Thank You

76 10 1
                                    

Hujan tadi sore meninggalkan bau yang kusenangi. Bau hujan.

Malam itu, aku merindukan Bob. Ah tidak, aku merindukannya setiap hari, setiap detik. Setelah melihatnya didepan mataku pun masih membuatku merindukannya. Aku tahu ini terdengar sangat berlebihan namun yang kurasakan adalah benar.

Aku memandangi punggung lebar Bob yang sedang mencuci peralatan makan malam kami.

Dia banyak bercerita tentang kesehariannya selama lima bulan terakhir sejak kami bertemu. Bisa ku katakan dia mendapatkan 'healing' yang dibutuhkannya. Menghabiskan waktu bersama orang tuanya dikampung halaman dan melakukan hal-hal yang ingin dia lakukan. Dan juga memamerkan kulitnya yang belang padaku dengan senyum indahnya.

Pria itu tidak pernah mengingkari janjinya. Aku tahu dia kelelahan, namun dia tetap datang menemuiku malam ini.

"Makasih ya." Ucapku sambil melingkarkan kedua lenganku di badan besar Bob dari belakang.

Kata 'Terima kasih' mungkin tidak akan pernah cukup untuk semua yang dia telah lakukan kepada orang lain. He deserve something more than that words. Even the world didn't deserves him.

Dia mungkin terlihat tanggung dan kuat dari luar tapi sesungguhnya hatinya rapuh dan mudah tersakiti. Tidak akan ada yang mengira bahwa Bob merupakan salah satu orang yang mudah tersentuh dan menangis.

Dia penuh dengan ambisi, namun kadang kala ambisinya itu melukai hatinya. Bersama dan mengenalnya selama hampir empat tahun tidak membuatku mengetahui Bob yang sesungguhnya. Dia masih penuh dengan misteri.

Dan kuharap di kemudian hari, dia tidak menyimpannya sendirian lagi.

"Terima telah menjadi Bob yang ku kenal."

Through A Day With Bob 🐻Where stories live. Discover now