ini udah berakhir 'kan?

22.2K 2.3K 424
                                    

kepala haruto pusing karena hanbin sama sohibnya, mingyu, kompak banget nempeleng kepala dia.

ini karena haruto yang ngomong ke jeongwoo soal sidang. begitu waktu makan malem jeongwoo bilang mau dateng jadi saksi di persidangan lusa.

orang tua mingyu kaget dong, padahal niatnya mereka baru mau ngomong besok pagi. dengan pertimbangan setelah jeongwoo selesai konsultasi sama psikiater.

atas izin hakim, jeongwoo gak ikut sidang dari awal. dia bakalan masuk nanti kalo uda dipanggil. jadi sekarang jeongwoo lagi sama haruto yang masih cemberut karena ditempeleng dua abangnya.

"woo sakit woo." rengek haruto manja ke jeongwoo.

jeongwoo gak jawab apa-apa selain ngusap pelan kepala haruto. pikiran dia lagi melayang, penasaran sama sidang yang lagi berlangsung.

haruto tau ada yang lagi ngeganggu pikiran jeongwoo sampe bikin cowok imut itu diem aja. haruto langsung masang wajah serius begitu natep mata kosong jeongwoo.

"berenti mikirin hal yang gak guna. stop stressing out woo." kata haruto ngerangkul pundak jeongwoo.

"gue lagi nyoba to, tapi..." kata jeongwoo ngegantung.

"gausah mikir aneh-aneh. cukup pikirin mau makan apa nanti, mau ngelakuin apa lo setelah ini. lo mau main? sokin ke lotte world. lo mau renang? kita packing nanti buat ke pantai. gimana? apa abis ini mau mampir beli nasi padang?"tanya haruto mencoba ngalihin pikiran jeongwoo.

jeongwoo nurut dan ngangguk beberapa kali.

"saudara jeongwoo, silahkan masuk." tiba-tiba seorang petugas minta jeongwoo masuk. haruto dan jeongwoo auto berdiri.

sebelum masuk jeongwoo ngegenggam tangan haruto erat-erat bikin haruto mikir apa jeongwoo masih belom siap buat masuk. tapi waktu haruto mau ngomong, jeongwoo udah masuk ke dalam ruang sidang.

haruto nyusul dan berdiri di sebelah jeongwoo.

"saudara jeongwoo adnandya arman,  apa anda bersedia bersumpah bahwa semua kesaksian anda adalah kebenaran tanpa dibuat-buat?" tanya hakim pada jeongwoo yang berdiri di tengah persidangan. dari ekor mata dia jeongwoo bisa liat bokap tiri dia yang duduk di kursi roda di sebelah kanan ruang sidang.

"saudara jeongwoo, tolong jelaskan kronologi kejadian yang ada ketahui atas pembunuhan saudari anjani." pinta jaksa yang duduk di sebelah kiri jeongwoo.

ruang sidang begitu hening karena jeongwoo tidak langsung menjawab. dia beberapa kali harus narik nafas panjang sampai satu suara ngeganggu dia.

"dasar anak jalang."

coba tebak siapa yang ngomong kayak gitu? orang tua bangka yamg duduk di kursi roda dengan tangan digips dan penyangga leher itu masih sanggup mencaci jeongwoo.

"dari sore sampe malem saya pergi untuk membantu sepupu saya, bang woojin buat ngerjain tugas kuliah. saya pamit pulang sekitar jam 7 dan sampai di rumah setengah jam kemudian. waktu saya dateng ke rumah, saya heran. rumah saya keliatan sepi. ibuk ngga mungkin keluar karena penglihatan malam ibuk sedikit kurang baik. 

dan ibuk punya kebiasaan selalu membuka pintu rumah kalo saya belum pulang. tapi hari itu, pintu rumah ditutup dan dikunci. saya punya kunci cadangan dapat membuka pintu dan saya melihat─huffftt saya melihat orang itu mencekik hufftt─..." ucapan jeongwoo keputus karena dia narik nafas panjang berkali-kali bikin haruto sama keluarganya khawatir.

"gausah pura-pura gitu, kalo mau cerita gausah pake mikir gitu." komen bokap tiri jeongwoo yang langsung ditegur hakim.

jeongwoo natep datar orang yang udah ngebunuh ibuknya itu. dan tanpa melepas pandangan dia, jeongwoo ngelanjutin cerita dia.

dare 💀 hajeongwoo  [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang