01

198 20 56
                                    






Ponselnya terus saja berdering, mengusik ketenangan tidur. Meraba sekitar tempat tidur, mencari keberadaan benda yang mengganggu itu.

"Hallo?" suara khas bangun tidur.

"YAK! JUNG CHAEYEON! KAU BELUM BERANGKAT?" teriakan dari seberang sana membuat dia membulatkan matanya, seluruh nyawanya terkumpul kala mendengar suara itu.

"Mati aku..."

"Iya, kau akan mati jika dalam setengah jam tidak berada di taman kota." Ancam orang itu, membuat Chaeyeon beranjak dari tempat tidur dan segera mandi.






Tergesa keluar dari rumah, coat nya pun belum sempurna melekat pada tubuh. Berlari kecil menuju halte, berharap jika dia datang bus pun sampai di halte jadi dia tidak perlu menunggu lama.

Sesuai dengan harapannya, bus baru saja berhenti saat dia sampai di halte. Tanpa menunggu lama, Chaeyeon segera naik.

Bus cukup penuh, dan dia pun terpaksa berdiri. Menghela napas lelah, lumayan berlari dari rumahnya menuju halte bus.

Hanya lima menit, Chaeyeon turun di halte berikutnya. Melirik arloji, dia bernapas lega karena masih ada limabelas menit lagi.

"Aigoo... hari ini dingin sekali." Asap tipis terus saja mengepul setiap kali dia bernapas, menggosokkan tangan pun percuma karena tak berpengaruh sama sekali.

Chaeyeon melangkah menelusuri trotoar, tidak banyak kendaraan yang berlalu lalang di jalan. Terhenti diujung jalan, irisnya menatap traffic light yang masih berwarna merah.

Warnanya berubah jadi hijau, dia segera melanjutkan langkahnya. Melirik arloji yang melingkar dipergelangan tangan kirinya.

Dia semakin mempercepat langkahnya menuju taman kota yang berjarak sekitar setengah kilometer lagi. Namun langkahnya mendadak terhenti saat telinganya menangkap lirihan isak tangis.

Si pemilik marga Jung yakin jika telinganya masih berfungsi dengan baik, lantas dia pun segera mencari sumber suara itu untuk memastika jika telinganya memang tidak salah.

Dan tidak membutuhkan waktu lama, netra Chaeyeon menemukan seorang gadis yang tengah menundukan kepalanya dibalik pohon. Sepertinya gadis itu yang menangis.

Pikirannya menyuruh untuk meninggalkan gadis itu, namun berbeda dengan hatinya yang menyuruh mendekati sang gadis.

Benak dan batinnya tengah berseteru saat ini. Memejamkan mata, lalu dia menghela napas pelan. Kali ini rasa kemanusiaannya menang.

"Hah~ baiklah." Dengan langkah terpaksa dia pun menghampiri gadis yang sedang menangis dibawah pohon.

Berjongkok dihadapan gadis itu, mensejajarkan tinggi tubuh mereka. Perlahan Chaeyeon menepuk bahu gadis itu.

Dan itu membuat gadis yang tengah menangis semakin menundukan kepalanya seakan enggan menatap siapa yang menyentuh bahunya.

"Hey, aku orang baik. Tenang aku tidak akan menyakitimu." Suara deep milik Chaeyeon membuat gadis itu meredakan isakan tangisnya. Terdiam sejenak sebelum mengangkat kepalanya.

Perlahan gadis yang menangis itu mendonga, menatap Chaeyeon dengan kedua mata sembab dan memerah.


{2}You And Me Before Us |Chaekyul|Where stories live. Discover now