Emosi

603 75 11
                                    

"Hinata, lo gak pulang?" tanya Sakura yang sudah bersiap keluar untuk pulang, karena acara juga sudah selesai, hanya tersisa orang-orang yang sedang mengabdikan moment.

"Emang Sasuke di mana?" tanya Naruto.

Hinata menggeleng. "Gue pulang kok sebentar lagi, gue gatau Sasuke di mana," jawab Hinata sembari mendengus. Sasuke menyuruh Hinata untuk pulang bersamanya, tetapi sekarang cowok itu entah ke mana.

"Gue sama Sai pamit pulang dulu, ya. Guys!" seru Ino yang mendapat anggukan dari yang lainnya.

Hinata mengubah posisinya dari berdiri menjadi duduk, kalaupun Hinataa mau, ia bisa langsung pulang sekarang ini, banyak yang menawarinya untuk ikut pulang bersama, termasuk Shino dan Kiba.

"Hin, yuk pulang sama gue aja," ucap Neji yang sedari tadi menemani Hinata, cowok itu sepertinya tidak tega untuk meninggalkan sepupu kesayangannya itu.

"Iya, Hin. Lo gak capek apa?" timpal Tenten.
"Gue gak papa, Sasuke sebentar lagi ke sini, kalian pulang aja dulu. Kak Neji, cepat bawa Tenten pulang, pasti Tenten cape!" jawab Hinata dengan mendorong punggung Neji, ia bukan anak kecil lagi yang perlu di khawatirkan.

Sampai sekarang jantung Hinata masih saja berdebar, ia penasaran, apa yang akan dikatakan Sasuke.

Terpaksa Neji mengalah, ia sudah tahu kalau sepupunya itu sangat keras kepala, walaupun dalam hati ia sedikit kesal dengan Sasuke karena membuat Hinata menunggu lama. "Oke, tapi kalau Sasuke belum ke sini juga, lo harus telepon gue!"

"Iya-iya, Kak Neji jangan buat Tenten menunggu!" ucap Hinata dengan kekehan, entah apa maksdunya.

Tenten mendelik kesal, tetapi ujung-ujungnya cewek itu ikut terkekeh.

Sebelum mereka benar-benar pergi, Hinata menarik Tenten dan membisikkan. "Ten, selamat digantung."

Tidak masuk akal, tetapi Tenten mengerti yang diucapkan Hinata. "Hin, selamat dijemur." Setelah membalas Hinata dengan mengatakan itu, Tenten menjulurkan lidahnya mengejek.

Bosan hanya duduk dan menunggu tidak jelas, Hinata memutuskan untuk mencari Sasuke, awas saja, kalau ketemu ia akan memukul cowok tembok itu.

Salah siapa membuat Hinata Hyuuga menunggu.

Mulai dari toilet, entah toilet pria maupun wanita, sudah Hinata cek dan hasilnya nihil. Berlanjut ke balkon, di sini tidak ada siapapun. Bahkan Hinata sudah meneleponnya berkali-kali, tetapi sepertinya ponsel Sasuke mati.

Kemana lagi Hinata harus mencari?

Hinata ingat, gadis itu melangkah dengan cepat menuju parkiran, dan berharap Sasuke sedang menunggunya di mobil.

"Arggh!" kesal Hinata sembari memukul mobil Sasuke, di parkiran juga tidak ada, sungguh menyebalkan.

"Eh, lihat Sasuke gak?" tanya Hinata kepada salah satu siswa yang lewat di depannya.

"Sekarang engga, tapi tadi gue lihat dia di pinggir kolam renang belakang," jawab siswa itu setengah salah tingkah.

"Makasih, ya!" Hinata tersenyum lebar, gadis itu mengeluarkan kaca kecil dari tas untuk memastikan penampilannya, hatinya yang tadi kesal, perlahan membaik.
"

Apakah siswa tadi menipunya?

Di sini tidak ada Sasuke. Tidak ada orang lain selain dirinya di sini, hanya ada keheningan dan hembusan angin yang membuat gaunnya berkibar-kibar.

Sebenarnya Hinata takut, bagaimanapun ini sudah larut malam, bagaimana jika Sasuke belum juga menemuinya, bagaimana ia menjelaskan ke orang tuannya nanti?

Konoha high School(hinata Hyuuga) SELESAI ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang