6.) Mulai dekat

48 31 29
                                    

Satu-satunya -mahadewi

Aku tau, setiap kata yang kamu keluarkan hanya candaan. Tapi apa kamu tau? Candaan itu selalu bisa membuatku terluka ketika aku sadar semua hanya omongan tanpa tujuan.
-Lilulu

***

Saat ini Lulu, Yudha beserta adik mereka sedang berjalan menuju keluar gerbang (gerbang sekolah ye bukan gerbang kebangkitan wkwk).

Gerbang sekolah sedang ramai-ramainya karna banyak yang pulang sekolah dan belum lagi kakak kelas 6 yang sedang istirahat memadatati tukang jajan di luar gerbang sekolah.

Gerbang sekolah sedang ramai-ramainya karna banyak yang pulang sekolah dan belum lagi kakak kelas 6 yang sedang istirahat memadatati tukang jajan di luar gerbang sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kira-kira seperti inilah pemandangan nya. Padat banget kan?

"Mau beli mainan dong kak" pinta dewa pada Lulu pada saat mereka melewati Abang tukang mainan.

"Yah, uang kakak udah abis dek. Nanti aja ya jajan dirumah" kata Lulu memberi pengertian kepada adiknya.

"Gak mau, mau beli robot kak" dewa mulai merengek.

Lulu bingung harus bagaimana, mana abang tukang mainannya sengaja ngeluarin robot yang gede lagi. 'astagfirullah Abang mainan, Abang berdosa banget🙂' batin Lulu menggerutu.

Yudha yang melihat itu tidak tega. "Pake duit gue aja lu" kata Yudha seraya memeriksa kantungnya.

"Ehh gak papa yud?" Tanya Lulu gak enak padahal mah seneng banget adeknya dibayarin mainan apalagi sama Yudha jadi kayak di pilem-pilem tuh yang adeknya dibayarin mainan sama pacarnya wkwk halu mulu si Lulu mah.

"Iya gapapa biar cepet pulang" kata Yudha to the point.

"Yeayy makasih pacarnya kakak" kata dewa polos.

Lulu yang tadinya tersenyum langsung melunturkan senyumnya mendengar penuturan adiknya.

"Jadi kakak kamu pacaran sama Abang aku?" Tanya Nita adiknya Yudha dan diangguki oleh dewa.

'Anjir, gue dibilang pacarnya Yudha, pasti Yudha tersinggung nih' batin Lulu

Entah apa yang merasuki Yudha, dia sama sekali tidak marah malah dia senang bisa dekat dengan adiknya Lulu.

"Sama-sama dek" ujar Yudha tersenyum.

Tanpa mereka sadari ada seorang gadis yang sedang membeli pentol (bukan kekeyi tapi) dibalik tukang mainan itu, melihat interaksi antara mereka yang terlihat akrab gadis itu terlihat kesal dan bergegas pergi meninggalkan pentol yang sudah dibungkus abangnya itu.

Terlalu BerharapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang