ᝰ SIDE O2 :: HWANG HYUNJIN

625 173 75
                                    

Hwang Hyunjin
𝐓𝐡𝐞 𝐜𝐚𝐬𝐭𝐥𝐞 𝐛𝐮𝐢𝐥𝐝𝐞𝐫

"Kalau saja Areum punya kakak yang becus, dia tak akan pergi seperti ini!!"

Hyunjin berjalan gontai menatap langit malam yang kelam. Lagu sedih terus berputar dari handphone, berenang-renang di kepala Hyunjin dengan bebas.

Ia menatap sungai Han di bawah sana dimana kepingan salju akan ikut menyatu menjadi wujud air. Pasti dingin, walaupun ini awal musim, tapi tetap saja.

"Areum sudah tidak ada, dan itu salahmu."

Hyunjin benci suara-suara itu. Bahkan ia harus meremas kepalanya sendiri, rasanya ia muak.

Yang ada di kepala Hyunjin hanya bagaimana ibunya berteriak di depan wajahnya, menyumpahi Hyunjin yang disebut-sebut sebagai penyebab kematian sang adik—Areum.

"Kau bisa tinggal disini sebentar? Kakak akan kembali sebentar lagi, oke?"

Hyunjin benar-benar yakin ia mengatakan itu pada Areum setelah menyadari manik lugu itu menatap lurus ke arah penjual permen kapas di ujung jalan.

"Kenapa kau tak bisa menjaganya dengan baik!? Kenapa kau tinggalkan dia sendirian?!"

Kaki Hyunjin mulai lemas, ia berakhir bertekuk lutut di trotoar jembatan. "Aku tidak tau... Aku minta maaf..." ucapnya merasa bersalah.

Tepat saat Hyunjin mendapatkan gulali ditangannya, ia mendengar sang adik berteriak kegirangan, berlari menyebrangi jalan tanpa-

BRRRAKK!

Dan disitulah mimpi terburuk Hyunjin dimulai. Orang-orang mulai berteriak padanya, semua bersikap seolah Hyunjin telah melakukan kejahatan paling kejam didunia, dan yang paling buruk—ia kehilangan bidadari kecil kesayangannya.

Areum pergi karenanya, dan ia pantas mendapatkan ini semua.

"Benar...Areum pergi karena aku, dan aku tak pantas..." ia mengangkat pandangan, berbalik badan menatap pagar pembatas setinggi bahu ini.

"...aku tak pantas hidup."

Hyunjin memanjat, berdiri di atas pagar besi yang ikut membeku, berniat menghukum dirinya sendiri.

Liquid bening mulai jatuh saat angin yang datang dari arah bersamaan juga nampaknya ikut mendorong ia untuk jatuh ke depan.

Bahkan semesta pun ingin ia mati, begitu pikirnya.

"Kau pantas untuk mati... Kau pantas, sangat pant-"

Tepat sebelum Hyunjin membuat tubuhnya oleng ke depan, seseorang menarik bagian belakang kemeja putihnya yang terjuntai, melambai-lambai karena angin meniup.

Ia tersungkur di trotoar, orang itu mendatanginya, lalu berjongjok menyamakan tinggi.

"Kenapa... Kenapa tak membiarkan aku..." tangan kanannya menjadi alas, menenggelamkan wajahnya yang sudah basah karena air mata.

Orang itu tersenyum, "Kau yakin? Air di sungai sekarang terasa sangat dingin, tidak mau menunggunya sampai agak hangat sedikit?"

Hyunjin berfikir, apa-apaan orang ini?

"Kau yakin tak mau melihat musim semi tahun ini?"

Orang itu membantu Hyunjin bangun—tanpa ada asa yang mengiringi tiap hembusan napasnya, menepuk-nepuk lutut Hyunjin untuk sekedar menghilangkan pasir dan debu yang menempel.

prunus mume, straykids ✔Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum