💌Surat Untuk Cinta Pertama💌

163 10 11
                                    


___________________

Yogyakarta, 28 September 2020

Dear, kamu ...

Sebuah awalan mengapa aku menulis surat cinta ini.

Hai, semoga kamu selalu baik-baik saja, ya. Aku minta maaf jika surat ini mengganggumu. Tapi, hanya ini yang bisa ku lakukan agar kamu tahu bagaimana perasaanku. Sebab, aku tidak memiliki nyali tinggi untuk mengungkapkan lewat suara. Maka, kuputuskan untuk menuangkannya dalam secarik kertas ini. Semoga, goresan tinta yang berisi aksara ini mewakili apa yang ingin aku ungkapkan kepadamu.

Aku kikuk jika berada di dekatmu, apalagi harus berbicara denganmu dan menatap mata indahmu itu. Iya, mata indahmu seperti lubang segitiga bermuda yang membuat orang, termasuk aku hanyut terseret ke dalam. Aku terperosok sekaligus terpesona.

Pertemuan kita waktu itu terbilang singkat, kamu ingat kan ketika kamu menyerahkan notes biru laut milikku yang tertinggal di kantin Fispol? Kamu meneriakkan namaku dengan sebutan 'mbak'. Saat kamu melontarkan sebuah kata yang cukup singkat itu, kamu berhasil memporakporandakan hatiku. Setelah pertemuan itu, Tuhan mempertemukan kita lagi. Saat itu juga kita selalu berdiskusi mengenai isu-isu dunia. Aku bahagia ketika kamu mulai melontarkan kata, diiringi senyum tulusmu itu.

Ketika awal pertama kali aku melihatmu,
Yang terbayang di pikiranku hanya kamu,
Senyum manis kamu,
Suaramu yang begitu dalam tapi menenagkan,
Dan mata indah kamu, jika tersenyum selalu tertarik ke atas membentuk bulan sabit.

Ah, entah lah, aku tidak memiliki alasan khusus. Aku tidak tahu apa yang ku suka darimu, atau apa yang membuatku menyukaimu. But, i can stop thinking about you. Tatapan tulusmu itu memberiku harapan.

Kehadiranmu di dunia ini memberikan banyak warna, seperti pelangi yang mejikuhibiniu. Aku sangat berterima kasih pada Tuhan dan juga ibumu. Terima kasih, karena telah menghadirkanmu.

Aku belum pernah jatuh cinta sebenarnya, dan aku tidak percaya yang namanya cinta pertama. Namun ... ketika aku melihatmu, hatiku berkhianat. Aku menjilat ludahku sendiri.

Tahu tidak? Sejak pertama aku melihatmu, rasa yang tersimpan di hatiku semakin tumbuh, seperti bunga yang disiram dan diberi pupuk. Sampai detik ini, aku mencintaimu. Awalnya, aku sedikit ragu mengenai perasaan yang muncul dengan tiba-tiba layaknya jin milik aladin. Namun ... keraguanku memudar, dan hatiku yakin, kalau aku benar-benar jatuh cinta denganmu.

Aku mencintaimu sejak pertama kali aku melihatmu.

Teruntuk kamu, cinta pertamaku.
Aku hanya ingin jujur dengan perasaanku.
Aku menyukaimu,
Aku mencintaimu,
Aku ingin memilikimu,
Aku ingin tertawa bersamamu,

I'm gonna make you mine, that's what a queen do.

I have crush on you,
Dan ketika aku berada di dekatmu, duniaku terasa berbeda.
But with you it's different.

Ketika kamu sudah membaca surat ini, dan kamu bertanya-tanya,
How could it be?
Maka aku akan menjawab,
Karena ... hatiku memilih kamu. Hati ini lemah, tidak bisa disetting layaknya laman instagram.

Untuk kamu, aku tahu di luar sana banyak sekali perempuan yang menyukaimu. Aku merasa kecil jika di lingkaran itu. Terkadang aku bertanya-tanya dengan diriku sendiri. Apakah aku pantas untuk bersanding denganmu? Sebab, aku hanya permpuan yang biasa saja. Tidak seperti perempuan cantik di luar sana. Tapi ... boleh kah aku berharap sedikit saja? Tolong ... izinkan aku masuk ke dalam hidupmu.

Jujur, aku lega setelah menulis surat ini. Aku boleh menuntut sedikit tidak? Kalau aku ingin kamu membalas surat ini, agar kegelisahanku ini terjawab. Terserah kamu mau membalas apa, dan bagaimana. Yang jelas, aku tidak menuntut lebih. Aku juga tidak berharap kisah ini seperti romantic drama, dan berakhir happy ending. Ini terdengar konyol memang.
Aku juga tidak berharap seperti novel teenlit, di mana sang perempuan dan laki-laki bertabrakan atau bertemu dan saling jatuh cinta, lalu berakhir menjalin kisah asmara. Ah, entah lah. Aku bingung bagaimana menjabarkannya.

Yang jelas, setidaknya aku sudah mengungkapkan semua yang aku rasakan selama ini. Aku lega.

Dari aku, yang mencintaimu selalu.
___________________

Sepucuk Surat Untuk DiaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora