Forehead

584 77 5
                                    

Chanyeol menekannya sehingga ciuman itu terasa begitu dalam. Pria itu tidak peduli dengan Junmyeon yang hampir kehabisan napas.

Ia hanya peduli pada caranya mencurahkan perasaannya. Baru saja dengan gamblang ia mengatakan bahwa ia mencintai Junmyeon dan teganya pria kecil itu mematahkan hatinya dengan penolakan.

Napas Junmyeon pun terengah ketika akhirnya bisa melepaskan ciuman paksa itu, ia kemudian menatap Chanyeol dengan benci.

"Tidak seharusnya kau melakukannya padaku!" Bentaknya.

Chanyeol hanya ingin Junmyeon merasakan cinta yang tidak bisa ia tahan sendiri.

"Kau tidak merasakan gejolaknya?"

"Gejolak apa?!" Junmyeon merasa kembali di lecehkan. Memang ini adalah kebodohannya sendiri untuk datang ke rumah Chanyeol.

"Ciuman itu tulus, Kim Junmyeon. Aku tidak tau lagi bagaimana cara menahan perasaan ini padamu. Aku sangat menginginkanmu." Tibalah pernyataan itu akhirnya membuat suasana semakin tidak mengenakan.

Junmyeon yang takut mulai mencari cara agar bisa keluar dari rumah ini dengan aman. "Bisakah kau menggunakan ketulusanmu itu untuk mencintai istrimu sendiri? Ku mohon Presdir Park, pikirkan lah Nyonya Byun yang sudah menanti pintu hatimu terbuka sejak lima tahun lebih."

Suara gema pantulan sepatu hak tinggi wanita pun membuat mereka berdua menoleh. Pada awalnya Chanyeol sempat heran, tapi kemudian ia ingat kalau Baekhyun memiliki kunci juga atas rumah itu.

"Siapa yang memintamu untuk mengemis cinta suamiku untukku?" Tanya Baekhyun dengan nada yang lantang. Wajah wanita itu jelas tidak baik-baik saja. Lingkaran samar berwarna hitam di bawah matanya menandakan insomnia yang mungkin di alaminya.

Matanya berkaca-kaca ketika memandangi kedua orang pria yang sedang beradu argumen soal penempatan cinta yang benar.

"Aku akan menghargainya jika kau mengakui perbuatanmu yang telah mempengaruhi Junmyeon agar membenciku." Celetuk Chanyeol yang enggan menoleh ke arah Baekhyun.

Junmyeon dapat melihat tubuh Baekhyun yang ringkih dan sepertinya sedang tidak enak badan.

"Sama sekali bukan seperti itu Presdir Park! Maaf Nyonya Byun, aku nekad kesini karena ingin meluruskan satu hal yang harus suami mu mengerti." Junmyeon mengeraskan kepalan tangannya. Ia tidak gentar dengan tatapan maut Chanyeol yang seakan memburunya.

"Kau hanya tidak mau membuka hatimu untuk wanita yang selama ini menyimpan perasaan cinta padamu. Asalkan kau tau, aku pernah berada di posisi itu dan rasanya sangat menyiksa." Junmyeon seketika mengingat posisinya ketika hubungannya masih terjebak sebatas teman dan pekerjaan dengan Sehun.

"Kau sangat baik hati. Terima kasih untuk usahamu Sekretaris Kim." Puji Baekhyun yang pasrah ketika merasa kehilangan harga diri. "Tapi, aku kesini untuk memberikan tanda tangan persetujuan cerai kami."

Baekhyun melempar amplop itu hingga jatuh tepat di dekat kaki Chanyeol. Wajahnya memendam kekecewaan yang dalam.

"Aku tidak akan memaksanya lagi untuk menghabiskan waktu menyandang status sebagai suamiku. Aku tau pasti selama ini ia merasa muak." Baekhyun membalikkan tubuhnya dan bersiap untuk pergi.

Sementara Junmyeon menatap nanar satu-satunya peluang agar ia bisa selamat dari jeratan Chanyeol yang selalu mengejarnya.

Namun, baru beberapa langkah tubuh Baekhyun ambruk di dekat sofa. Sontak hal itu membuat Junmyeon lekas berlari dan memeriksa keadaan Baekhyun.

Tubuhnya begitu dingin dan berkeringat. Dugaannya memang benar, Baekhyun sedang tidak dalam kondisi yang sehat. Ia lalu memaksa Chanyeol untuk membawa Baekhyun ke rumah sakit.

Stuck With UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang