Prolog

8.2K 762 183
                                    

| BACA NOTE DI BAWAH!!!! |

PERHATIAN!!!!

Ini cerita SHOUNEN AI. Yaitu kisah romansa antara laki laki dengan laki laki. Jadi, buat yang gak suka, silahkan PERGI dari book ini. Kalau kalian masih penasaran, silahkan lanjut, tapi resiko ditanggung oleh dirimu sendiri. Terimakasih!

Cerita ini juga akan mengandung ucapan kasar. Kalau kamu merasa tidak suka, sekali lagi, silahkan pencet tombol back dan tinggalkan book ini.

Perlu diingat bahwa penulis hanya menuangkan ide cerita yang dimiliki. Semua sikap, sifat murni dibuat untuk kepentingan cerita dan tidak ada sangkut pautnya dengan orang asli. Terimakasih.

Kalau kamu merasa oke, setuju dengan semua hal yang aku tandai di atas, let's get started!

-

-

-

-

-

-


Hari itu, suasana kantin begitu ricuh. Antara pembeli, penonton, penjaga hingga petarung berbaur menjadi satu. Di bagian sisi kantin manapun siswa berusaha berebut antrian dekat penjual, yang sudah berhasil dapat reward dari hasil bertarung berusaha keluar dengan berteriak, "Air panas! Air panas!" padahal si, bohong.

Di ujung kantin dekat pintu masuk juga beberapa siswi cekcok perihal tempat duduk. Tidak jarang ada adegan jambak menjambak sehingga pada akhirnya tidak jadi untuk istirahat dan makan. Sementara di ujung satunya lagi tampak tenang karena sudah mendapat tempat duduk dan makan dengan tenang.

Hanya satu posisi yang menjadi perhatian. Tepat di tengah kantin letaknya. Para murid bergerombol saling mendorong satu sama lain demi bisa berada di posisi depan untuk melihat satu meja yang sudah ditempati dua remaja laki laki. Dengan supporter satu sama lain menyerukan nama keduanya.

Bagaimana tidak, anak pindahan -masih berbau Australia- itu menantang atlet kebanggaan sekolah mereka dengan sangat percaya diri seakan-akan bisa mengalahkan sang kebanggaan.

"Jake, serius nih? Dia atlet bro, sering olahraga." Teman Jake mengguncang bahunya pelan, "Elu kan kerjaannya rebahan mulu anjir. Mana bisa menang."

"Heh, gini gini gue ngegym ya." Sahut anak yang dipanggil Jake, percaya diri. Ia memukul dadanya bangga. Wajahnya tampak tengil seakan sudah pasti dia akan menang.

Jake kemudian meregangkan tangannya, melakukan pemanasan pemanasan kecil.

"Yang kalah, jadi pihak bawah."

"Deal."

"Aduh, si anjir."

"1, 2, 3, go!"





















"TIDAAAAAAAAAAK!"

"Gua bilang juga apa anjim."

"INI TIDAK MUNGKIN!!!."

"MASA GUA KALAH DARI PARK-CUNGKRING-SUNGHOON?"

"So, should you be my submissive, Jake?"

"AAAAAAAAAKK."




-

-

P A N C O | SungjakeWhere stories live. Discover now