MIRIS

19 1 2
                                    



"Dan peristiwa itu adalah saat dimana semesta tega mengakhiri kisahnya yang bahkan belum sempat terbentuk"


Acaranya baru saja dimulai. Tapi, gadis berkacamata itu masih duduk diam merenungkan sesuatu yang ia bingungkan. Ia ragu untuk masuk ke ruangan itu. Karena sebelum gadis itu duduk di kursi sana, ia harus menyerahkan kado yang ia bawa kepada sang peraya pesta.

Dag, dig, dug hatinya berdegup kencang. Karena rupanya gadis itu masih sibuk berdebat dengan otaknya sendiri mengenai bagaimana sikap yang baik untuk memberikan kadonya kepada laki-laki itu.

Nah, aku punya ide! Batin gadis itu ketika sebuah ide melintas di pikirannya.

"Nandaaa...," teriak gadis itu memanggil temannya, namun temannya tak menoleh. Sambil melambaikan tangan ia berteriak lagi dan akhirnya teman si gadis itu menyaut sembari bertanya kenapa. Gadis itupun menghampiri temannya dengan ragu.

"Nan, aku nitip kadoku ya. Aku mau langsung pulang," ucap gadis itu. Padahal sebenarnya gadis itu ingin sekali memberikan kadonya secara langsung, tapi ia terlampau malu untuk melakukannya.

"Loh, kok buru-buru ly, di kadonya ga ada nama dari kamu juga?," tanya temannya heran sambil membolak-balik kado dari gadis itu.

"Oh, gapapa dah nan. Aku lupa ngasih namanya pas di rumah," gadis itu tersenyum sok santai, tapi tetap terlihat dari raut wajahnya kalau ia sedang tegang. Gadis itupun pamit dan temannya pergi lalu masuk ke dalam antrian pemberian kado.

Eits, gadis berkacamata itu belum pulang rupanya. Ia sedang mengintip temannya di depan kaca transparan itu.

Kini temannya sedang berada di urutan ke empat. Sebentar lagi teman si gadis itu tiba untuk menyerahkan kadonya (dan kado si gadis itu tentunya). Gadis itu gemetar.

Temannya maju ke urutan ke tiga.

Dag, dig, dug, dag, dig, dug. Gadis itu menggigit kuku tangannya.

Lalu, urutan ke dua...., tambah cepat degupan hatinya.

Dan, satu. Tibalah temannya di posisi urutan pertama. Gadis itu menunduk lalu mengintip dari belakang meja makan dan yang tersisa hanya matanya yang nongol dan fokus memperhatikan peristiwa itu.

.   .   .

Kado itu sudah mendarat di tangan laki-laki itu beberapa detik lalu. Dan kini laki-laki itu entah sedang berbincang apa dengan teman si gadis berkacamata ini yang jelas, gadis ini sedang gemetar sekarang. Kini wajahnya semakin memerah padam.

Tiba-tiba.

Gadis itu berlari keluar dari restoran secepat kilat. Entah apa yang sudah dia lihat. Akupun tak menyadarinya. Yang pasti, inilah saat dimana gadis itu terakhir melihat laki-laki itu untuk lima tahun lamanya.




_________________________________________________________________

اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

makasih banyak buat yang udah baca. 

maaf juga buat semua kesalahan... 

mohon maklumi saya (sang pemula yang kini sedang belajar sembari berjuang merubah diri)

terus dukung saya yaaa, lewat do'a juga saya syukuri :D

JANGAN LUPA BERSYUKUR HARI INI

semoga Allah me-ridhoi semuanya. AMIN...


Dayita(ku)Where stories live. Discover now