4. Rahasia Kaichou

512 40 16
                                    

Warning! Part kali ini mungkin mengadung adegan dewasa! *tp ga tau jg si :v *

Hari itu, Robin telah pulang sekolah dan langsung pergi ke Cafe tempatnya bekerja.

Ia kini sudah mengenakan seragam aka setelan maid-nya sambil menyiapkan hidangan dan sesekali memberi sambutan hangat pada pengunjung yang baru datang.

Cukup lelah memang karena selama seharian harus terus tersenyum, namun Robin sangat amat menikmati pekerjaannya.

-
Malam telah tiba, kini Cafe tersebut sudah sepi dan sebentar lagi tutup.

"Robin-chan, kau belum ganti pakaian?" Tanya Nami yang melihat Robin masih berseragam maid dan masih berada di dapur

"Nanti setelah aku selesai membuang sampah" Robin mengangkat dua kantong kretek hitam yang besar dan berisi sampah.

"Mau ku bantu?"

"Tidak perlu, ini tidak berat kok" Robin membuka pintu belakang lalu keluar sambil menenteng kantong sampah di kedua tangannya.

"Baiklah kalau begitu aku duluan ya, Robin-chan~" Nami mengenakan jaketnya lalu pergi lewat pintu depan.

Sementara itu, kini Robin sudah berada di dular atau lebih tepatnya di depan tempat sampah.

"Aku heran, kenapa mereka menaruh tempat sampahnya jauh sekali dari Cafe? Apa karena bau mungkin ya??" Robin menggumam sendiri sambil memasukkan sampah yang di bawanya ke dalam tempat sampah yang besar.

Robin POV

"Wah, belum pernah aku melihat maid cantik buang sampah sendirian~"

Suara ini.. aku sangat kenal dengan suaranya, tapi kenapa nadanya sedikit berbeda dari yang biasa kudengar?
Langsung saja aku membalikkan badan, dan ternyata benar saja dugaanku orang yang barusan bicara adalah Kaichou.

Tapi tunggu dulu, dia saat ini terlihat sangat berbeda dari biasanya. Pakaiannya sedikit terbuka, tatapannya tajam... ah Iya, dia tidak pakai kacamata seperti biasa.
Pantas saja dia terlihat berbeda, aku baru tahu kalau Kaichou juga bisa terlihat se*** begini.

"Ka - Kaichou, kau barusan mengejekku ya..~?" Nada bicaraku tidak jelas, entah kenapa melihat tatapan tajamnya membuatku jadi gugup.

Dia menyeringai, lalu semakin mendekatiku aku pun mundur untuk menjauh tapi di belakangku ada tong sampah, akhirnya langkah kakiku berhenti. Aku sudah mentok, sedangkan Kaichou sudah mengunci pergerakan ku.

"Ayo kita bermain, Maid~" bisiknya tepat di depan telingaku.

Jujur saja, mendengar suara bassnya dengan hembusan nafas di telinga seperti itu membuat sakit jantung. Rasanya jantungku sedang bersalto saja, dan aku yakin sekali kalau wajahku saat ini sudah seperti tomat siap panen lantaran kedua pipiku terasa panas.

Kaichou menarik pinggangku dengan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya mengelus pipiku. Ia kini mulai mendekatkan wajahnya.
Seumur hidup aku belum pernah di sentuh seperti ini oleh laki - laki, karena biasanya aku yang menyentuh. Ya, aku lebih suka mencium daripada di cium.

Dan apa yang terjadi saat ini? Aku masih terbelalak ketika Kaichou mencium bibirku. Tapi aku diam, karena jika aku mundur lagi mungkin aku akan masuk ke tempat sampah.

Aku berusaha mendorong tubuh Kaichou, namun ketika aku melakukannya dia malah menghisap bibirku dan mulai melumatnya.
Aku akhirnya terlena, dan mulai menutup mata menikmati setiap tindakan yang di lakukan Kaichou pada bibirku.

Normal POV

"MARIMOOO!!!!"
Seorang pemuda berambut kuning tiba - tiba berlarian ke arah Zoro, ia dengan segera manarik tubuh Zoro dari belakang membuat Zoro terpaksa melepaskan ciumannya dengan Robin.

"SIALAN!!" umpat Zoro.
Dengan sigap pemuda itu langsung menendang kepala Zoro, membuat Zoro meringis sambil mengusap kepalanya.

Robin hanya diam sambil memperhatikan mereka berdua.
Kini pemuda dengan halis spiral itu langsung memasangkan kacamata Zoro yang sedari tadi di pegangnya.

Kini Zoro sudah mengenakan kacamatanya. "Sanji-san, apa yang terjadi??" Ujarnya dengan nada bicara yang berbeda.

Robin terkejut melihat perubahan sikap Zoro yang kembali normal. Ia pun melirik ke arah pemuda yang di panggil Sanji tadi.

"Maaf nona, aku juga tidak bisa menjelaskan. Hanya saja, Marimo itu akan bertindak kebalikan dari biasanya ketika tidak memakai kacamata" Sanji membungkuk. "Nona maid yang cantik, boleh aku tahu siapa namamu~?"
Ketika Sanji menegakkan kembali badannya, ia terkejut melihat Robin yang sudah mencium Zoro tepat di depan matanya.

"Oi! JANGAN BERCIUMAN DI DEPANKU!!!" Bentak Sanji, kali ini ia sangat emosi.

Namun Robin tak mengindahkan perkataan Sanji, ia masih asyik melumat, menjilat, dan menghisap bibir Zoro.

Akhirnya Sanji pergi, ia terus menghentak kan kakinya ke tanah sambil mengumpat.

Robin melepaskan ciumannya.

"Hah.. Robmmnnh~" Zoro terengah, namun Robin langsung memasukkan lidahnya ke dalam mulut Zoro yang terbuka.

Perang lidah terjadi di dalam mulut Zoro, dan itu membuat kepala Zoro terasa pusing darahnya serasa naik ke otak.
Tes.. dan akhirnya Zoro pun mimisan, Robin melepaskan ciuman ganasnya.

"Kau tadi menciumku, aku hanya membalas mu 2×" ucap Robin santai.

Tbc

Karakter Zoro disini terinspirasi dari Anime UtaPri, hehe..
Semoga OOC dapet bgt(?)
Jaa~
Jangan lupa, vote+komen..

KaichouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang