mendorong stroller ini untukmu agassi' jiyeon terkekeh geli

'majja, namja semuanya memang sama' katanya menanggapi ucapan ahjumma itu

'anak muda, jagalah agassi ini dengan baik' ahjumma itu memukulku pelan

'ah majja, ini untuk kalian berdua' ahjumma itu menyodorkan satu set daging sapi yang dijualnya

'untuk kami?' aku dan jiyeon saling bertatapan bingung

'tapi kami tidak punya...'

'gratis' satu kata itu menghentikan kalimatku

'karena agassi yang cantik ini sudah membantu mempromosikan daging jualanku maka aku setidaknya harus memberikan ucapan terima kasih. Tolong terima ini' jiyeon melirikku bingung

'geunde ahjumma, saya hanya makan beberapa potong daging. Saya tidak melakukan apapun' lirih jiyeon merasa tidak enak

'karena kau mencobanya dan nampak menikmatinya, karena itu mereka jadi ingin mencobanya' ahjumma itu mengelus lengan jiyeon

Fortune TreeWhere stories live. Discover now