🍃 Temen Kantor

371 65 3
                                    

🌸
________________________

🍁


Temen Kantor


🍁
_____________________

Terserah deh ada yang baca apa enggak book ini, yang jelas aku bakalan tetep update wkwkwk :v

Tapi buat kalian yang baca, jangan lupa tekan bintangnya ya buat ngasih vote!

Happy reading!

______________________

Lino tersenyum saat Hana datang bersama Chan dan Felix. Abin dan Samuel sudah datang sedari tadi.

Mereka mulai memesan makan. Bercerita banyak hal. Apapun itu selalu terdengar seru saat mereka sedang bersama. Sungguh makan malam yang sangat menyenangkan.

Hana duduk di antar Lino dan Chandra. Chan memanggangkan daging dan meletakannya di piring Hana.

"Makan daging yang banyak biar sehat."

Hana tersenyum. "Thank you bang Chandra."

"Kita juga dong bang! Masa Hana doang yang dikasih!" Felix dan Samuel menyodorkan piring mereka ke hadapan Chan yang langsung ditolak oleh Chan.

"Bakar sendiri 'kan bisa."

"Buatan bang Chan 'kan lebih enak. Abin juga pengen makan daging yang banyak biar sehat." Abin meledek Chan dengan kata-katanya.

Chan berdecih namun tetap memanggangkan daging untuk ketiga temannya.

Hana menyuapkan daging itu ke mulutnya. Kunyahannya melambat saat ia menoleh ke pada Lino dan mendapati lelaki itu tengah menatapnya. Hana menaikan alisnya seolah bertanya, 'ada apa?' namun Lino hanya menggeleng. Pemuda itu tengah memegang sendok yang diatasnya terdapat daging bakar yang masih hangat. Dengan ide jahilnya Hana mendekatkan mulutnya lalu memakan daging tersebut.

"Em, enak!" gumamnya tanpa dosa.

Lino hanya terkekeh melihat tingkahnya. Lino menambahkan sayur ke piring Hana membuat gadis itu meluruhkan bahunya. Ia tidak terlalu suka sayur, tapi jika Lino yang memberinya ia harus menghabiskannya.

"Biar sehat," bisik Lino.

"Gue udah sehat, ya!" balas Hana. Lino kembali terkekeh.

Chan yang mendengar teman di sampingnya sedang bisik-bisik menoleh.

"Kalian kenapa?"

"Hah?" Hana yang kaget tersedak makanannya. Buru-buru Lino mengambilkan minum untuknya.

"Makan tuh pelan pelan Hana! Dasar babi!" ledek Felix.

"Elo tuh yang babi!" Hana tak mau kalah.

"Udah udah! Ini tahun terakhir kalian di universitas tapi kelakuan masih kaya bocah." Chan menengahi.

"Kalian gak bisa akur kaya Abin sama Samuel?" tanyanya.

Abin dan Samuel yang mendapat pujian dari kakak tertua menyeringai sambil berangkulan. Tak lupa memeletkan lidah meledek Hana dan Felix.

"Lino?" Suara seseorang tiba-tiba menginterupsi mereka. Sontak semuanya menoleh.

"Beneran Lino ya?"

"Lagi makan malam keluarga?" tanya gadis itu lagi.

"Heum. Kamu ngapain di sini?"

"Kamu?" Hana bertanya tak percaya. Lino memanggil gadis itu dengan sebutan 'kamu'?

No More Dream [Minsung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang