NUMBER THIRTEEN

322 31 0
                                    

GUA BERHARAP BANGET CERITA KALI INI BERHASIL SAMPAI ENDING. DAN SEMOGA LANCAR. MAKANYA GUA HARAP BANGET VOTE DAN KOMEN KALIAN. KALIAN KOMEN NEXT JUGA GUA DAH SENENG KOK :) SETIDAKNYA GUA ADA SEMANGAT BUAT NULIS DAN UPDATE. KALIAN SENENG GUA JUGA HEHE.

ENJOY THIS STORY!!!

-13-

Jaehyun menatap Taeyong yang sudah terlelap di sampingnya. Pria manis itu ia selimuti dengan jaketnya agar angin AC tidak membuatnya terlalu kedinginan.

Jaehyun makin merasa bersalah saat mata cantik itu sembab akibat ulahnya. Mata itu memerah setelah hampir setengah jam menangis sebelum akhirnya terlelap di dekapan Jaehyun.

Pria bertubuh tinggi itu menghentikan mobilnya. Ia menatap Taeyong yang perlahan-lahan akan bangun.

"Eungh? Sudah sampai?" Gumamnya masih setengah sadar.

"Kita sampai." Jawab Jaehyun sambil membuka sabuk pengamannya.

"Wahhh! Bagus banget!" Taeyong seakan lupa apa yang terjadi sebelumnya, kini ia sudah berjalan menaiki tangga-tangga di depannya, meninggalkan Jaehyun dengan barang bawaannya.

"Satu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Satu... Dua... Tiga... Empat... Lima..." Taeyong terus menghitung anak tangga yang ia naiki dengan nada berhitung yang sangat menggemaskan. Jaehyun sampai menahan diri agar tidak menarik pria mungil itu kedalam dekapannya. Taeyong terlihat seperti anak TK yang baru belajar menghitung. Benar-benar semenggemaskan itu, bro!

"Jae, masih jauh gak?" Tanya Taeyong yang berdiri beberapa meter dari Jaehyun.

"Sebentar lagi. Kenapa? Capek?"

"Heeh..." Taeyong mengangguk lucu sambil mengerucutkan bibir tipisnya.

"Mau gua gendong?" Tawar Jaehyun.

"Enggak! Jalan aja, hihi." Taeyong kembali melanjutkan langkahnya. Dia laki-laki, tapi langkahnya benar-benar pendek seperti perempuan. Lihat kaki ramping dan mungil itu! Berbanding terbalik dengan kaki kekar milik Jaehyun.

"WOAAAAAHHH! BAGUS BANGET!!" Taeyong tak henti-hentinya tersenyum lebar. Pria itu benar-benar lupa pada apa yang terjadi beberapa jam yang lalu padanya. Senyum lebar yang manis itu terukir di bibirnya.

"Kakak suka?" Tanya Jaehyun yang sudah duduk di bawah pohon besar di atas tebing itu.

"Suka! Makasih, Jaehyun!" Taeyong berdiri di samping pagar pembatas. Dia menghirup udara yang masih bersih ini. Tak lupa ia beberapa kali mengambil selca dan foto pemandangan sebagai kenang-kenangan.

Jaehyun hanya duduk sambil memakan cemilan yang tadi ia beli.

Iseng, Jaehyun mengambil ponselnya dan mengambil gambar Taeyong yang tengah tersenyum.

"Jaehyun!" Teriak Taeyong.

"Jaehyun!" Teriak Taeyong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mati gua!"

"Apaan sih?"

"Lu foto gua kan?! Iya kan?!" Taeyong berjalan mendekati Jaehyun.

"Enggak! Geer banget!"

"Awas aja lu!" Taeyong duduk di dekat Jaehyun dan mengambil cemilan milik Jaehyun.

Jaehyun yang asik bersandar memilih untuk mengupload foto Taeyong yang sempat ia dapatkan.

Jaehyun yang asik bersandar memilih untuk mengupload foto Taeyong yang sempat ia dapatkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mau selfi lagi...arghhh!"

"Kenapa?"

"Baterainya habis." Taeyong mengerucutkan bibirnya.

"Nih, pake hape gua aja."

"Nanti memori hape lu habis, kan mau gua pake..."

"Udah, pake aja! Lagian gak pernah diisi apa-apa kok."

"Beneran?! Lu gak bosen? Gak dengerin lagu atau nyimpen foto, berkas penting, atau film di sini?"

"Di rumah ada laptop sama ipad ngapain di simpan di hape? Udah, pake aja!"

"Oiya, gua lupa. Lu kan orang kaya."

"Yang kaya tuh orang tua gua, bukan gua."

"Halah alasan." Taeyong menatap pemandangan di depannya dengan tenang. Hingga tanpa sadar langit mulai mengoren dan matahari akan tenggelam.

"Argh! Mau video!"

"Pakai aja, kak!"

"Makasih, Jaehyun!" Taeyong dengan bahagianya merekam saat matahari mulai tenggelam. Senyumnya terukir lebar hingga ia tidak sadar Jaehyun menatapnya.

"Senyum lu bahkan lebih indah dari sunset, bu."

Sekitar pukul 18:15, mereka sudah dalam perjalanan pulang. Taeyong susah terlihat sangat kelelahan setelah sebelumnya banyak mengambil foto sunset dan dirinya sendiri tentunya. Jaehyun tak keberatan sama sekali ponselnya di gunakan pria bermarga Lee tersebut. Ia malah senang karena ia tak perlu mengambil foto pria itu lagi dari jauh.

Drrtt...
Jaehyun menatap ponselnya yang berbunyi.
"Kak, tolong angkat telponnya." Kata Jaehyun.

"Oh? Iya." Taeyong mengambil ponsel Jaehyun di dasboard lalu melihat siapa yang menghubungi Jaehyun.

"Halo."

"Ada, tapi dia lagi nyetir."

"Jae, ini dari Johnny." Kata Taeyong. Jaehyun menghentikan mobilnya di pinggir jalan lalu mengambil ponselnya.

"Halo,"

"Apa?! Oke, gua kesana setengah jam lagi."

"Kenapa, Jae?"

"Kak, gua terpaksa bawa mobil ini laju, kakak bisa tutup mata dan pegangan yang erat."

Taeyong sebenarnya ragu dan takut. Tapi ketika melihat wajah Jaehyun yang tiba-tiba berubah rautnya membuat Taeyong mengiyakan saja perkataan pria itu. Ia berdoa saja dalam hati agar ia selamat sampai tujuan tanpa ada luka sedikitpun. Dia masih ingin hidup.

"Oke." Jaehyun tersenyum tipis. Ia mengusap kepala Taeyong sebentar lalu kembali fokus pada tujuannya.

~ Senior ~


Setelah membersihkan diri, Taeyong membaringkan tubuhnya di kasur. Ia menatap keluar jendela kamarnya. Langit malam terlihat cerah di penuhi bintang. Dan entah kenapa hatinya menghangat seketika saat mengingat apa yang terjadi hari ini.

"Tapi, kenapa Jaehyun buru-buru ya? Apa dia ada pekerjaan dengan Johnny?" Gumam Taeyong. Entah kenapa panggilan Johnny tadi seperti mengatakan ada hal yang sangat penting dan mendesak. Atau mungkin bahaya? Ah, opsi terakhir itu sepertinya tidak mungkin. Jangan sampai Jaehyun kenapa-napa.

"Astaga! Lu mikirin apaan sih, Lee Taeyong! Lu itu seme! Ingat! Lu seme! Bisa-bisanya gua baper sama seme. Argh!" Taeyong memeluk boneka gajahnya dan segera tidur dengan selimut tebal bergambar anak anjing membalut tubuh mungilnya.

Btw, seme gak punya semua hal itu, Lee Taeyong.

Tbc

Vote komennya jangan lupa yaa. Masih ada typo typo maaf namanya juga manusia kwkw

✓ 𝕊𝕖𝕟𝕚𝕠𝕣 |ℂ𝕙𝕒𝕟𝕓𝕒𝕖𝕜|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang