prolog

3K 267 54
                                    

sewaktu-waktu, kita perlu bicara. empat mata, di kedai kopi langgananmu. ditemani rintik hujan yang kian menderas.

kamu datang. duduk di hadapanku. aku tersenyum, dan kamu menunduk sebagai balasannya.

aku mengenggam tanganmu. dengan cepat, kamu menarik tanganmu. menghindar.

lalu, kami pulang. dengan tangan yang tak lagi bergandengan. dengan satu payung yang kini tak lagi digunakan bersama.

kamu berkata, 'tenang, ini hanya sementara. ketika masalahnya sudah selesai, maka kita akan kembali bersama'.

baik. aku percaya. tetap menjaga hati untukmu. bagiku, kalimatmu tadi adalah sebuah amanat. untuk tetap menjaga hati untukmu.

lalu, kemana perginya kamu? dua tahun yang lalu, kita berada di kedai kopi ini.

aku menyeruput kopi. sang barista berkata, lima belas menit lagi kedai akan tutup.

aku tersenyum kecil, "tak apa, nanti biar aku bantu kamu membereskan kedai ini."

lalu, selesai.

tahun lalu adalah tahun terakhir aku meminum kopi di kedai langgananmu. seminggu setelah aku meminum kopi di sana, kedai dikabarkan tutup.

alasan utama tentu pengunjung yang semakin minim.

aku merindukanmu.

bisakah kamu kembali dan mengatakan jika semuanya sudah selesai?

bisakah kamu kembali dan mengatakan jika semuanya sudah selesai?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"hey, pelan-pelan, sakit!"

pria berlesung pipi itu mendelik. ia memelankan pijitan tangannya. sangatlah menyebalkan ketika sang kakak menyuruhnya memijit punggungnya. padahal, ia bukan tukang pijit.

kata kakaknya, lebih baik dipijit oleh adik sendiri ketimbang dipijit oleh tukang pijit. kebanyakan dari tukang pijit itu mesum.

dipikir, adiknya memang mesum. tapi, apa berani melakukan hal tak senonoh pada kakak sendiri? yang ada dia langsung diusir dari rumah. lagi pula, adiknya ini tak menyukai wanita.

"sudah cukup, pijitanmu membuat punggungku semakin sakit."

si pria berlesung pipi itu berhenti, ia menopang dagunya. rumah yang digunakan sebagai tempat berteduhnya selama ini kini terasa membosankan.

"jaehyun, aku sungguh merindukanmu tiga tahun yang lalu."

jaehyun—si pria berlesung pipi—itu menoleh. "aku sekarang dan aku tiga tahun lalu tetap sama, tidak berubah," ucapnya.

kristal—nama kakaknya jaehyun—terkekeh kecil. "mungkin kau tidak menyadarinya, lain hal denganku, ibu, ayah, dan kerabat dekatmu jaehyun. aku mengerti jika kau percaya kekasihmu itu, tapi jika sudah tiga tahun, bukankah rasanya dia pergi meninggalkanmu begitu saja?"

"bagiku, mau dia pergi selama sepuluh tahunpun, aku akan tetap menunggu karena aku yakin, dia orang yang akan menepati janjinya. aku sangat yakin soal itu," ucapnya.

kristal menyunggingkan senyuman kecil. ia menepuk bahu jaehyun.

"jangan dipaksakan jika hatimu sudah lelah. cepat tidur, sudah malam." kristal kemudian pergi menuju kamarnya.

dan jaehyun tersenyum kecil. "tidak ada kata lelah bagi jaehyun untuk menunggu seorang peri kecilnya kembali," teriaknya.

kristal yang mendengarnya dengan jelas tersenyum lagi. sepertinya, apa yang dikatakan jaehyun benar. kekasih jaehyun bukanlah orang yang suka mengingkari janji.

tbc,
mini story 'bout jm. anw, cerita ini emang lowercase. stay health n wuff u♡ swOrry for ma bad english(。•́︿•̀。)

7 september 2020

tentang kita [jaemark]✔️Where stories live. Discover now