024

17.7K 1.8K 142
                                    

"MAMA!!!"

Bella tersenyum lebar dengan tangan terentang menyambut Aji yang berlari ke pelukannya. Bella membalas pelukan erat Aji hingga mereka tertawa pelan. Aji mendongak menatap sang Mama lalu tersenyum lebar, "Kangen~"

Bella tersenyum gemas, "Mama juga kangen Aji."

"Aji lebih kangen Mama!"

"Masa sih?"

"Iya Aji kangen kangen kangeeeeeen sama Mama~"

"Iya sekarang Papa di lupain gitu aja. Aduh sakit hati nih Papa dibuang anak sendiri. Kalo gitu nanti Papa main PS sendiri--"

Edgar melangkah mundur satu langkah saat Aji menerjangnya dengan pelukan erat, "Aji juga kangen Papa~"

Edgar mengangkat satu alisnya lalu menatap Aji yang kini mendongak menatapnya. Aji tersenyum lebar hingga matanya menyipit, "Kan Aji udah kangen sama Papa, berarti nanti Aji di ajak main PS kan?"

Bella menahan tawanya sementara Edgar tersenyum masam dengan tangan yang menepuk kepala anaknya lembut.

"Terserah Aji deh. Nenek sama Kakek mana?"

"Di dalam. Sedang berbicara dengan Paman Jeffry."

Edgar tersentak, pantas saja kedua orangtuanya meminta ia dan istrinya segera datang.

"Kalau begitu ayo masuk."

Edgar menggendong Aji lalu menarik tangan Bella untuk mengikutinya. Di ruang keluarga telah berkumpul kedua orangtuanya serta Kakak perempuannya. Tak lupa seorang pria tampan dengan kemeja santainya.

"Kak Je."

Mereka serentak menoleh pada Edgar dan tersenyum. Tyana sontak berdiri dan menghampiri mereka, "Aji sama Bibi dulu ya. Kita buatkan Mama Bella kue yang seperti Aji buat kemarin."

Aji mengangguk antusias lalu turun dari gendongan sang Papa. Anak lelaki itu menghadap Bella dan tersenyum, "Mama! Aji buatkan kue dulu ya~"

Bella mengangguk pelan dan memperhatikan Aji yang digandeng Tyana berjalan menuju dapur. Tangannya ditarik sang suami pelan agar duduk disalah satu sofa.

Suasana terasa kurang nyaman hingga membuat Bella sedikit takut. Papa Edgar berdehem lalu menatap Bella, "Bella?"

"Iya Pa."

"Papa rasa Edgar udah ngomong kan ya? Soal keluarga kamu."

Bella mengangguk ragu lalu menatap sang Papa mertua, "Tapi aku gak mau harta Pa."

"Ini bukan masalah harta lagi Bella. Ini tentang pelaku pembunuhan yang hidup nyaman selama puluhan tahun."

Ucapan sang Papa mertua membuat Bella tersentak, "Pembunuhan?"

Edgar menggenggam erat tangan sang istri, berusaha memberikan wanita cantik itu ketenangan.

"Bella, perkenalkan saya Jeffry Dreopolingga Guntara atau panggil saja Jeffry. Dan saya adalah putra sulung Guntara, pengacara pribadi keluarga Mareta yang diberhentikan secara tak terhormat beberapa tahun lalu. Ada beberapa hal yang harus saya sampaikan secara langsung kepada anda mengenai Bapak Sean dan Ibu Aisha."

Bella menatap pria dengan lesung pipi itu tak mengerti. Bella beralih menatap suaminya dengan pandangan panik, "Kak!"

Edgar tersenyum tipis, "Jangan panik, aku disini disamping kamu."

"Bella?"

Bella menatap Papa dan Mama mertuanya yang tersenyum tipis, "Kamu gak sendiri. Ada Mama dan Papa, Kak Tya, Aji dan suami kamu. Tenang ya sayang."

Mama [HyuckRen] ✔️حيث تعيش القصص. اكتشف الآن