❝Kita adalah seamin yang tidak akan pernah berubah menjadi seiman ❞
🕊D I F F E R E N C E🕊
"Kita berhenti aja, ya?"
"Yang seagama aja berat, apalagi kita, Nadh."
"Tolong, aku gak mau ambil kamu dari Tuhanmu."
"Raga kita d...
D I F F E R E N C E . . . Prologue Happy Reading y'all-!!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Hai Abim, ku harap kau bahagia. Sesuai bagaimana aku meminta dengan berdoa ke Tuhanku."
"Terima kasih atas do'a mu, Nadhira. Aku sudah bahagia. Do'a mu telah di dengar oleh Tuhanku. Terima kasih banyak. Aku hanya bisa berdo'a yang terbaik untukmu."
"Meskipun kita tak menjadi satu, aku selalu berdo'a untuk kebahagiaanmu. Kau adalah Istiqlal terindah, untukku."
"Hai, Nadh. Aku disini."
"Rambutmu basah, abis sholat ashar, ya?"
"Jarak masjid dan gereja hanya beberapa langkah, tapi saat Nadhira lihat Abim di masjid, kita terpisah sangat jauh."
"Nadh, tasbih di tanganku gak bakal bisa menyatu sama salib yang mengalung di lehermu."
"Kita berhenti aja, ya?"
"Tapi, Nadhira sayang sama Abim."
"Yang seagama aja berat, apalagi kita, Nadh."
"Tolong, aku gak mau ambil kamu dari Tuhanmu."
"Raga kita memang dekat, tapi saat aku memandangmu keluar dari gereja, rasanya begitu jauh."
"Semoga kamu bisa mencari pengganti aku yang seiman sama kamu, ya?"
"Tapi Nadhira masihsayang kamu."
Kita memang berbeda Tuhan sudah memberi takdir bahwa kita tak bisa bersama
Kamu yang seharusnya tak tergapai Atas segalanya kita berbeda Atas segalanya kita tak bisa bersatu Atas segalanya Tuhan tak mengizinkan kita satu
Perbedaan yang tak dapat disamakan Perbedaan yang tak bisa dianggap remeh Atas segalanya lagi lagi ku tekankan
Bahwa, kita tak akan bisa sama
Aku yang berdzikir dan bersholawat
Dan kau yang menyanyikan lagu rohani
Aku yang bersujud kehadapan Rab ku
Dan kau yang bersembahyang dengan menautkan kedua tangan
Aku berdoa dengan membuka telapak tanganku
Kau berdoa dengan mengeratkan tangan
Aku yang terus menggulir tasbih
Dan kau dengan salib mu
Aku Istiqlal Dan kau Kathedral
Kita hanya bisa berdampingan layaknya masjid Istiqlal dan gereja Kathedral,
Tak akan bisa menjadi satu.
Kita adalah seamin yang tak akan pernah berubah menjadi seiman.
Andai Istiqlal dan Kathedral mempunyai nyawa,
Mungkin mereka diam-diam jatuh cinta satu sama lain.
Seperti orang yang berkunjung ke Kathedral, jatuh cinta kepada orang yang berkunjung ke Istiqlal.