Bagian empat

1.5K 215 18
                                    

Jeno meneguk satu botol soda di tangganya, dia melirik Lee Jongsuk.

"Jadi katakan?"

"Ini tentang Haechan, dia tidak ingin berjodohan ini."

"Lalu?" Jeno meremat kaleng soda di tanganya sampai hancur. "Katakan dengan jelas."

"Ku pikir aku sudah tidak bisa memaksanya lagi, Haechan sudah berulang kali mencoba bunuh diri."

Jeno tertawa, sejak kapan dia peduli pada Haechan. Bukankah selama ini dia terus mengabaikanya?

"Sejak kapan kau peduli pada putramu?"

"Bukan urusan mu Lee Jeno, ini permintaan ku. Bisa kau anggap permintaan seorang Ayah untuk putranya."

Jongsuk tidak mengerti kenapa dia harus melakukan ini.

-------------

LilBuna

Present

•°•°Candle Light°•°•

•°•

Mark Lee
Haechan Lee
Jeno Lee

•°•

Tittle : Candle light
Genre : Angst, Romance, Suicidal
Rate : T - M | 16-18 +
Leght : Multi-Chapter

---------------


"Uh.." Shinye melenguh dia membuka mata, hal yang pertama kali dia lihat adalah atap kamar dengan nuansa putih. Shinye memperhatikan sekitar, bau obat-obatan yang khas mulai menyeruk keindra penciuman.

"Kau sudah sadar." Jongsuk yang baru saja keluar dari kamar mandi mendekati Shinye. Dia membantu Shinye bangun.

"Aku dimana?"

"Rumah sakit, kalian kecelakaan malam itu."

Shinye terperanjat, dia mulai mengingat kejadian beberapa hari yang lalu. "Bagaimana bayiku?" Shinye meremat tangan suaminya kuat, dia berharap anaknya baik-baik saja."Katakan! dia tidak apa-apa, bukan?" Shinye melirik perutnya yang sudah rata. Apa dimana? Dimana Bayinya? Kenapa perutnya sudah rata?

Shinye menjerit histeris. "Katakan! Dimana dia!" Teriak Shinye lagi. Jongsuk mengeleng, dia berusaha menenangkan istrinya yang histeris. "Dia sudah tidak ada, kumohon tenangkan dirimu."

Shinye menggeleng, tidak! ini tidak mungkin, bayinya pasti selamat, pasti suaminya ini sedang bercanda dengannya, ya Shinye yakin itu.

"K-kau bercanda?"

Shinye berharap suaminya itu tersenyum dan menggangguk namun senyuman Shinye luntur ketika melihat Jongsuk hanya menunduk dan meminta maaf. "Maafkan aku dia sudah tidak ada, putra kita pergi."

"Tidak! Tidak! Husk! Putraku.. Jangan tinggalkan Mama sayang." Shinye meremat perutnya yang rata.

Tanpa mereka sadari ada seorang anak kecil berumur 7 tahun yang terdiam kaku di ujung pintu, dia terus menyalahkan dirinya sendiri atas kematian adiknya.

---

"Mark?"

"Hm?"

Haechan memeluk Mark dari samping, dia mengendus bau tubuh Mark yang ternyata sangat memabukan.

Candle Light [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang