Aɴԍԍʀᴇκ

230 33 0
                                    

ꜰʟᴏᴡᴇʀᴇᴢ―ᴀɴɢɢʀᴇᴋ
ꜱᴡᴀɴ'ꜱ ᴄᴏʟʟᴀʙ
ʜyᴩɴᴏꜱɪꜱ ᴍɪᴄ © ᴋɪɴɢ ʀᴇᴄᴏʀᴅ, ᴏᴛᴏᴍᴀᴛᴇ, ɪᴅᴇᴀ ꜰᴀᴄᴛᴏʀy
ᴍᴀɪɴ ᴄʜᴀʀᴀᴄᴛᴇʀ ɪꜱ ᴋᴀɴɴᴏɴᴢᴀᴋᴀ ᴅᴏᴩᴩᴏ
ꜱᴛᴏʀy ʙy ʜᴀɴᴀᴀᴍᴊ

━━━━━━━━ ✤ ━━━━━━━━

━━━━━━━━ ✤ ━━━━━━━━

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

━━━━━━━━ ✤ ━━━━━━━━


Di mata seorang Kannonzaka Doppo, kamu tengah menyambutnya dengan senyuman secantik rembulan.

"Okaerinasai (お帰りなさい), Doppo-kun." Badan bergeser mempersilakan sang suami masuk ke dalam kediaman. Tas hitam kini berpindah tangan kepadamu. Bobotnya dapat dikatakan cukup berat, mengingat isinya hanyalah lembaran-lembaran kertas. Maka dari itu, kamu tidak rela kalau Doppo harus menanggung beban lagi, padahal ia telah pulang untuk mengistirahatkan diri. Raut wajahnya nampak kelelahan, seperti biasanya.

Doppo memang penat, namun untuk sekedar menampakkan segaris kurva melengkung di wajah tanda pembalasan rasa bahagia, ia akan melakukannya, seberat apapun itu. Rela demi kamu.

"Ah, iya. Tadaima (ただいま), [Name]." Pria itu sempatkan untuk mengelus puncak kepala sang hawa dengan lembut. Rasanya begitu nyaman. Kamu menyukai segala sisi manis dari dirinya. Tidak peduli pendapat orang di luar sana, bagimu, Doppo adalah orang yang sangat penyayang. Ia begitu berharga. Siapa bilang ia tidak berguna? Omong kosong. Jangan hanya menilai ia dari luar saja.

"Masuklah. Suhu di luar akan semakin mendingin."

Ia masuk. Tangannya menggapai sepatu untuk melepaskannya. Kamu berjalan menuju sisi meja, meletakkan tas berat itu di atasnya. Matamu menangkap kehadiran sang suami yang berjalan terhuyung. Astaga, pasti lelah sekali. Tidak bisa dipungkiri kalau kamu juga pernah merasakan hal yang sama seperti yang dialaminya, mengingat bahwa kamu waktu dulu juga wanita karir yang bekerja sebagai pekerja kantoran berbasis gaji. Begitu sulitnya mencari pekerjaan di Jepang era modern ini, mau tidak mau, pekerjaan haruslah didapatkan, demi berjuang untuk hidup.

Sekarang kamu hanyalah seorang ibu rumah tangga. Berperan sebagai seorang istri, sekaligus sebagai seorang ibu bagi Kannonzaka kecil keluarga ini―yang kini, ia sudah terlarut dalam mimpi. Tadi, ia sempat berkata bahwa ia akan menunggu ayahnya pulang. Namun, apa daya kala mata berwarnakan biru pirus pekat turunan sang ayah sudah tidak kuat lagi menahan kantuk. Alhasil, kamu memaksa ia untuk segera masuk ke kamarnya.

Doppo dulu mengatakan padamu, kalau selepas menikah, ia ingin agar kamu berhenti dari pekerjaan itu. Namun, itu hanyalah saran. Ia menyerahkan segala keputusan sepenuhnya padamu. Kamu hanya menurut patuh pada Doppo. Kalau itu adalah perkataannya, maka itu akan menjadi keputusan terbaik. Meski kadang kala, kamu sesekali merasa tidak enak diri, bahwa saat ini hanya ia seorang yang mencari nafkah. Begitu ia tahu kamu pernah merasa gundah, pria itu langsung meminta maaf karena merasa bahwa ialah penyebab kamu merasa begitu. Pada akhirnya, jadilah kamu yang harus memberhentikannya untuk memohon maaf.

Flowerez ― Anggrek | ᴋᴀɴɴᴏɴᴢᴀᴋᴀ ᴅᴏᴩᴩᴏWhere stories live. Discover now