6. Ini tidak nyata

89 3 0
                                    

Setelah beberapa bulan berlalu, kondisi ibuku semakin memburuk.

Semua keluarga dan saudara datang menjenguk ibuku, sampai akupun tak bisa menahan tangisku lagi.

Aku hanya bicara dalam hati, "Tuhan ini tidak nyata kan, kenapa harus seperti ini?"

Aku tak bisa melakukan apa-apa lagi sekarang selain mendoakan ibuku, aku di beri tahu oleh keluargaku tak lama lagi dokter akan datang ke rumah dan apapun yang dokter katakan, semua keputusan ada di tangan aku.

Akhirnya dokter datang untuk memriksa kondisi ibuku.
Beberapa menit berlalu, dokter keluar dari kamar ibuku.

"Siapa disini yang bertanggung jawab?" tanya dokter tersebut.

Keluargaku berkata, "dok, langsung sama anaknya aja"

"Saya dok anaknya, gimana kondisi mamah saya?" tanyaku penasaran.

Hal yang tak ingin aku dengar akhirnya keluar dari mulut dokter itu.

"Sabar aja, doa ya, saya tidak bisa memberikan yang terbaik kepada ibumu tadinya saya mau memberi cairan infus tapi sulit dengan kondisinya yang seperti sekarang, kalaupun mau di bawa ke IGD itu akan lebih sulit dan kasian sama ibu nya. Tapi kalo mau dibawa ke IGD, terserah dari pihak keluarga saja maunya seperti apa biar nanti saya yang hubungi Rumah Sakit bawa ambulance" jawab dokter sambil menjelaskan ke semua keluargaku termasuk aku.

"Tunggu dok saya mau bicara dulu sama keluarga saya" akupun segera menghampiri kekuargaku dan mulai mencari jalan terbaik untuk ibuku.

Dan akhirnya setelah beberapa saat berkumpul, aku dan keluargaku memutuskan untuk tidak membawa ibuku ke IGD.

dan tak lama dokter pun pergi setelah mendengar keputusan tersebut.

Waktu terus berjalan dan hampir tengah malam, aku masuk ke kamar ibuku dan melihat ibuku tertidur dengan begitu nyamannya seperti tak ada beban lagi yang ada di pundaknya.

Aku hanya bisa dan terus berdoa sambil memegang tangan ibuku, akupun tak kuasa menahan air mata setelah melihat kondisi ibuku, aku ingin sekali bicara pada ibuku.

"Mamah, ini aku mah anakmu Arga. Aku tau mamah pasti denger aku ngomong, aku yakin banget mamah bisa denger.
Mah, aku sayang banget sama mamah, mamah inget kan waktu mamah lagi sakit terus tiduran, aku suka godain mamah supaya mamah bisa ketawa? Mamah akhirnya ketawa kan? Mamah inget kan?
Mamah juga pernah isengin aku pas aku lagi tidur, mamah suka narik-narik celana aku, mamah ketawa waktu itu, mamah inget kan, mamah denger kan?" aku bercerita sambil menangis, mencoba mengajak ibuku bicara dengan harapan ibuku bangun dan mendengar semuanya.

"Mah, aku tau ini udah jalan yang harus mamah sama aku lewatin, aku ihklas, tapi apapun itu aku bakal tetep sayang sama mamah, doain mamah, dan minta yang terbaik sama Tuhan apapun itu." aku memegang tangan ibuku dan tak lama tiba-tiba ibuku memegang erat tanganku persis seperti kakek dulu.

Aku balas erat genggaman tangan ibuku sambil berdoa berharap ibuku bangun, setelah semua keluargaku berkumpul di depan ibuku, akhirnya ibu pun meninggal tepat di depanku tahun 2019 dengan tangan yang masih memegang erat tanganku.

KomaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang